RadarJateng.com, Pendidikan – Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang meliputi, tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, teknis sumber belajar, sangat diharapkan berperan sebagaimana mestinya dan sebagai tenaga kependidikan yang berkualitas.Tenaga pendidik yang berkualitas adalah tenaga pendidik yang sanggup, dan terampil dalam melaksanakan tugasnya. Namun kenyataan dilapangan berbeda, banyak di sekolah-sekolah ditemukan guru mengajar tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, misalnya mereka mengajar dengan menggunakan metode yang tidak sesuai, media pembelajaran kurang menarik, atau dalam pembelajaran kurang menyenangkan, dan lain sebagainya.
Sebagai pendidik, guru perlu memilih model yang tepat untuk menyampaikan sebuah konsep kepada anak didiknya. Untuk mencapai hasil belajar secara optimal, upaya yang dapat dilakukan seorang guru adalah menggunakan model yang sesuai dalam menyampaikan materi kepada peserta didik. Model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik mengaitkan materi dengan kehidupan nyata. Model pembelajaran tersebut adalah Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah.
Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Problem based learning adalah model pembelajaran yang mengutamakan seberapa aktif peserta didik dalam selalu berpikir kritis dan selalu terampil ketika dihadapkan pada penyelesaian suatu permasalahan. Proses dari alur bagaimana peserta didik belajar ini tergantung dari seberapa kompleks permasalahan yang dihadapinya. Metode ini mengarahkan peserta didik dalam mendapatkan ilmu baru, menggunakan analisis dari berbagai pengetahuan serta pengalaman belajar yang dimiliki. Setelah itu menghubungkan apa yang dimiliki dengan permasalahan belajar yang diberikan para guru. Pada intinya pembelajaran berbasis masalah ini dikembangkan untuk memberi pengalaman belajar pada siswa. Proses belajar yang mengutamakan kemampuan analisis terhadap materi pembelajaran dari para siswa secara mandiri. Menggunakan permasalahan yang nyata untuk dihadapinya, para peserta didik bisa belajar berpikir secara kritis. Kemudian mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan mendapat pengetahuan secara mandiri.
Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Basis dari model pembelajaran problem based learning ini adalah masalah di dunia nyata, sementara siswa tentu belum memiliki semua pengalaman dalam mengatasi kondisi tak terduga. Karena itu problem based learning mempunyai beberapa target khusus untuk dicapai, tujuan dari penerapan program ini terhadap kualitas peserta didik seperti berikut.
- Untuk meningkatkan keterampilan berpikir secara kritis dari peserta didik dalam memilih dan memutuskan sesuatu
- Memberi pelatihan dalam menyelesaikan permasalahan secara sistematis, matang dan terencana sehingga hasilnya positif
- Problem based learning digunakan untuk membantu peserta didik memahami dengan benar peran orang dewasa di kehidupan
- Adanya dorongan terhadap peserta didik agar mampu menjadi individu yang mandiri serta bertanggung jawab
Karakteristik Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Pembelajaran ini memiliki beberapa karakteristik yaitu:
- Belajar dimulai dengan satu masalah
- Memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata peserta didik
- Mengorganisasikan pelajaran seputar masalah
- Memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri
- Menggunakan kelompok kecil
- Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk
Sintak Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Orientasi Siswa Pada Masalah
Dalam tahap ini guru terlebih dahulu memberi pemahaman dan penjelasan mengenai tujuan dari pembelajaran. Hal ini dilakukan agar menumbuhkan motivasi belajar dari para peserta didik, khususnya pada proses pembelajaran problem based learning.
Mengorganisasi Peserta Didik
Sintak problem based learning di tahap ini guru akan mengorganisasi peserta didik ke dalam sistem belajar, dengan memberi tugas setelah ditentukan topik dan penjelasan mengenai proses mengerjakan dan lainnya. Sehingga hasil yang didapatkan sesuai dengan harapan.
Memberi Bimbingan
Dalam tahap ini guru akan memberikan bimbingan pada setiap individu maupun kelompok, tujuannya agar peserta didik bisa mendapatkan sumber atau referensi yang sesuai. Tentunya sumber yang dimaksud sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi.
Mengembangkan Hasil Karya
Pada tahap ini peserta didik mendapatkan bantuan dari guru, khususnya dalam mempersiapkan hasil dari proses pemecahan masalah yang sudah dilakukan kemudian dibentuk dalam sebuah laporan. Hasil laporan inilah yang nantinya akan diberikan pada guru, bisa berupa dokumentasi, rekaman beserta teori pendukung lainnya.
Melakukan Analisis dan Evaluasi
Dalam model problem based learning, guru kemudian meminta para siswa agar merefleksikan serta melakukan evaluasi terhadap hasil yang diperoleh. Hal ini dilakukan dari sisi proses dan metode, karena itu harus dilakukan dengan sistematis.
Penulis : Silva Aulia, S.Pd.I. Guru SMP Negeri 37, Medan – Sumatra Utara
Referensi
- Ati, T. P., & Setiawan, Y. (2020). Efektivitas problem based learning-problem solving terhadap kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika siswa. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 4(1), 294-303.
- Sukirman dan Moch (2020). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Peserta Didik, no. 2 (mei): 49
- https://educhannel.id/blog/artikel/model-pembelajaran-problem-based-learning.html
- https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/problem-based-learning/
- https://www.prodigygame.com/main-en/blog/advantages-disadvantages-problem-based-learning/