RadarJateng.com,Pendidikan – Pembelajaran berbasis teknologi akan sangat diakselerasi untuk mendukung terlaksananya salah satu program literasi digital yang masuk dalam Rencana Gerakan Nasional Literasi Tahun 2015. Teknologi pendukung kehidupan saat ini dinilai akan berkembang sangat pesat pada tahun 2015. revolusi industri. Seluruh elemen kehidupan manusia tanpa terkecuali memerlukan teknologi yang mendukung modernisasi dan peningkatan hasil produksi. Hal ini disampaikan oleh Suwandi (2019) yang berpendapat bahwa industri mengacu pada lingkungan hidup atau sektor yang berbeda dan profesi yang berbeda termasuk pendidikan. Perhatian khusus harus diberikan terhadap perkembangan teknologi yang mencakup berbagai aspek, khususnya sektor pendidikan. Selain itu, pada saat ini, sebagai bagian dari perkembangan Era Revolusi Industri yaitu Age of Society, muncul konsep baru. Dunia pendidikan yang saat ini sedang mencoba mendalami konsep pembelajaran nampaknya memerlukan evaluasi dan refleksi. Sebagaimana dikemukakan Suwandi (2019), visi masyarakat memerlukan banyak perubahan dalam pendidikan tinggi, seperti fokus pada pengembangan kompetensi, fleksibilitas kurikulum dalam merancang mata kuliah, keterbukaan dalam mendefinisikan hasil pembelajaran dan mendorong inisiatif pembelajaran sepanjang hayat. bangkit dan berkembangnya inovasi dalam pembelajaran, menyelenggarakan penelitian yang bertujuan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan seni (IPTEKS) dan mencari peluang baru dalam inovasi ilmu pengetahuan.
Landasan pendidikan merupakan aspek paling mendasar dari orang yang mencari alat untuk bersaing dalam kehidupan profesional. Salah satu fokusnya adalah pemanfaatan teknologi modern dalam dunia pendidikan. Sayuti (2019) dalam artikelnya mengungkapkan bahwa kemajuan teknologi dan capaian budaya digital yang diwujudkan dalam berbagai perangkat audio visual telah membawa berbagai manfaat: lebih efektif, efisien, dan universal. Semua bidang pendidikan, terutama di tingkat menengah dan tinggi, sudah mulai melirik aspek teknologi dengan tujuan membekali anak sekolah dan siswa dalam menghadapi persaingan kerja di masa depan. Pemanfaatan lingkungan pembelajaran berbasis teknologi tentu saja penting, karena pengkabelan dasar teknologi harus dapat dipahami siswa bahkan diterima secara universal. Intensifnya pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan juga memberikan dorongan bagi berkembangnya pemanfaatan lingkungan pembelajaran berbasis teknologi di sekolah. Selain itu, program digitalisasi sekolah yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2019 menjadi alasan lain untuk memanfaatkan teknologi. Pembelajaran baru ditandai dengan keterpusatan pada siswa, multimedia, kolaborasi, pertukaran informasi, dan pemikiran kritis serta pengambilan keputusan yang tepat. Salah satu pengenalan teknologi dalam bidang pendidikan adalah penggunaan media.sedang belajar Arsyad (2017:2) menyatakan bahwa media merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan secara umum dan untuk mencapai tujuan pembelajaran di sekolah.
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Djamarah dan Aswan (2002:136) yang menjelaskan pengertian media sebagai segala alat yang dapat digunakan sebagai sarana penyampaian informasi pembelajaran atau penyampaian pesan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, lingkungan belajar tradisional dapat menjadi objek nyata yang diorganisir untuk mendukung keberhasilan. Misalnya papan permainan ular tangga, monopoli, poster, model bahkan alat peraga. Bretz (dalam Hujair., 2009) mengidentifikasi ciri utama media dalam tiga elemen utama, yaitu suara, visibilitas, dan gerakan. Materi pembelajaran yang menggunakan lingkungan belajar sebagai media penyampaiannya harus mempunyai keterkaitan nyata dengan kehidupan sehari-hari, termasuk proses pembelajaran saat ini. Lingkungan pembelajaran yang digunakan guru harus berkaitan dengan perkembangan media berbasis teknologi yang berkaitan dengan perkembangan global saat ini. Berbagai lingkungan belajar banyak digunakan dalam pembelajaran, mulai dari konsep kelas online (Google Classroom), website pendidikan (ruangguru, Zenius, Rumah Belajar) hingga penggunaan kuis atau model penilaian online seperti Kahoot, Quizzizz dan Profs. Studi Wat dkk. (2017) menggunakan materi mobile learning bagi siswa kelas X SMK untuk menulis teks deskriptif. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang secara teoritis dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran lain, tentunya penting untuk mengenalkan teknologi tidak hanya secara tekstual. Diperlukan praktik penggunaan teknologi tampaknya menjadi solusi yang baik untuk menciptakan suasana yang menghadirkan konsep dasar teori dalam pembelajaran bahasa. Materi yang cocok digunakan pada media berbasis teknologi adalah fiksi dan nonfiksi.
