RadarJateng.com, Pendidikan – Ada beberapa tujuan pendidikan salah satunya tujuan pendidikan kita adalah mengoptimalkan perkembangan bahasa anak diantaranya yaitu (1) Pemahaman bahasa reseptif (menyimak dan membaca). (2) memahami bahasa ekspresif (ekspresi bahasa verbal dan nonverbal); (3) Mengenali literasi dini melalui bermain. Selanjutnya membaca menurut Brewer dalam buku Introduction Early Childhood Education Preschool Through Primary Grades, (2007:305) adalah: “reading by defenition means gaining meaning for print, not just pronouncing the word”, yang artinya bahwa membaca adalah bukan sekedar mengucapkan kata-kata akan tetap mendapatkan makna untuk media yang dibaca (Herlina et al. 2019). Akan tetapi kita sebagai pendidik hanya memanfaatkan sebagian kecil saja dari kemampuan-kemampuan tersebut. Hal ini disebabkan karena kita sebagai pendidik belum memaksimalkan dalam menggunakan dan memilih media yang tepat untuk mengembangkan kemampuan pra membaca tersebut. Oleh sebab itu kita mencoba memusatkan perhatian dan memaksimalkan penggunaan media yang inovatif sejak anak berada dibangku Taman Kanak-kanak.
Dengan kita melihat perkembangan media akhir-akhir ini sangat pesat bahkan bisa muncul apa saja yang kita sebut dengan teknologi multimedia yang identik banyak menyita waktu dan perhatian anak jaman sekarang. Maka dari itu dengan adanya penggunaan media ini diharapkan mampu secara optimal mengembangkan potensi anak dan menjadikan proses belajar mengajar menjadi suatu hal yang menyenangkan bagi anak selama mengikuti proses kegiatan pembelajaran di kelas. Untuk itu harus berusaha memaksimalkan berbagai media sebagai solusi pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan pra membaca pada anak usia dini.
Kita yang berada di masa era digital dengan kondisi yang semuanya serba menggunakan teknologi berusaha untuk tetap memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada di sekitar kita untuk dipadukan dengan berbagai cara dalam membuat suatu media yang konkrit dan mampu memotivasi anak dalam kegiatan pembelajaran tanpa harus meninggalkan dan menjauhi media elektronik. Dengan kita terus mengembangkan media sederhana yang aman, murah, efektif, dan mudah di buat dengan kreatif tentu banyak berbagai media yang bisa dibuat dan dikembangkan oleh pendidik anak usia dini, akan tetapi dari beberapa media yang bisa dikembangkan maka ada salah satunya berikut ini adalah media pembelajaran yang mungkin bisa dimanfaatkan oleh banyak kalangan pendidik termasuk saya sebagai pendidik.
Dalam dunia pendidikan taman kanak-kanak sangat mengharapkan kehadiran media pembelajaran yang mampu menunjang dan mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak yang bermutu tinggi. Media seperti ini tidak mungkin bisa menjadi sebuah karya yang dapat menunjang dan mendukung pembelajaran jika kita sebagai pendidik jika belum memaksimalkan potensi dalam suatu media tersebut.
Kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak memang membutuhkan berbagai alat peraga atau media, permainan, dan alat bantu lainnya karena memang usia anak sekolah di Taman Kanak-kanak masih membutuhkan beragam kegiatan pembelajaran yang mampu mendorong anak untuk aktif dan memberikan kesan yang menyenangkan bagi anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Oleh sebab itu sebagai pendidik Taman Kanak-kanak diharapkan mampu dalam menciptakan suatu karya media pembelajaran atau berbagai alat permainan untuk anak yang lebih kreatif, inovatif, dan komunikatif. Hal ini memang sangat penting untuk diperhatikan karena dengan berbagai media pembelajaran atau alat permainan yang bervariatif akan berdampak pada perkembangan anak yang lebih baik dan anak lebih mampu memahami konsep khususnya pada kegiatan pra membaca saat pembelajaran. Perkembangan membaca pada anak usia dini terjadi melalui pemberian stimulasi dan salah satu kemungkinan untuk stimulasi adalah penggunaan media pembelajaran yang tepat sesuai prinsip pembelajaran anak usia dini.
Media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk menjelaskan beberapa program pembelajaran secara keseluruhan yang sulit dijelaskan secara lisan. Materi pembelajaran lebih mudah dan jelas jika pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran (Maulya, Martanti, and Rinjany 2021).
