Menjadi Guru Matematika Idaman Siswa.

Ibu Anies Fadhilla, S. Pd, Guru SMK Negeri 1 Pringapus, Kab. Semarang – Jawa Tengah.

RadarJateng.com, Pendidikan Landasan pendidikan adalah cinta, sedangkan dasar pendidikan adalah Pancasila, sedangkan tujuan kurikuler dari pendidikan adalah cipta, rasa, karsa dan karya. Peran guru dalam proses kemajuan pendidikan sangatlah penting. Guru merupakan salah satu faktor utama bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari sisi intelektualitas saja melainkan juga dari tata cara berperilaku dalam masyarakat. Oleh karena itu tugas yang diberikan guru tidaklah mudah. Guru yang baik harus mengerti dan paham tentang hakikat sejati seorang guru. Pelajaran matematika masih menjadi momok bagi sebagian siswa.

Pelajaran yang banyak bersentuhan dengan angka ini sering dikaitkan dengan sesuatu yang sulit dan dinilai tidak realistis. Untuk mengatasi masalah tersebut, seorang guru dituntut untuk memiliki pemahaman yang baik terkait pelajaran matematika. Namun bukan hanya sebatas pemahaman, tapi juga perlu tahu bagaimana cara membuat pelajaran yang menyenangkan. Dan membutikan bahwa matematika bukan pelajaran yang tidak realita.

Jika seorang guru matematika melakukan pengajaran bukan pembelajaran, maka guru yang seperti ini tidak mempunyai tujuan lain selain melakukan tugas rutin yang diembannya. Tidak punya keinginan memperbaiki cara mengajar, tidak mau terlibat lebih jauh dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini guru hanya berperan sebagai pentransfer ilmu pengetahuan yang ia anggap penting bukan yang siswa anggap penting. Tidak berusaha menggali dan mendalami hal-hal menarik dari ilmu yang disampaikan. Akibatnya siswa pun tidak tertarik terhadap matematika. Siswa menganggap matematika adalah mata pelajaran yang kering, membosankan, menjenuhkan dan menegangkan. Sikap guru seperti ini, hanya sebagai pemberi perintah/instruksi sedangkan siswa harus menuruti instruksi tersebut. Peranan guru dalam pembelajaran matematika adalah mempersiapkan pembelajaran dengan melakukan penyederhanaan materi, memfasilitasi siswa untuk belajar dengan pembuatan bahan ajar dan media pembelajaran, mengorganisasikan tugas-tugas yang akan diberikan kepada siswa

Read More

Guru idaman adalah guru yang mampu mendidik muridnya dengan hati. Kunci untuk mendidik dengan hati hanya satu yaitu ikhlas. Ikhlas berbagi ilmu, Ikhlas berbagi kasih sayang, ikhlas medoakan murid-muridnya dan ikhlas mengajar karena Allah SWT. Aktivitas mengajar (pembelajaran) yang dilakukan guru itu perlu didasarkan pada niat ibadah. Dengan niat seperti itu, mengajarpun akan terasa enjoy (menyenangkan).

Menjadi seorang guru idaman oleh siswa merupakan cita-cita semua guru. Kedekatan antara murid dan guru sebisa mungkin harus dibangun agar proses pembelajaran bisa menyenangkan dan siswa juga akan merasa nyaman selama berada di dalam kelas. Karakter apa saja yang diidamkan siswa kebanyakan di sekolah yaitu: Pertama, Komunikatif. Seorang guru yang bersifat komunikatif siswa akan lebih mudah menyampaikan komunikasi. Siswa akan memposisikan dirinya sebagai siswa yang belajar sehingga akan lebih nyaman baginya untuk bertukar informasi dengan guru. Kedua, Memahami peserta didik. Guru yang disenangi oleh siswanya adalah guru yang mampu memahami perasaan anak didiknya. Guru adalah orang tua siswa di sekolah. Guru akan lebih mudah memahami kemampuan dan kendala yang dialami siswanya selama proses pembelajaran. Ketiga, Dinamis dan kreatif. Kreativitas seseorang memanglah berbeda-beda. Namun bukan berarti guru tidak perlu kreatif ketika mengajar. Guru mampu memberikan hal-hal baru dalam proses pembelajaran, akan meminimalisir rasa bosan siswa. Keempat, Humoris. Mengapa guru harus bisa bersifat humoris, suasana yang awalnya tegang akan kembali menyenangkan dengan adanya hiburan yang diberikan oleh guru.

