Model – Model Pembelajaran Kooperatif Pada Kurikulum Merdeka.

Penggunaan Looseparts di TKIT Al Muhajirin, Magelang – Jawa Tengah

RadarJateng.com, Pendidikan Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama peserta didik dalam kegiatan belajar atau bisa di artikan dengan pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dengan tingkat kemampuan yang berbeda untuk menyelesaikan tugas yang di berikan guru dengan cara bekerjasama antar siswa dalam setiap kelompok.

Model kooperatif ini memiliki beberapa tujuan yaitu

  • Menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau di pengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
  • Menciptakan interaksi positif antar sesama peserta didik dan guru
  • Mencipatakan sikap saling menghargai pendapat antar peserta didik

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif  ini yaitu memiliki sifat saling ketergantungan yang positif, Memiliki tanggung jawab per seorangan, di lakukan secara tatap muka dengan berkomunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok.

Read More
Antusias AnakAnak Bermain di TKIT Al Muhajirin, Magelang – Jawa Tengah

Model-model pembelajaran kooperatif

  1. STAD ( Student Team Achievement Division ). Merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Model ini mengkondisikan siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompk kecil saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4- 5 siswa dengan kemampuan yang heterogen.
  1. JIGSAW. Suatu teknik yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknis pertukaran kelompok ke kelompok lain dengan suatu perbedaan penting setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Contohnya kelompok ahli berkumpul dengan kelompok ahli untuk memegang materi pokok bahasan setelah selesai mempelajari topik keahliannya, siswa kembali ke kelompok asal untuk mengajarkan materi keahliannya tersebut.
  1. NHT ( Number Head Together atau Kepala Bernomor ). Merupakan pengembangan yang ciri khususnya adalah pembelajaran kelompok melalui penyelesaian tugas dengan saling membagi ide. Model pembelajaran dengan maksud meminta peserta didik untuk berperan menjadi narasumber terhadap temannya di kelas. Model ini memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk bertindak sebagai tutor sebaya.
  1. TPS ( Think Pairs Share ). Model pembelajaran yang memungkinkan setiap anggota pasangan siswa untuk berpikir terhadap sebuah pertanyaan yang diajukan. Setelah di berikan waktu yang cukup mereka selanjutnya diminta untuk mendiskusikan apa yang telah mereka pikirkan tadi dengan pasangan masing-masing. Guru kemudian mengumpulkan tanggapan atau jawaban atas pertanyaan yang telan di ajukan.
  2. Problem Solving. Pemecahan masalah dengan diikuti penguatan keterampilan
  3. TGT ( Team Games Tournamen ). Model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok- keleompok belajar  yang beranggotakan 5-6 siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku / ras yang berbeda dengan tutor sebaya yang mengandung unsur permainan.
  1. CIRC ( Cooperative Integrated Reading and Competision ). Model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis dimana peserta didik di bagi menjadi beberapa kelompok untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dalam membaca, menulis, memahami kosakata dan seni berbahasa
  2. GI ( Grup Investigation ). Model pembelajaran yang menempatkan anak dalam kelompok heterogen dilihat dari kemampuan dan latar belakang
  3. TAI ( Team Accelerated Instruction ). Model Pembelajaran dengan siswa mengikuti tingkatan yang bersifat individual berdasarkan tes penempatan dan kemudian dapat maju ke depan ke tahapan selanjutnya berdasarkan tingkat kecepatan belajar.
  4. LC ( Learning Cycle ). Model pembelajaran dengan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara tepat yang dilakukan secara tepat dan teratur dengan tahapan pembangkitan minat eksplorasi- penjelasan- evaluasi.
  5. Cooperative Script. Model pembelajaran yang membutuhkan kerjasama antara dua orang yang mana yang satu sebagai pembicara dan yang satunya sebagai pendengar.

Model yang mana yang akan bapak / ibu guru lakukan ? semua memiliki hal-hal yang baik tinggal bagaimana kita sebagai guru untuk menyesuaikan dengan keadaan murid- murid kita.

Penulis, Inayah Fitriyani, S.Pd Guru TKIT Al Muhajirin, Magelang – Jawa Tengah

Related posts