Media pembelajaran digunakan untuk mempermudah komunikasi antara pengirim pesan dan penerima pesan. b. Fungsi insentif. Media pembelajaran dapat merangsang minat belajar siswa. C. Fitur ketersediaan. Media pembelajaran lebih bermakna jika digunakan tidak hanya sebagai sumber informasi, tetapi sebagai alat untuk membuat siswa mahir menganalisis dan menghasilkan produk. d. Fungsi kepribadian. Fitur ini melayani setiap perbedaan kebutuhan belajar karena perbedaan latar belakang siswa, pengalaman, gaya belajar, atau kemampuan siswa. (M 2022).
Dalam aplikasi penggunaan media dan pembelajaran di Taman Kanak-kanak harus berdasarkan dengan kehidupan anak didik yang sesungguhnya dan harus membantu anak-anak menyadari bahwa kegiatan pembelajaran dan permainan yang anak dapatkan di sekolah dan saat mengikuti kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses yang berguna dan penting untuk perkembangannya. Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah metode pembelajaran yang merupakan bagian dari strategi dalam kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini setiap pendidik Taman Kanak-kanak menggunakan metode sesuai dengan permasalahan di kelas dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal tidak selamanya metode berfungsi secara optimal. Maka dari itu dalam memilih metode, pendidik Taman Kanak-kanak sangat memerlukan berbagai alasan yang otentik dan perlu dalam memperhatikan karakteristik tujuan dan karakteristik anak didiknya selama pembelajaran berlangsung. Sesuai dengan karakteristik tersebut, tidak semua metode pembelajaran bisa digunakan pada program kegiatan pembelajaran anak Taman Kanak-kanak, misalkan seperti metode berceramah, kurang cocok dikarenakan menuntut anak untuk bisa memusatkan perhatiannya dalam waktu cukup lama, padahal rentang waktu perhatian anak relatif singkat dan identik dengan karakteristik anak yang mudah merasa bosan ketika kegiatan pembelajaran yang terlalu lama atau monoton.
Membaca pada dasarnya melibatkan banyak hal, termasuk penalaran visual, aktivitas psikolinguistik dan kognitif, serta menghafal tulisan. Proses menerjemahkan simbol tertulis (karakter) ke dalam bahasa lain. (Simbolon 2019). Selain itu menurut Widowson dalam (Noviyanti, Abadi, and Pratama 2021) menyatakan bahwa membaca” adalah proses pengombinasian informasi tekstual dengan informasi yang dimiliki pembaca berkaitan dengan teks.
Kemampuan membaca awal sangat penting bagi anak karena keterampilan ini menjadi keterampilan dasar bagi anak untuk membaca pada tingkat yang lebih tinggi. Pemahaman membaca awal dapat diukur dengan kemampuan anak dalam mengenal simbol huruf. Pemahaman membaca dasar adalah kemampuan membaca huruf, suku kata, dan kalimat tertulis dalam bahasa lisan. (Pratiwi, Gading, and Antara 2021).
Keterampilan yang harus dimiliki oleh anak sebelum belajar lebih lanjut adalah kemampuan membaca permulaan atau pra membaca, yaitu kemampuan anak mengenal simbol dengan menyebutkan huruf-huruf yang familiar, mengenal bunyi awal huruf nama benda. disekelilingnya, menyebutkan kelompok gambar yang memiliki awalan huruf vokal atau huruf yang sama, memahami hubungan antara huruf vokal dan bentuk huruf yang sama, dan mengenal simbol huruf-huruf konsonan, membaca dan menulis namanya sendiri serta mampu memahami arti kata dalam kriteria tersebut.
Keaksaraan dasar adalah kemampuan memahami lambang bahasa atau tanda baca, perlahan memahami lambang atau tanda baca banyak bergantung pada metode yang digunakan, namun biasanya keterampilan ini mencakup setidaknya empat aspek, yaitu pengenalan huruf, mencocokkan bunyi, membaca kata, membaca kalimat (Ramadanti & Arifin, 2021).
