RadarJateng.com, Pendidikan – Sudahkah anak mengenal budaya bangsanya sejak dini? Atau sudahkah anak mengenal budaya di lingkungannya, di mana anak tinggal, dimana anak sekolah? Mengapa kita perlu mengenalkan budaya kepada anak – anak sejak dini? Misalnya budaya tariannya, nyanyian, bahasanya dimana anak tersebut tinggal.
Kota Tarakan adalah sebuah Kota di Propinsi Kalimantan Utara,Indonesia dan juga merupakan kota terbesar di Kalimnatan Utara. Tarakan juga dikemal sebagai Bumi Paguntaka, dengan semboyan Kota BAIS ( Kota Bersih aman Indah Sehat dan Sejahtera)
Kota Tarakan terdiri dari berbagai suku bangsa di Indonesia, penduduknya heterogen. Ada Jawa, Bugis, Toraja, Timur, Sunda, Batak, Palembang dan lain-lain, yang disebut sebagai suku pendatang di Kota Tarakan. Sementara ada suku asli Kota Tarakan yaitu Suku Tidung. Maka perlu pengenalan akan budaya lokal tersebut sejak dini dan terutama pada anak usia dini, anak pra sekolah. Karena dengan mengenalkan budaya, terlebih budaya bangsa sejak dini akan menjadikan anak mengenal bangsanya (asal orang tua anak), sehingga akan menumbuhkan rasa cinta anak terhadap bangsanya. Pada saat ini anak berada di Kota Tarakan sehingga diharapkan pengenalan budaya lokal suku Tidung harus diterima, dikenal dengan baik, sebagai budaya daerah dimana anak tinggal.
Dan sesuai dengan salah satu peribahasa, “Dimana Bumi Dipijak Disitu Langit Dijunjung “ yang berarti dimana kita tinggal maka disitulah kita harus menghargai dan menghormatri adat istiadat yang ada.
Berdasarkan Permendikbud no. 79 tahun 2014, mulok adalah mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal, hal ini dimaksudkan agar peserta didik terbentuk pemahamannya terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya.
Mengenalkan budaya bangsa dan daerah yang dimulai sejak dini, tentunya berawal dari lingkungan keluarga, berkembang ke lingkungan sosial sekitar anak. Sekolah menjadi salah satu lingkungan sosial yang mendukung anak untuk mengenal budaya. Nilai – nilai budaya harus diterapkan melalui pendidikan, lewat kurikulum maupun kegiatan – kegiatan yang ada disekolah.
Di TK Nur Amalia Kota Tarakan pun mulai mengajarkan anak-anak didiknya untuk mengenal budaya daerah bahkan melestarikannya dengan membiasakan menarikan Tarian Japin sederhana. Salah satu kegiatan anak-anak adalah dengan melakukan tarian Japin sederhana setiap hari Rabu wajib diikuti oleh semua anggota sekolah sebagai gerakan fisik di kegiatan awal sebelum masuk kelas. Selain itu juga dengan mengenalkan lagu anak-anak berbahasa daerah Tidung, dan juga mengenalkan beberapa nama panca indera dalam bahasa Tidung.
Sebagai contoh lagu sebagai berikut :
“Tupi Dako Limpung” (Topi Saya Bundar)
Tupi dako limpung
Limpung tupi dako
Kati nupo limping
Engko tupi dako
“Belubut Ku” (Balonku)
Belubut ku sino limo
Macom-macom warna no
Hijou, silou, kelabu, liya muda dan biru
Ngeladub belubut hijou…..doorr
Nyawo ku sangat kacou
Belubut ku kapung apat
Ku senangol mikang-mikang
Meskipun hanya sederhana tetapi pengenalan Budaya local sejak anak usia dini sangat berkesan bagi anak-anak. Ada kelucuan gerak disaat anak kesulitan mengikuti alunan music dan gerakan, memang tidak mudah tapi anak senang melakukannya.
Tidak perlu mahal, tidak perlu jauh, tidak perlu gengsi, atau malu-malu untuk belajar budaya daerah dan budaya bangsa. Mari bersama kita ajak anak – anak belajar budaya agar mereka mencintai negara Indonesia khususnya budaya bangsa, budaya daerahnya dimana anak tinggal.
Penulis, Yulisna, S. Pd Guru TK Nur Amalia, Kec. Tarakan Tengah, Kota Tarakan – Kalimantan Utara