Implementasi Model Pembelajaran Sentra Memasak Di TK ABA 4 Purworejo.

Kegiatan Memasak Bersama Ibu Yenni Tri Hernani, S.Pd Guru TK ABA 4 Purworejo, Jawa Tengah

RadarJateng.com, Pendidikan Salah satu model pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran anak usia dini adalah model pembelajaran sentra. Model pembelajaran sentra merupakan suatu model pembelajaran yang mengedepankan kebebasan anak untuk melakukan eksplorasi dunia sekelilingnya. Tujuan dari model pembelajaran sentra ini yaitu mampu mengoperasionalkan teori-teori yang ada dengan mengoptimalkan perkembangan anak. Saat anak diberikan kebebasan untuk memilih kegiatannya dan mengeksplorasi dunia sekelilingnya maka emosi anak akan muncul seiring dengan berlangsungnya kegiatan dalam model pembelajaran sentra.

Sentra memasak merupakan salah satu sentra unggulan yang terdapat di TK ABA 4 Purworejo, model pembelajaran ini sangat layak dijadikan contoh dan diterapkan di Pendidikan anak usia dini (PAUD) karena model pembelajaran ini sangat menyenangkan, tidak membosankan dan merupakan pengalaman luar biasa bagi anak, di Sentra memasak ini anak-anak diajak mengenal berbagai bahan makanan, menyiapkan sampai memasak bahan makanan menjadi makanan yang nantinya akan dinikmati bersama-sama dengan teman, yang kemudian anak juga akan belajar mencuci alat makan yang telah dipakainya ,di sentra ini memberikan kesempatan kepada anak untuk lebih mandiri karena biasanya anak hanya menikmati makanan tanpa tahu proses memasaknya.

Antusias AnakAnak Memasak Bersama.

Di sentra memasak kaya dengan pengalaman unik bagi anak, mengenal berbagai bahan makanan dan proses sains yang menyenangkan. Di sentra memasak anak belajar konsep matematika, sains, alam, dan sosial sehingga menunjang perkembangan kognitif, sosial-emosional, bahasa, motorik, dan juga seni, serta nilai agama. Oleh karena itu, anak bisa bermain dengan nyaman, aman, dan berkembang kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan perilaku baiknya. Sentra memasak yang dilaksanakan sejak dini sangat bermanfaat bagi anak untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri anak tersebut. Menurut Bartono dkk, (2006:15) menyatakan bahwa “memasak adalah membuat suatu bahan mentah menjadi matang dengan tujuan agar dapat dimakan sesuai dengan naluri manusia”. Dengan kata lain mengolah bahan mentah menjadi matang yang siap untuk di hidangkan dengan maksud atau tujuan tertentu.

Read More

Sesuai dengan topik pekan ini yaitu makanan khas Purworejo, anak-anak akan diajak untuk membuat salah satu makanan khas purworejo yaitu kue lompong. Kegiatan diawali dengan kegiatan main pembukaan yang biasa disebut dengan jurnal pagi dikegiatan ini anak terlihat begitu bersemangat melakukan kegiatan senam dan menyanyi bersama. Setelah selesai kegiatan dihalaman, anak-anak masuk ke dalam kelas sentranya masing-masing. Sebelum kegiatan dikelas dimulai guru mempersilahkan anak didik untuk minum atau membantu siswa untuk toilet training. Selanjutnya anak diarahkan untuk duduk melingkar merentangkan tangannya sehingga dapat duduk berjarak kemudian berdoa. Guru telah mempersiapkan bahan serta alat yang digunakan dalam kegiatan memasak.  Guru memulai pembelajaran dengan menanyakan terlebih dahulu perasaan anak hari ini “bagaimana perasaan anak hari ini? Senang bisa bertemu lagi dengan teman-teman” setelah bercakap-cakap dengan anak, sebelum memulai kegiatan bermain guru mempersilahkan anak didik untuk memakai celemek dan topi koki, Setelahnya guru mengajak anak untuk mengenali bahan-bahan untuk membuat kue lompong dan menjelaskan cara membuat kue lompong.

Asyiknya Belajar Memasak bersama di Sekolah.

Kemudian guru membuat aturan bermain dan anak-anak mulai mempraktekkan membuat kue lompong dimulai dari menakar tepung, gula, mentega, kacang tanah dan air pada kegiatan ini anak-anak mengembangkan kemampuan matematikanya, setelah menakar anak mencairkan mentega anak-anak mengamati perubahan bentuk dari padat menjadi cair , menumbuk kacang tanah disini anak-anak membedakan tekstur serta perubahan bentuk dari kacang tanah, mencampur tepung ketan dengan air gula pasir dan mentega anak mengylen adonan sampai kalis, kemudian anak-anak membungkus dengan klaras kemudian diikat dan dikukus. Semua kegiatan ini dilakukan secara berkelompok dan bergantian dimana membentuk aspek sosial  anak-anak untuk bekerjasama dan sabar menunggu giliran. Sambil mengukus anak-anak diinstruksikan oleh guru untuk membereskan dan mencuci alat masak yang telah dipakai. Setelah matang anak-anak duduk melingkar kembali kemudian berdoa sebelum makan dan menikmati bersama kue lompong yang telah dibuat, tidak lupa anak-anak diajak bersyukur atas rejeki yang diberikan oleh Allah SWT. Pada kegiatan recalling guru menanyakan kembali kegiatan apa saja yang telah dilakukan, bahan dan cara membuat kue lompong pada kegiatan ini kemampuan Bahasa ekspresif anak-anak menjadi terasah, kemudian menanyakan apakah senang atau tidak kegiatan hari ini dan menanyakan pada pertemuan mendatang akan memasak makanan apa.

Pada dasarnya Sentra memasak sangat menarik untuk dimplementasikan pada kegiatan pembelajaran pada anak usia dini dikarenakan dalam kegiatannya sendiri tidak hanya pengalaman memasaknya yang didapatkan oleh anak, tetapi bagaimana membangun sikap sosial,estetik melalui suatu karya yang dapat dinikmati setiap harinya serta mengasah kemampuan  matematika, sains, Bahasa dan agama disetiap kegiatannya.

Penulis, Yenni Tri Hernani, S. Pd Guru TK ABA 4 Purworejo, Jawa Tengah

Related posts