RadarJateng.com, Pendidikan – Proses perkembangan pada anak usia dini salah satunya adalah nilai agama dan moral. Penerapan nilai agama dan moral pada anak dapat kita lakukan dengan pemiasaan-pembiasaan yang baik seperti sholat dhuha, membaca doa-doa, menghafalkan hadist, dan pembacaan iqro’. Pembiasaaan yang baik ini akan menanamkan nilai agama pada anak. Pada usia AUD ini anak berada pada masa goldenage pada masa ini anak akan mudah menerima apa yang dilihat dan didengar oleh anak. Sebagai orang tua yang bai kita harus membiasakan anak berbuat hal-hal yang baik. Seperti contoh pembiasaan sholat dhuha pada anak di sekolah.
Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada direntang usia antara 0-6 tahun. Masa usia dini merupakan periode awal yang penting dan mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia Sunanih (2017) dan hal ini biasa kita kenal dengan istilah The Golden Age. Masa ini merupakan masa terpenting dalam setiap kehidupan manusia, artinya penentu bagaimana karakter dan kepribadian seseorang terbentuk sesuai dengan bagaimana stimulasi perkembangan yang telah didapatkan sejak di masa keemasannya tadi.
Pembiasaan sholat dhuha pada anak di sekolah adalah salah satu pencerminan dari perkembangan nilai agama dan moral pada anak. Pembiasaan sholat dhuha akan melatih anak untuk ingat tuhan. Pembiasaan sholat dhuha pada anak memiliki manfaat.
Sholat Dhuha Berjama’ah, kegiatan ini memiliki beberapa tujuan capaian di dalamnya selain capaian Aspek Perkembangan nilai agama dan moral, sholat dhuha berjamaah memiliki manfaat lain di antaranya:
- Aspek Kognitif anak menjadi tahu urutan-urutan dari gerakan sholat, bentuk dari setiap gerakan sholat, karena sejatinya kegiatan beribadah membutuhkan kecerdasan. Bayangkan saja, ketika urutan setelah gerakan berdiri dalam membaca do’a iftitah langsung dilanjutkan dengan gerakan sujud, hal itu sudah menyalahi langkah-langkah tertib dalam pelaksanaan ibadah sholat kaum muslim.
- Aspek Motorik anak banyak dan terlatih melakukan gerakan-gerakan motorik seperti, mengangkat kedua tangan sampai ke bawah daun telinga, meletakkan kedua tangan di depan dada dengan seimbang, membungkukkan badan dalam ruku’, berdiri setelah bangun dari sujud, meletakkan kepala di bawah seluruh badan saat posisi sujud, menengoh ke kanan dan kiri saat Gerakan salam.
- Aspek Bahasa melatih anak agar terbiasa melafalkan doa-doa dalam setiap gerakan sholat, karena anak tidak hanya perlu mengeal dan menggunakan bahasa ibu dalam proses interaksinya sehari-hari. Namun, anak juga perlu melafalkan doa-doa yang berguna untuk mendoakan dirinya sendiri serta orang-orang yang ia sayangi.
- Aspek Sosial dalam sholat berjama’ah sudah sangat jelas sekali bahwa kebersamaan adalah kunci dari kehidupan manusia. Semua yang anak lakukan pasti melibatkan orang lain di dalamnya, disadari atau tidak dengan pembiasaan kegiatan Sholat berjama’ah akan menumbuhkan pemahaman dalam diri anak tentang toleransi, toleransi untuk tidak mengganggu teman yang lain, memaklumi dengan adanya makmum masbuk dimana makmum masbuk merupakan makmum yang terlambat mengikuti Imam namun tetap dalam satu waktu yang tersebut.
Penulis, Desti, S.Pd Guru TK Al Khoeriyah, Brebes – Jawa Tengah