Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Permainan Kolase.

Kegiatan Kolase di TK Salsabila, Samarinda– Kalimantan Timur

RadarJateng.com, Pendidikan Anak usia dini adalah usia masa keemasan (golden age), masa yang sangat penting sebagai suatu masa yang menjadi dasar perkembangan anak dan memberikan pengaruh besar terhadap kualitas perkembangan anak selanjutnya, sehingga pemberian stimulasi yang cukup dan benar akan membantu pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan aspek perkembangan anak, salah satunya adalah meningkatkan motorik halus anak. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak usia dini melalui permainan kolase. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa kemampuan motorik halus anak dapat meningkat melalui kegiatan kolase , seperti anak  dapat menempel sesuai dengan pola yang ada dan anak dapat menggunakan tangan kanan dan kiri  secara bersamaan. Sehingga kegiatan kolase  sangat disarankan untuk digunakan sebagai metode dalam upaya meningkatkan motorik halus anak usia dini. Oleh karena itu perlu pemberian stimulasi yang cukup dan benar.

Undang-undang nomor 20 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada pertumbuhan dan perkembangan fisik motorik (motorik halus dan motorik kasar) kecerdasan sosial emosional, kecerdasan spiritual, kecerdasan bahasa dan kecerdasankognitif (Pura & Asnawati, 2019).

Apa yang dimaksud dengan motorik halus?

Read More

Motorik halus adalah suatu gerakan yang menggunakan otot – otot kecil, yang membutuhkan koordinasi antara mata dengan gerakan tangan serta jari-jemari. Contohnya seperti meraba (untuk membedakan kasar halus), meremas, mewarnai, menulis, menempel dan lain sebagainya. Salah satu kegiatan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus adalah dengan bermain kolase.

 Apa manfaat / fungsi dari perkembangan motorik halus?

Elizabeth B. Hurlock (1978) mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik halus bagi konstetrasi perkembangan individu, yaitu :

  • Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang dan bangga,
  • Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah (school adjustment), pada usia pra sekolah (taman kanak – kanak) atau usia kelas awal sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menggambar, melukis, menempel, mewarnai, dan lain- lain
  • Anak mampu memfungsikan otot-otot kecil dengan jari tangan
  • Anak mampu mengkoordinasikan tangan dan
  • Anak mampu mengendalikan emosi

Apa yang disebut dengan kolase ?

Kolase adalah sebuah teknik menempel berbagai macam unsur ke dalam satu frame sehingga menghasilkan karya seni yang baru.  Muharrar dan Verayanti menjelaskan kata kolase, yang dalam Bahasa Inggris disebut collage, berasal dari kata coller (Bahasa Prancis) yang berarti merekat. Dengan demikian, kolase adalah karya seni rupa yang dibuat dengan cara menempelkan bahan apa saja ke dalam satu komposisi yang serasi sehingga menjadi satu kesatuan karya seni. (Dewi et al., 2020)

Apa alat dan bahan bermain kolase?

Alat dan bahan bermain kolase adalah :

  1. Gambar pola pada suatu media ( kertas, papan atau bahan lainnya )
  2. Media loose part ( misalnya : biji – bijian, daun kering, sobekan origami, kulit buah, kerang, seperti kulit telur, majalah lama, koran bekas, pakaian, kardus, kaleng plastic kemasan, ampas kelapa dan sebagainya )
  3. Alat perekat / lem, disesuaikan dengan jenis media loose part -nya.

Bagaimana cara bermain kolase ?

Cara bermain kolase adalah dengan menempelkan potongan-potongan kecil dari bahan loose part pada pola gambar menyesuaikan bentuk dari pola gambar tersebut dengan rapi menggunakan perekat atau lem . Setelah mengambil lem dan mengoleskannya ke permukaan gambar, lalu menjepit komponen kolase dengan jari mereka, serta menyusun elemen kolase dengan menempelkannya pada pola gambar.

Antusias AnakAnak Bermain Kolase di TK Salsabila, Samarinda– Kalimantan Timur

Apa tujuan dari bermain kolase ?

Tujuan dari bermain kolase diantaranya adalah :

  1. Agar anak dapat belajar mengkoordinasikan mata dan tangan,
  2. Agar anak dapat menggerakkan pergelangan tangan dengan lentur,
  3. Agar anak dapat berimajinasi, berkreasi, mengasah kreativitas, mengembangkan ide, menyalurkan emosi, dan menumbuhkan minat seni
  4. Meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

Apa manfaat bermain kolase ?

Manfaat bermain kolase diantaranya adalah :

  1. Melalui kolase, dapat melatih anak untuk menggerakan jari-jari tangan dan memfokuskan pandangan pada saat kegiatan menempel.
  2. Melalui kolase, mampu memunculkan rasa peduli anak terhadap lingkungan sekitarnya, dengan memanfaatkan bahan bekas (loose part) menjadi suatu hasil karya yang indah (Nurmala et 2019).
  3. Melalui latihan kolase, dapat melatih kesabaran, ketelitian, kejelian, kebersamaan, dan yang terpenting melatih koordinasi gerakan mata dan
  4. Sangat efektif dan efisien dapat mengasah kemampuan menempel, meningkatkan kreativitas, dan mengasah konsentrasi,
  5. Dapat mengenal berbagai macam warna, melatih pemecahan masalah,
  6. Anak dapat mengeksplorasi dengan memilih potongan sesuai dengan ukuran gambar, dan dapat menyusun kolase sesuai dengan tingkat usianya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan yang menyenangkan, dengan menginovasi proses pembelajaran dan dengan media pembelajaran yang edukatif, salah satunya yaitu dapat dilakukan melalui kegiatan kolase. Bahan bekas sangat disarankan untuk digunakan sebagai metode dalam pembelajaran anak usia dini sebagai upaya untuk meningkatkan motorik halus anak usia dini, sehingga diharapkan motorik halus anak dapat berkembang secara optimal.

Penulis, Yuni Astuti, S.Pd Guru TK Salsabila, Samarinda– Kalimantan Timur

Related posts