Materi ini memerlukan pemahaman konsep yang tidak dapat dijelaskan oleh guru melalui ceramah atau komunikasi lisan lainnya saja. Kebutuhan untuk memasukkan informasi non-verbal dalam penyampaian materi pendidikan menjadi salah satu alasan mengapa perlu menggunakan lingkungan pembelajaran berbasis teknologi dalam materi pendidikan untuk memahami teks fiksi dan informasional. Fiksi dan nonfiksi dibahas pada Bab 9 Kelas VIII dan Bab 8 Kelas VII. Langkah awal dalam mempelajarinya adalah memahami perbedaan antara fiksi dan nonfiksi Indonesia. Secara teori, fiksi dianggap sebagai cerita fiksi. Sedangkan nonfiksi adalah cerita atau tulisan yang dibuat atau ditulis berdasarkan data dan fakta. Nurgiantoro (2010) menjelaskan fiksi adalah karya naratif yang isinya tidak berkaitan dengan kebenaran sejarah. Pemanfaatan lingkungan pembelajaran berbasis teknologi, dalam hal ini e-journal, dalam kelas bahasa Indonesia tentu bukan hal yang baru. Majalah, khususnya model tradisional (majalah cetak), tentu menjadi sumber bacaan yang terkenal, meski keberadaannya hampir tidak ada lagi saat ini. Media flipbook merupakan media yang digunakan secara langsung dan bukan bersifat software atau digital. Sedangkan penelitian Kamhar dan Lestar (2019) berfokus pada pemanfaatan YouTube sebagai alat pendidikan di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan fungsi jurnal elektronik sebagai alat kerja.belajar mengenali teks fiksi dan informasional. Salah satu kelebihan menggunakan media pembelajaran e-journal adalah Anda dapat menambahkan item baru seperti barcode yang mengarah langsung ke YouTube, hyperlink ke website tertentu, atau menggunakan alamat email yang dapat ditambahkan ke e-journal. Dengan diperkenalkannya media pendidikan dan jurnal elektronik, siswa diharapkan dapat lebih banyak membaca dan belajar tentang fiksi dan nonfiksi.
METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan dengan pendekatan studi kasus dengan menggunakan model studi kasus mendalam. Yunus (2010) menggambarkan objek yang diteliti dalam studi kasus hanya menyajikan dirinya secara mendalam/detail/keseluruhan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai objek tersebut (keseluruhan). Sasaran penelitian adalah 32 siswa kelas 7, 8, dan 9 SMP Negeri 1 Comal Kabupaten Pemalang Jawa Tengah yang tidak mendapat pembelajaran fiksi dan nonfiksi pada kelas sebelumnya. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui angket, wawancara mendalam dan observasi. Wawancara mendalam memberikan informasi tentang target dalam satu contoh. Panduan wawancara dan pertanyaan wawancara digunakan sebagai alat kerja. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis kualitatif yang meliputi tiga langkah yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN. Pemanfaatan lingkungan belajar merupakan salah satu strategi yang harus diterapkan dalam pembelajaran untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan menarik. Jurnal elektronik sebagai salah satu alternatif media pembelajaran mengutamakan komponen literasi yang dapat digunakan baik secara online maupun offline. Hal ini tentu saja penting mengingat dalam konsep pembelajaran BDR, tidak semua daerah dan sekolah tersedia jaringan pembelajaran online yang memadai. Dengan demikian diharapkan e-magazine dapat mengusung konsep majalah tradisional dengan komponen produk yang dapat diakses jika internet mencukupi, seperti hyperlink, barcode dengan sistem scanning, atau menampilkan jaringan tertentu. alamat halaman. .Karakteristik e-journal dan penerapannya pada pemodelan teksKonten yang dapat dimasukkan ke dalam e-journal tidak hanya bervariasi secara verbal, tetapi juga non-verbal. Siswa pasti akan lebih tertarik jika mengetahui ada kartun, gambar atau data yang bisa disajikan dalam bentuk infografis. Sebelum menyajikan materi yang akan ditambahkan ke halaman utama dengan konten lain, halaman sampul dapat dibuat dengan gambar atau foto yang sudah ada. Kemudian, guru hendaknya menunjukkan daftar isi agar siswa mengetahui hal-hal apa saja yang akan mereka temukan di e-magazine. Selain menggunakan daftar isi agar guru tidak terkesan kaku, guru juga dapat menggunakan peta pikiran atau peta konsep yang menarik perhatian untuk mendorong siswa membuka halaman berikutnya. Keterampilan membaca siswa dikembangkan secara lisan atau tertulis. Teks-teks dalam e-magic dapat diberikan sesuai dengan topik tertentu. Misalnya, Anda dapat menampilkan teks berita sebagai headline, menampilkan deskripsi peristiwa saat mempelajari teks ekspositori, atau teks lain saat mempelajari fiksi dan nonfiksi. Ketika mempelajari teks informasi, siswa memperoleh materi tekstual yang hampir mirip dengan materi tekstual fiksi. Sebuah pembeda.Teks nonfiksi dan fiksi diberikan secara berdampingan untuk memudahkan siswa membandingkan konsep sehingga memahami dengan jelas perbedaan teks fiksi dan nonfiksi.