Kemampuan membaca anak mulai berkembang untuk mengenal gambar, mengenal kata, mengenal huruf, merangkai huruf menjadi kata atau suku kata, merangkai huruf menjadi kalimat sederhana. Pada anak usia dini, literasi dikembangkan melalui langkah-langkah kegiatan bermain yang terencana dan perlu adanya media pembelajaran yang mendukung agar anak lebih mudah dalam memahami konsep dengan baik. Di lain itu, anak akan merasa tertantang dan menunjukkan sikap yang antusias dalam kegiatan pembelajaran, hal ini juga akan berdampak baik untuk perkembangan sosial emosional anak karena dengan menggunakan berbagai media pembelajaran yang menarik juga akan membuat anak merasa senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Dalam mengembangkan penguasaan kosakata pada anak usia dini diperlukan pendekatan ataupun cara yang menyenangkan dan menarik bagi anak. sebagian anak merasakan ketakutan dan tidak berani untuk menyampaikan ide dan gagasannya kepada orang lain dikarenakan ketidak nyamana suasana di lingkungannya (Inten, 2017). Salah satu pembelajaran yang dilaksanakan di PAUD yakni membaca permulaan. Di dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan ada beberapa solusi untuk mempermudah pemberian pembelajarannya, salah satunya adalah dengan dengan melalui penggunaan media yang menarik bagi anak (Aghnaita et al., 2022). Dengan kegiatan pembelajaran menggunakan media roda baca ini adalah mendorong partisipasi siswa, memungkinkan siswa belajar sambil bermain, dan merangsang semangat siswa. Media ini juga mengeksplorasi hubungan antara bentuk huruf dan bunyi. Kemudian huruf-huruf tersebut digabungkan hingga membentuk bentuk satu suku kata yang dapat dieja. (Aini Nur, 2022 ; Jurnal Pendidikan Anak, Volume 3 Nomor 2, Desember 2022)
Banyak orang tua atau pendidik yang memberikan kegiatan pembelajaran sebatas menulis dan secara abstrak, akan tetapi ada banyak hal yang bisa dilakukan diantaranya dengan mengajak anak untuk terlibat langsung dalam permainan dengan menggunakan media pembelajaran yang telah dirancang dan didesain untuk menarik minat anak yaitu dengan menggunakan media pembelajaran roda baca, dengan media pembelajaran roda baca ini akan membuat anak merasa senang dan mampu mendorong anak untuk aktif selama mengikuti kegiatan pembelajaran, selain itu juga dapat membiasakan anak juga untuk berfikir HOTS karena dalam permainan dengan menggunakan media roda baca ini anak dituntut untuk mampu berpikir tinggi atau kritis dengan menyebutkan huruf konsonan dan huruf vokal, anak mengamati perbedaan simbol huruf yang hampir sama, anak menggabungkan huruf konsonan dan vokal menjadi suatu suku kata, anak menyebutkan warna-warna yang ada pada media, dan anak juga mampu mencoba bermain dengan mandiri atau berkelompok serta memanfaatan TPACK dalam kegiatan pembelajaran ini juga akan berlaku selaras dengan kurikulum merdeka saat ini. Dengan memutarkan video-video pembelajaran yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan pra membaca pada anak usia dini.
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan media pembelajaran Roda Baca antara lain sebagai berikut :
- Kertas karton tebal
- Kertas origami berwarna
- Baut belah
- Print out huruf abjad A-Z
- Gunting
- Penggaris
- Busur jangka
- Cater
- Lem
Adapun kekurangan dan kelebihan media pembelajaran Roda Baca yaitu sebagai berikut :
- Kekurangan. Bahan yang terbuat dari kertas yang mudah rusak jika terkena air, pembuatannya yang memerlukan proses dan desain yang lumayan lama, dan pembuatan yang memerlukan biaya untuk membeli alat dan bahannya.
- Kelebihan. Adapun kelebihan dari media pembelajaran tersebut adalah alat dan bahan yang ramah lingkungan dan mudah didapatkan, proses pembuatan yang tidak terlalu sulit, dan anak terlibat langsung dalam permainan dengan menggunakan media yang konkrit.
Tujuan dari media pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan perkembangan literasi dalam kegiatan permulaan membaca atau pra membaca pada anak usia dini khususnya dalam kegiatan pembelajaran mengenal simbol huruf-huruf konsonan dan vokal, lalu menggabungkan huruf konsonan dan vokal menjadi suku kata dan masih banyak lainnya yang dapat dikembangkan melalui media tersebut.
Dalam hal ini pendidik berharap anak didiknya merasa senang dan tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran serta tidak merasa terbebani dengan kegiatan pembelajaran yang selalu menggunakan buku dan pensil dan kegiatan-kegiatan yang monoton. Sehingga anak lebih mampu dalam menerima dan memahami konsep yang akan diberikan oleh pendidik selama kegiatan pembelajaran berlangsung khususnya dalam kegiatan pra membaca dengan hasil yang sesuai harapan dan maksimal.
Penulis, Herlina Yuliastuti, S.Pd Guru TK Dharma Wanita Biting, Ponorogo – Jawa Timur