RadarJateng.com, Pendidikan – Anak pada usia dini berada pada fase usia emas (golden age) karena pada fase ini merupakan masa keemasan perkembangan anak dimana semua aspek perkembangan dapat dengan mudah di stimulasi, berlangsung satu kali sepanjang rentang kehidupan manusia, merupakan masa yang paling sensitif bagi anak untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada, misalnya bahasa, kognitif, motorik, sosial emosi dan seni (Permendikbud No. 146 Tahun 2014). Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan satu lembaga dalam membentuk karakter anak. Slogan “ Belajar sambil bermain, bermain seraya belajar” merupakan salah satu prinsip yang diterapkan di PAUD. Dengan bermain, anak-anak akan bisa belajar.
Menurut T. Ramli, pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengedepankan esensi dan makna terhadap moral dan akhlak sehingga hal tersebut akan mampu membentuk pribadi peserta didik yang baik. Pendidikan karakter pada anak usia dini merupakan usaha pembinaan anak untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak dalam menggali pemahaman, penanaman sikap dan perilaku menjadi suatu kebiasaan sehingga nilai-nilai tersebut melekat dalam jiwa peserta didik hingga dewasa.
Dewasa ini dolanan anak tradisional sangat langka dan jarang ditemui di masyarakat kita. Hal ini dikarenakan era globalisasi dan modernisasi telah menggerus tradisi anak-anak zaman dahulu. Dewasa ini era digital dan gadget, anak-anak terlihat lebih tertarik dan sangat asyik bermain game ataupun menonton video melalui Gadget, laptop maupun HP dibandingkan dengan dolanan anak seperti lompat tali, dakon, gobak sodor, cublak-cublak suweng, dan sebagainya. Bahkan pada era sekarang anak-anak tidak mengenal dolanan anak.
Melalui dolanan anak dapat melatih fisik dan mental anak. Secara tidak langsung anak-anak akan dirangsang kreativitas, ketangkasan, jiwa kepemimpinan, kecerdasan dan keluasan wawasannya melalui permainan. Permainan dolanan anak yang dilaksankaan di TKIT AL-HUDA ingin mengenalkan kembali dolanan anak yang semakin hari semakin hilang ditelan perkembangan zaman, agar bisa lestari kembali dan menumbuhkan dampak positif pada perkembangan anak.
Berikut beberapa contoh dolanan anak yang memiliki banyak manfaat bagi anak usia dini dalam pembentukan karakter anak diantaranya sebagai berikut:
- Dakon. Dolanan anak dakon mengajarkan berhitung, ketelitian dan kejujuran. Setiap pemain mengumpulkan biji dakon paling banyak untuk menjadi pemenang. Pengembangan karakter pada permainan ini adalah demokratis, kerja sama tim, mandiri, semangat cinta damai, komunikatif, peduli sosial dan kejujuran.
- Cublak-cublak Suweng. Pengembangan karakter yang dikembangkan dalam permainan ini adalah kejujuran, kerja sama, kepemimpinan, ketelitian, keberanian dalam mencari benda kecil seperti batu kerikil atau benda kecil lainnya yang dianggap sebagai suweng yang disembunyikan, kebersamaan, komunikatif, peduli sosial dan peduli lingkungan.
- Engklek. Pengembangan karakter yang ditanamkan yakni percaya diri, kreatif, kerja keras, pantang menyerah, kesabaran menunggu giliran dan terbiasa antri, patuh pada peraturan main, keseimbangan tubuh dan badan, tanggung jawab, komunikatif, kejujuran, mandiri, peduli sosial, serta serta cinta damai.
- Lompat tali. Pengembangan karakter pada dolanan anak lompat tali adalah percaya diri, kreatif, kerja keras, pantang menyerah, kerja sama, ketangkasan, kecermatan, sabar menunggu giliran dan sportivitas.
- Ular naga. Pengembangan karakter yang dikembangkan adalah sabar menunggu giliran, konsisten dengan peraturan yang telah disepakati bersama, tidak memaksakan kehendak, kepedulian dan tanggung jawab.
- Gobag Sodor. Pengembangan karakter dalam permainan gobag sodor yakni percaya diri, kreatif, kerja keras, pantang menyerah, peduli sosial, bersahabat, mengasah ketangkasan,tanggung jawab dan kreatif.
Penulis, Heni Rahmawati, S.Pd Guru TKIT AL-HUDA Kec.Mertoyudan Kab. Magelang – Jawa Tengah