Antusias siswa berdiskusi bersama dengan guru dan teman.

Guru matematika perlu mengetahui beberapa tips agar dapat menyampaikan pelajaran secara menyenangkan kepada siswa dan harapannya siswa ikut tertarik dengan pelajaran yang disampaikan. Beberapa tipsnya yaitu: Pertama, Pahami konsep dengan benar. Tanpa pengetahuan konsep yang baik, tentu saja guru tersebut tidak akan mampu mengajar dengan baik.Kedua, Mampu membuat matematika dekat dengan kehidupan nyata. Guru mempunyai tantangan matematika bagaimana cara membuat pelajaran matematika dekat dengan kehidupan nyata. Untuk itu, guru perly melakukan metode pengajaran yang tepat, menggunakan alat peran saat mengajar. Ketiga, Mengajar dengan teknik. Guru matematika perlu menunjukkan teknik yang akan membuat siswa asyik dalam belajar matematika. Misal dengan menerapkan game/ permainan ketika mengajar matematika.

Bagi guru idaman itu mengajar tidak hanya masuk ke kelas, bertemu dengan siswanya, belajar, melaksanakan tugas-tugas dan menertibkan segala hal yang diselesaikan kemudian keluar kelas dan pulang. Kalau hanya ini yang dilakukan guru, maka kita tidak perlu mengikuti pendidikan yang tinggi atau mengikuti pelatihan yang hebat. Guru idaman selalu dirindukan oleh siswanya, guru yang selalu memberikan kebaikan sekecil apapun kebaikan itu mampu mengarahkannya. Guru yang memiliki cita-cita besar untuk melihat siswanya terus tumbuh dalam ilmu dan budi pekerti, guru yang terus berupaya memotivasi anak didiknya untuk bermetamorfosa dan menyempurna menjadi insan yang mampu memberdaya dan mengaktualisasikan dirinya. Itulah sesungguhnya hal yang dimiliki oleh para guru idaman.

Untuk menjadi guru seperti ini maka muncullah nilai-nilai yang akan membuat kita menjadi guru bukan hanya menjadi guru biasa atau guru yang baik tapi menjadi guru yang luar biasa, bahkan menjadi idaman yang akan dikenang oleh banyak jiwa-jiwa pembelajar kita sepanjang masa. Beberapa nilai-nilai karakter guru idaman yang saya temukan dari sosok guru-guru senior dulu diantaranya kesabaran, kepedulian, rendah hati, jujur, bijaksana, kreatif dan komitmen. Nilai-nilai itulah yang menjadi langkah awal kita sebagai guru untuk menyeruak masuk ke potensi kecerdasan spiritual, emosional dan bahkan kecerdasan adversitas yang merupakan komponen dalam mempertajam sesitivitas jiwa kita sebagai guru.

Dengan berpegang pada nilai-nilai karakter tersebut yang direalisasikan dengan keahlian kita dalam teknologi, memungkinkan kita menjadi sosok guru yang dicintai siswa kita? Menjadi sosok guru idaman? Tentu saja. Maka siapkan diri kita, ambil napas, rileks, tersenyum dan mari kita mulai memunculkan nilai-nilai karakter tersebut.

Penulis, Anies Fadhilla, S.Pd Guru SMK Negeri 1 Pringapus, Kab. Semarang – Jawa Tengah.

Related posts