Siswa dapat memperoleh dan menerima informasi menggunakan perangkat yang ada. Meskipun sebagai bagian dari literasi mendengarkan, Anda perlu mencari informasi dengan terjun langsung ke lapangan. Selain itu, keterampilan berbicara retoris dan dialektis dapat disempurnakan dengan menggunakan aplikasi yang menyediakan rekaman audio atau biasa disebut. podcast Penyajian konsep fiksi dan nonfiksi dalam majalah elektronik juga dapat dilakukan dengan infografis yang merangkum materi. Tidak semua materi yang diberikan berfokus pada konsep teks yang mudah membuat siswa bosan. Jika terdapat celah pada gambar atau bagian sastra yang menarik, siswa mungkin tertarik dengan apa yang disampaikan dalam infografis.Selain itu, hyperlink juga dapat muncul di upload YouTube. Konten pembuatan video YouTube ini memungkinkan siswa mempelajari cara menerima dan melihat audio dan video. Meski fungsinya hampir sama dengan aplikasi Spotify podcast atau lainnya. Perbedaannya terletak pada kemampuan YouTube dalam menampilkan gambar dengan jelas sejalan dengan kemampuan pembuatan videonya. Hal ini tentunya dapat melatih siswa untuk mengembangkan kemampuan mendengarkannya.Penggunaan e-magazine sebagai media pembelajaran teksHasil penelitian peneliti pada siswa SMPN 1 COMAL KABUPATEN PEMALANG diperoleh hasil analisis yang menunjukkan tingginya antusiasme terhadap e- majalah. siswa dapat menggunakan e-magazine di kelas selama proses pembelajaran dan saat mengerjakan pekerjaan rumah. Siswa diberikan jurnal elektronik untuk mengenalkan perbedaan teks fiksi dan nonfiksi. Siswa menilai minat dan kemudahan penggunaan majalah elektronik ini menarik untuk dipelajari. Di bawah ini adalah grafik yang menunjukkan hasil siswa setelah menggunakan lingkungan belajar e-journal untuk memahami teks fiksi dan informasional.
Pemanfaatan E-Magazine sebagai Media Belajar Teks
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada peserta didik di SMPN 1 COMAL KABUPATEN PEMALANG didapatkan hasil analisis yang menunjukkan antusias tinggi dari peserta didik dalam menggunakan e-magazine selama proses pembelajaran di dalam kelas maupun pemberian tugas di rumah. Adapun pemakaian e-magazine diberikan untuk mengenalkan perbedaan teks fiksi dan nonfiksi pada peserta didik. Peminatan dan kemudahan dalam pemakaian e-magazine ini dinilai peserta didik sebagai hal yang menarik digunakan dalam pembelajaran. Berikut ditampilkan grafik hasil dari peserta didik setelah menggunakan media pembelajaran e-magazine dalam pemahaman teks fiksi dan nonfiksi.
