RadarJateng.com, Pendidikan – Mengajarkan pendidikan agama sangatlah penting bagi anak usia dini. Karena anak usia dini adalah usia emas/golden age, dimana daya anak ingat dapat dengan mudah menyerap informasi dan pembelajaran baru tentang sesuatu hal contohnya peragaan manasik haji. Peragaan manasik haji pada anak usia dini disekolah PAUD pada dasarnya merupakan salah satu wahana memperkenalkan nilai dan praktik ibadah haji. Menurut Jean Piaget, semua anak memiliki pola perkembangan kognisi yang sama yaitu melalui 4 tahapan :sensori- motor, praoperasional, konkret operasional, dan formal operasional. Perkembangan anak usia dini merupakan tahap praoperasional. Dalam tahap ini adalah ketika anak tidak dapat memahami sesuatu tanpa dipraktikan terlebih dahulu.
Dengan kegiatan yang bernuansa keagamaan itu akan bermanfaat bagi mental dan spiritual anak didik. Berbicara soal pendidikan tidak hanya terbatas dalam pendidikan formal saja tetapi pendidikan dalam arti luas karena pendidikan yang kita idam idamkan bukan sekedar untuk membangun sumber daya manusia yang mumpuni dalam pengetahuan teknologi, tetapi juga manusia – manusia yang memiliki iman dan taqwa secara memadai. Salah satu upaya yang bisa ditempuh untuk m enbangun generasi beriman dan bertaqwa yaitu melalui kegiatan manasik Haji. Kegiatan manasik haji ini bertujuan untuk mengenalkan kepada anak konsep dasar manasik haji dan menanamkan pendidikan karakter agar anak lebih sabar, bertanggung jawab, dan mematuhi ajaran agamanya. Harapannya melalui kegiatan ini dapat memberikan kesan pada anak bagaimana pelaksanaaan ibadah haji yang sebenarnya. Meskipun ini baru istilahnya praktek tapi kami berharap nanti anak itu kelak dapat melaksanakan ibadah haji yang sebenarnya
Manfaat Manasik Haji untuk Anak Usia Dini Banyak dampak positif dari manasik haji yang diikuti oleh anak-anak. Beberapa diantaranya :
- Anak mendapatkan pengalaman agama sejak Pelaksanaan manasik haji pada anak TK, PAUD, atau RA merupakan salah satu cara memberikan pengalaman pelaksanaan ibadah lengkap yang sedemikian rupa sehingga sangat berkesan dan tertanam dalam jiwanya yang masih polos dan nantinya menjadi bagian dari kepribadiannya yang agamis yaitu cenderung kepada perilaku sesuai tuntunan agama.
- Anak dapat mengetahui makna dari setiap rukun haji yang diharapkan dapat mewarnai dalam kesehariannya.
- Meningkatkan mutu Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya dalam bentuk ajaran atau teori tapi juga harus dipraktekkan. Manasik haji anak merupakan praktek pelajaran agama yang mendukung ajaran agama di
Tata cara manasik haji :
- Dimulai dengan keadaan suci dan mengenakan pakaian serba putih yang melambangkan kebersihan dan kesucian. Begitu pula dengan manasik haji oleh anak-anak TK. Laki-laki diharuskan mengenakan pakaian ihram atau dua kain putih yang dililitkan ke pinggang hingga bawah lutut, dan satu kain lainnya disampirkan ke bahu kiri. Bagi laki- laki, bahu kanan tidak boleh tertutup oleh kain dan harus tetap terbuka. Sedangkan bagi anak perempuan disarankan untuk menggunakan pakaian yang menutup aurat. Namun bagian wajah dan tangan tidak boleh tertutup. Saat pelaksanaannya, anak-anak dibantu mengganti pakaian oleh guru.
- Dilakukan di halaman yang sudah disediakan. Anak-anak dikumpulkan ditempat tersebut untuk membaca bacaan talbiyah, labbaika laa syariika laka labbaik.
- Menuju Masjidil
- Melempar jumrah sebagai simbol melempar setan yang dijelmakan dalam tiga Yaitu jumrah ula, jumrah wustha, dan jumrah ‘aqabah. Dalam melempar jumrah, anak-anak menggunakan batu kecil yang sudah disediakan oleh pihak sekolah. Anak-anak diberi batu masing-masing dua puluh satu batu yang akan digunakan untuk melempar jumrah. Dalam melempar batu-batu itu, anak-anak dianjurkan membaca do’a bismillahi wallahu akbar sampai batunya habis.
- Merupakan rangkaian ibadah haji yang dilakukan dengan berjalan mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali dengan miniatur ka’bah yang dipinjami oleh pengurus IPHI Kecamatan Karanganyar. Saat tawaf ketika pas ditempat Hajar Aswad anak-anak diminta mengangkat tangan lalu dicium dan membaca bismillahi Allahu akbar sampai tujuh putaran.
- Sa’i . Lari-lari kecil dari Bukit Safa ke Marwah yang dilakukan hanya simbolis saja yaitu mengelilingi pohon yang diberi batas tali sampai tujuh
- Tahalul, yang menjadi rangkaian yang terakhir dalam pelaksanaan manasik haji. Yaitu guru memotong beberapa helai rambut anak-anak menandakan bahwa kegiatan manasik haji sudah selesai. Anak-anak diminta untuk duduk-duduk istirahat sambil minum dan makan jajan yang sudah disediakan oleh Upaya-upaya tersebut diatas diharapkan dapat memotivasi anak, orang tua, dan guru supaya mempunyai keterampilan dalam melaksanakan manasik haji.
Penulis, Umi Baroroh, S. Pd Guru TK MASYITHOH WELAHAN WETAN, Cilacap – Jawa Tengah