RadarJateng.com, Pendidikan – Pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar atau proses interaksi antara pendidik dan peserta didik yang melibatkan pengembangan pola berpikir peserta didik dalam memahami konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dan memecahkan masalah yang ada sehingga peserta didik diharapkan mampu untuk mengaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu cabang ilmu matematika adalah Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel (SPLTV). Secara umum SPLTV adalah merupakan suatu cabang ilmu matematika yang memuat kalimat terbuka yang diwakili oleh tanda-tanda atau huruf-huruf (misalkan; a,b,c,d atau x,y,z yang mewakili nilai tertentu). Berpangkat satu dan kurvanya berbentuk garis lurus. (e-Modul 2019 Direktorat Pembinaan SMA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
SPLTV dapat diterapkan dalam menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari, mulai dari mebuat model matematikanya sampai pada penyelesaiannya. Seperti halnya untuk menghitung harga masing – masing barang belanjaan yang tidak diketahui harga satuannya.
Dalam menghadapi abad-21 ini peserta didik harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) dan mahir dalam memecahkan masalah. Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning). Dalam Modul Matematika SMA/SMK yang diterbitkan oleh Kemendikbud menyatakan bahwa Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang dirancang agar peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah dan memilki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim.
Fase-fase dalam pembelajaran Problem Based Learning adalah :
Fase 1 : Mengorientasi Pada Masalah
Fase 2 : Mengorganisasikan Peserta Didik
Fase 3 : Membimbing Penyelidikan Individu dan Kelompok
Fase 4 : Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
Fase 5 : Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah
Penulis mengintegrasikan model tersebut dengan menggunakan pendekatan TPACK. Dalam pembelajaran berbasis PBL, diharapkan peserta didik lebih aktif, sehingga pembelajaran terpusat pada peserta didik. Dengan penggunaan TPACK diharapkan peserta didik bisa mendapatkan materi pembelajaran yang lebih banyak lagi melalui internet. Pujiriyanto (2019: 26) menyatakan bahwa, “TPACK merupakan kerangka pengintegrasian teknologi ke dalam proses pembelajaran yang melibatkan paket-paket pengetahuan tentang teknologi, materi, dan proses atau strategi pembelajaran.
Setelah mengimplementasikan model Problem Based Learning dan Pendekatan TPACK penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar peserta didik meningkat dan lebih baik dibandingkan pembelajaran sebelumnya.
Fase – fase dalam pembelajaran PBL:
Pada awal pembelajaran guru memberikan link video pembelajaran, PPT dan link e Modul sebagai bahan ajar peserta didik.
Fase 1. Orientasi Pada Masalah. Pada Fase 1 ini peserta didik diberikan suatu permasalahan yang nantinya akan mereka diskusikan dan pecahkan solusinya bersama kelompok masing-masing. Permasalahan yang dibuat adalah peserta didik diberikan beberapa nota belanjaan yang jenis barangnya sama, teteapi jumlah barang pada tiap – tiap nota berbeda. Peserta didik diminta untuk membuat soal kontekstual dan memodelkan dalam model matematika.
Fase 2. Mengorganisasikan Peserta Didik . Pada Fase ini, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dan diberikan LKPD terbimbing yaitu membuat soal kontekstual dan memodelkan kedalam model matematika. Setiap kelompok terdiri dari 5 s.d 6 peserta didik.
Fase 3 Membimbing Penyelidikan . Pada Fase ini, guru berkeliling ke setiap kelompok untuk membimbing penyelidikan, agar peserta didik sesuai dengan tujuan yang diharapkan pada tahap ini guru sedang menerapkan kombinasi tecnological knowledge dan pedagogical knowledge (TPK). Pada fase ini juga peserta didik bebas berdiskusi dengan memanfaatkan bahan ajar yang telah diberikan oleh guru.
Fase 4 Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya . Pada fase ini peserta didik memberanikan diri untuk menyajikan hasil karya atau hasil diskusi di setiap kelompoknya. kelompok yang tidak sedang presentasi menanggapi hasil presentasi teman kelompok yang lain.
Fase 5 Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah. Pada fase ini, guru bersama peserta didik mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Ketika model PBL dan pendekatan TPACK ini diterapkan pada kelas X yang lain ternyata proses dan hasil belalajar peserta didik sama baiknya. Hasil evaluasi menunjukkan 80% peserta didik memperoleh nilai di atas KKM.
Dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa :
Pembelajaran SPLTV dalam memodelkan model matematika dari masalah kontekstual dengan model pembelajaran PBL dan pendekatan TPACK layak dijadikan praktik baik pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah. Dengan penyusunan Modul Ajar secara sistematis dan cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran PBL yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.
Penulis, Herlyna Agustiana, S. Pd Guru SMK Negeri 4 Pati, Pati – Jawa Tengah
Daftar Pustaka
- e-Modul 2019 Direktorat Pembinaan SMA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
- Pujiriyanto.2019.Peran Guru dalam Pembelajaran Abad 21.Jakarta:Kemendikbud