RadarJateng.com, Pendidikan – Undang-undang nomor 20 tahun 2023 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1, butir 14 yang dinyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Anak usia 4 sampai 6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada direntan usia lahir sampai 6 tahun.
Anak usia dini merupakan anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis yang memiliki perkembangan bahasa motorik, intelektual, dan sosial emosional. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh karena anak usia dini merupakan fase yang fundamental dalam mempengaruhi perkembangan anak sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang aktif, rasa ingin tahunya tinggi, banyak bertanya dan senang bereksplorasi dengan lingkungannya , yang tercermin dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak (Sugiyono, 2004:24).
Pentingnya mengoptimalkan aspek-aspek perkembangan anak termasuk mengenal angka 1-10 usia dini. Pembelajaran pengenalan angka 1-10 yang sangat konvensional menyebabkan anak bosan dan tidak termotivasi dengan kegiatan mengenal angka. Oleh karena itu diperlukan media-media pembelajaran yang bervariasi dalam mengenalkan angka pada anak. Menurut Briggs dalam Mulyadi (1997: 21) “Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang anak untuk belajar”. Sedangkan media pembelajaran menurut Eliyawati (2005:9) adalah “Sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran”.
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan mudah bila dibantu dengan sarana visual, dimana 11% dari yang dipelajari terjadi lewat indera pendengaran dan 83% lewat indera penglihatan. Bentuk-bentuk stimulus bisa dipergunakan sebagai media diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia, realita, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara yang direkam.
Loose part adalah berbagai bahan yang dapat digabung, dipisah, dibawa, dipindahkan dan dirancang ulang. Dengan Loose Part, memungkinkan anak-anak untuk lebih kreatif dan aktif dalam menciptakan sebuah karya. Loose Parts merupakan bahan ajar yang dapat digunakan untuk mengeksplorasi 6 aspek perkembangan anak, baik dalam aspek perkembangan Nilai Agama dan Moral, Motorik, Kognitif, Sosial Emosional, Seni dan Bahasa. Media loose part dapat meningkatkan aspek perkembangan bahasa anak, media tersebut diantaranya bisa dengan tutup botol. Tutup botol dapat disusun menjadi angka, sehingga memudahkan anak untuk mengenal berbagai angka.
Media tutup botol merupakan tutup botol yang sudah tidak terpakai lagi, selain digunakan untuk media pembelajaran, media tutup botol yang digunakan dalam pembelajaran dapat mengurangi penumpukkan sampah plastik. Media tutup botol dapat digunakan utuk membentuk angka 1-10, menghitung benda dan membilang angka.
Penulis, Siti Khodijah Robiatul Adawiyah, S. Pd, Guur TK Bunga Tanjung, Kec. Pondoksalam Kab. Purwakarta – Jawa Barat