Siswa dapat memperoleh dan menerima informasi dengan menggunakan perangkat yang ada. Pun dalam mendengarkan, harus mencari informasi dengan terjun langsung ke lapangan. Selain itu, keterampilan berbicara retoris dan dialektis dapat dilengkapi dengan aplikasi yang menawarkan rekaman audio atau biasa disebut. podcast Penyajian konsep fiksi dan nonfiksi di majalah elektronik juga dapat dilakukan dengan infografis yang merangkum materi. Tidak semua materi yang diberikan berfokus pada konsep teks yang mudah membuat siswa bosan. Jika ada celah atau bagian yang menarik dalam gambar atau literatur, siswa mungkin tertarik pada infografisnya, yang mungkin juga menyertakan hyperlink ke download YouTube. Konten pembuatan video YouTube ini memungkinkan siswa mempelajari cara menerima dan melihat audio dan video. Meski fungsinya hampir sama dengan podcast Spotify atau lainnya. Perbedaannya terletak pada kemampuan YouTube dalam menampilkan gambar dengan jelas sejalan dengan kemampuan pembuatan videonya. Tentunya dapat melatih siswa untuk mengembangkan keterampilan menyimaknya Menggunakan Majalah Elektronik Sebagai Alat Pembelajaran Teks Hasil Penelitian Peneliti Siswa SMPN 1 KABUPATEN COMAL PEMALANG memperoleh hasil analisis yang menunjukkan antusiasme yang besar terhadap majalah elektronik. siswa dapat menggunakan e-magazine di kelas selama proses pembelajaran dan saat mengerjakan pekerjaan rumah. Siswa diberikan majalah elektronik yang memperkenalkan perbedaan antara teks fiksi dan non-fiksi. Siswa menilai minat dan kemudahan penggunaan jurnal elektronik ini menarik untuk diteliti. Di bawah ini adalah diagram yang menunjukkan hasil siswa setelah menggunakan lingkungan belajar e-journal untuk memahami teks fiksi dan informasional.Gambar 2. Diagram temuan penelitian siswa.
Media pengajaran yang dominan digunakan guru biasanya mendukung metode demonstrasi, kuis atau alat praktik dalam pengajaran laboratorium. Adanya majalah elektronik merupakan sesuatu yang baru dan menggugah minat siswa untuk mengikuti pembelajaran yang diberikan. Beberapa mahasiswa mengemukakan kelebihan menggunakan e-journal, salah satunya adalah dapat digunakan secara offline atau bahkan jika tidak ada kuota, mahasiswa dapat menggunakannya untuk belajar. Selain itu, jika perangkatnya rumit, siswa juga dapat mencetak e-journal ini secara manual di atas kertas. Meski namanya bukan elektronik, namun ini merupakan pilihan yang dapat digunakan anak-anak untuk belajar jika mereka mengalami kesulitan atau masalah dengan internet. Jurnal elektronik juga dapat digunakan untuk memberikan ringkasan materi. Meskipun pembelajaran biasanya berupa modul, lembar kerja yang berisi soal-soal latihan, atau sekadar rangkuman materi buku teks, jurnal elektronik dapat digunakan sebagai salah satu alternatif media pembelajaran yang menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Dengan adanya grafis baik yang berupa komponen verbal maupun nonverbal membuat siswa tidak cepat bosan ketika mempelajari materi pelajaran melalui e-journal..
RINNGKASAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, lingkungan belajar e-magazine dinilai sebagai alternatif lingkungan belajar dengan konsep pembelajaran langsung yang dapat dilakukan dengan mengutamakan kemandirian siswa. Salah satu cara penerapan blended learning adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang memadukan konsep pembelajaran offline dan online. Hal ini penting karena konektivitas jaringan yang tidak merata dan tidak stabil untuk pembelajaran. Bagi siswa, penggunaan lingkungan pembelajaran jurnal elektronik menciptakan ide lingkungan belajar baru yang mudah digunakan, hemat kertas dan mudah dibawa kemana saja. Satu-satunya batasan adalah jika menggunakannya, Anda tetap harus menggunakan perangkat atau laptop untuk menggunakannya. Item yang ditampilkan dalam lingkungan pembelajaran jurnal online tidak terbatas dan dapat dikembangkan lebih lanjut agar siswa tetap tertarik belajar. Apabila diterapkan dalam pembelajaran praktik, hal-hal tersebut menjadi baru, menarik dan efektif bagi siswa baik dalam pembelajaran terbimbing maupun mandiri
DAFTAR PUSTAKAN
- Arsyad, A. 2017. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
- Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2002, Strategi Belajar Mengajar , Cetakan Kedua, Jakarta: Rineka Cipta.
- Eka Irma Wati, Mohammad Ilyas, Endang Dwi Sulistyowati. 2017. Pengembangan Media Mobile Learning Dalam Pembelajaran Menulis Deskripsi Pada Siswa Kelas X SMK, Jurnal Ilmu Budaya, Volume 1 Nomor 4 Edisi Oktober 2017.
- Nikmatus Sholichah dan Asri Susetyo Rukmi. 2018. Pengaruh Penggunaan Media Flipbook Terhadap Keterampilan Menulis Teks Nonfiksi Siswa Kelas Iv Sdn Di Lakarsantri Surabaya, JPGSD. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018, 394-403.
Penulis, Indahwati, S.Pd Guru SMP Negeri 1 Comal, Pemalang – Jawa Tengah