RadarJateng.com, Pendidikan – Pendidikan Profil Pelajar Pancasila merupakan salah satu sarana yang dapat meningkatkan sikap,pengetahuan dan keteraampilan, P3 memiliki pengaruh besar dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan pendidikan P3 di Sekolah TK dari dini , maka dapat tercipta generasi yang memiliki karakter berkualitas dan mampu mengaktualisasikan diri untuk menjadi salah satu dari ujung tombak peradaban berkemajuan bangsa dari dini.
Ada beberapa indikator yang menyebabkan pendidikan karakter anak usia dini terpuruk. Karena di lihat dari tingkat keberhasilan pendidikan disekolah. Pendidikan yang masih bisa dikatakan terpuruk tentunya akan membawa masalah yang sangat besar. Pengetahuan yang di raih anak belum menggambarkan karakter baik. Pendidikan karakter anak usia dini perlu dilakukan secara berkesinampungan di sekolah TK dan berkesinampungan pada jenjang sekolah selanjutnya. Akan dibawa ke manakah pengetahuan anak negeri tampa dasar akhlak yang baik kelak?
Di dalam media massa kerap kali diberitakan tindak kriminal hingga pernikahan di usia dini . Para pelaku tersebut ternyata kebanyakan masih berstatus sebagai pelajar. Melihat dari dua gambaran problem di atas tampak jelas bahwa pendidikan di Indonesia sedang menuju saat masa kritis dalam segala kondisi. Di dalam pendidikan usia dini (PAUD) yaitu di fase pondasi sangat membutuhkan sentuhan kegaiatan main di sekolah yang dipadukan dengan pendidikan karakter dan juga budi luhur. Dengan dipadukannya pendidikan karakter dalam pelajaran di sekolah maka profil pelajar pancasila tertanan dari dini pada anak.
Contoh Kegiatannya adalah :
Bergontong Royong. Dengan adanya pembiasaan karakter yang baik, inilah secara langsung membuktikan telah adanya benih karakter yang tertanam pada diri individu masyarakat, begitu pula dengan Anak usia dini akan tumbuh jadi anak yang mampu berfikir Hots dalam bermain serta berakhlak mulia.
Inilah yang menjadi ciri khas Anak sekolah dari dini (PAUD) Wawasan intelektual yang dipadukan dengan budi pekerti dapat menjadi modal tambah bagi Anak Usia Dini untuk sekolah ke tingkat yang lebih tinggi .Dalam mewujudkan semua itu berbagai kebijakan dibuat oleh Pemerintah dengan harapan dapat mengarahkan anak sedari dini menjadi unggul dalam segala bidang.
Mencintai Budaya Minang, Belajar tari Indang. Tiga elemen capaian pembelajaran Anak Usia Dini yaitu: Nilai agama dan berakhlak mulia, Jadi diri dan STEAM, serta jiwa kompetitif sebagai bekal bersaing secara sehat dengan pelajar pelajar dari negara lain. Anak mampu berfikir kritis di lingkungan mereka dan dapat memajukan/mengembangkan potensi daerah.
Salah satu kebijakan yang bisa dilihat adalah dibuatnya Kurikulum 2013 sebagai pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. dan di perbaharui menjadi kurikulum merdeka, yang mengandung makna bebas dalam mengembangkan potensi diri mereka dari dini. Di dalam dunia pendidikan sendiri perlu adanya inovasi baru untuk mengatasi permasalahan yang ada. Inovasi yang digunakan bertujuan untuk menciptakan generasi muda berkarakter, aktif, kreatif, dan kompetitif. Tujuan dari inovasi ini untuk menanamkan Profil pelajar pancasila pada diri anak. Di dalam sistem sekolah ini mengedepankan adanya perubahan dalam tiga hal pokok, yakni metode/Strategi pembelajaran, Media pembelajaran, dan Materi .
Dari pembahasan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam sistem sekolah yang ada perlu adanya pembelajaran inovasi di sekolah. Inovasi tersebut adalah dengan menggunakan Problem besed learning (PBL) adalah : model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan.Adapun dalam sistem ini mengedepankan metode pembelajaran, Media, dan Materi pembelajran Anak Usia Dini..
Di dalam pendidikan Indonesia sangat membutuhkan sentuhan materi sekolah yang dipadukan dengan pendidikan karakter dan juga budi luhur. Dengan dipadukannya pendidikan karakter dalam materi pelajaran maka asas negara akan penuh dengan kearifan. Hal ini karena benih-benih yang sudah tertanam dalam karakter bangsa adalah kondisi bangsanya yang penuh kearifan serta religiusitas masyarakatnya sangat tinggi.
Inilah yang menjadi ciri khas siswa Indonesia dengan siswa dari bangsa lainnya. Wawasan intelektual yang dipadukan dengan budi pekerti seharusnya dapat menjadi modal tambah bagi para pelajar Indonesia untuk lebih unggul.
Penulis, Yolmiwati, S.Pd Guru TK Pelangi, Kec. Lunang, Kab. Pesisir Selatan – Sumatra Barat.