RadarJateng.com, Pendidikan – Permainan tradisional menyediakan kesempatan bagi anak untuk memunculkan potensi dan menstimulasi berkembangnya kemampuan anak. Permainan tradisional memiliki karakteristik menggunakan fasilitas di lingkungan tanpa harus membeli, melibatkan banyak anak, dan permainannya memiliki aturan. Dengan karakter permainan tradisional bisa dijadikan media pengembangan kemampuan sosial anak. Dalam permainan tradisional anak akan mengembangkan kemampuan dalam kerja sama, mampu menyesuaikan diri, saling berinteraksi secara positif, mampu mengontrol diri, mampu mengembangkan sikap empati pada teman, memiliki kemampuan dalam menaati peraturan, serta mampu menghargai orang lain. Dengan banyak terlibat dalam permainan tradisional akan mengembangkan kemampuan anak dalam bersosialisasi.
Permainan tradisional memberikan alternatif yang kaya dengan nilai budaya (culture), dan bahkan mungkin saat ini sudah hampir punah jika tidak dipelihara dan dikembangkan. Permainan tradisional, dewasa ini telah menjadi barang yang sangat langka. Padahal jika kita analisis terdapat sejumlah permainan tradisional yang memberikan peran terhadap pengembangan potensi anak seperti perkembangan motorik kasar, halus, sosial, kognitif serta aspek perkembangan lainnya. Interaksi yang terjadi pada saat anak melakukan permainan tradisonal memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan sosial, melatih kemampuan bahasa, dan kemampuan emosi.
Permainan tradisional anak atau yang disebut dengan dolanan anak-anak merupakan salah satu aset budaya bangsa yang harus tetap dilestarikan. melalui permainan tradisional anak mampu mengembangkan kerjasama, mampu menyesuaikan diri, saling berinteraksi secara posistif, mampu mengontrol diri, mampu mengembangkan sikap empati terhadap teman, memiliki kemampuan dalam menaati aturan, serta mampu menghargai orang lain.
Kelebihan yang bisa didapatkan dari aktivitas permainan tradisional adalah bahwa permainan ini mampu mengembangkan keterampilan sosial anak, beberapa permainan yang memiliki nilai kompetisi sehingga memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar bersaing dengan sehat, mampu mengembangkan social skill, motoric skill dan emotional skill.
Permainan tradisional antara lain:
- Cublak-cublak suweng. Cublak-cublak suweng adalah sebuah permainan tradisional yang berasal dari Jawa Tengah, sering dimainkan oleh anak perempuan antara 3 orang atau lebih. Sejarah permainan ini berasal dari tokoh penyebar agama islam di Pulau Jawa yaitu Sunan Giri. Permainan ini sejak lama digunakan walisongo untuk menyebarkan islam di tanah jawa dengan cara dakwah tidak memaksa. Metode ini ternyata sangat ampuh untuk menjadikan orang-orang jawa islam. Melalui seni budaya berupa gamelan, tembang, ataupun karya sastra lainya menjadikan Sunan Giri sebagai sosok yang dikagumi hingga kini
- Congklak. Congklak merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang populer pada zaman dahulu. Permainan ini menggunakan papan kayu yang memiliki 14 hingga 16 lubang dengan dua lubang di ujung papan. Permainan ini dimainkan biji-bijian atau batu kecil yang dipindahkan dari satu lubang ke lubang lainnya memutar secara berurutan.
- Bakiyak. Permainan bakiak merupakan permainan yang menggunakan sandal/terompah panjang dan terbuat dari kayu ringan yang berderet. Permainan bakiak melatih kekompakan dari para pemainnya.
- Engklek. Permainan ini banyak di mainkan oleh anak Perempuan. Polanya sangat beragam,ada yang kotak dan pola lainnya.Sejumlah pemain tidak di ketahui sedang bermain engklek. Namun, setiap pemain harus memiliki batu pipih untuk di gunakan sebagai ucak. Batu pipih ini bisa di dapatkan dari pecahan tembikar atau pecahan genting, sebuah batu datar atau ucak berfungsi sebagai lompatan pertama pemain.
Permainan tradisional menghadirkan kegembiraan kepada anak-anak yang melakukannya, serta memberikan beberapa nilai pembelajaran ketika melaksanakannya, seperti mengajarkan kerja sama, kekeluargaan, serta melatih fisiknya. Memperkenalkan permainan tradisional kepada anak,dengan memberdayakan permainan tradisional berarti menyelamatkan permainan tradisionalndari kepunahan, yang sedikit demi sedikit telah di tinggalkan oleh masyarakatnya. Padahal permainan ini sangat potensial untuk dinjadikan sebagai Teknik dalam bimbingan dan memiliki peran positif terhadap perkembangan anak.
Penulis, Nurbaiti, S.Pd Guru TK Tunas Budi PGRI, Kebumen – Jawa Tengah