RadarJateng.com, Pendidikan – Dunia pendidikan kembali mencatat inovasi baru yang berhasil meningkatkan pemahaman materi matematika di Sekolah Dasar Swasta (SDS) Pahoa, Tangerang. Dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan memanfaatkan media kertas lipat, guru di SDS Pahoa berhasil menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan efektif. Pada tanggal 13 dan 14 November 2023, kelas 4 SDS Pahoa menjadi saksi aksi inovatif guru dalam meningkatkan pemahaman materi pecahan senilai. Penggunaan media kertas lipat tidak hanya meningkatkan kreativitas siswa tetapi juga mengajak mereka berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dalam penerapannya, model pembelajaran PBL menjadi kunci utama keberhasilan inovasi ini. PBL mengajak peserta didik untuk berpikir kritis, bekerja sama dalam kelompok, dan menemukan solusi nyata untuk masalah yang dihadapi. Melalui fokus pada siswa sebagai pusat pembelajaran, model ini mampu mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, kreativitas, serta kemampuan bekerja sama dan berkomunikasi.
Nah, guru tidak hanya mempersiapkan modul dan media pembelajaran sejak awal, tetapi juga mengatur durasi diskusi, memberikan arahan kepada peserta didik, dan memastikan semua peserta didik aktif dalam diskusi kelompok. Proses pembelajaran mengikuti tahapan sintak PBL, melibatkan orientasi peserta didik pada masalah, pengorganisasian kelompok, pembimbingan penyelidikan, pengembangan dan penyajian hasil karya, serta analisis dan evaluasi hasil pemecahan masalah. Inovasi dalam dunia pendidikan sering kali menjadi kunci utama untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik.
Pada kasus SDS Pahoa, implementasi model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan penggunaan media kertas lipat membawa dampak positif yang sangat signifikan. Dalam hal ini, dampak positif tersebut mencakup tingginya tingkat antusiasme peserta didik, partisipasi aktif dalam diskusi kelompok, dan peningkatan pemahaman materi matematika yang diukur melalui evaluasi post-test. Antusiasme peserta didik menjadi parameter penting dalam menilai keberhasilan suatu inovasi pembelajaran. Penerapan PBL pada materi pecahan senilai dengan media kertas lipat di SDS Pahoa mampu membangkitkan semangat belajar siswa. Dalam proses pembelajaran, terlihat jelas bahwa peserta didik menunjukkan minat yang tinggi terhadap materi pembelajaran. Ketertarikan ini tidak hanya terbatas pada kegiatan individu, tetapi juga tercermin dalam kolaborasi kelompok, di mana setiap siswa berkontribusi secara aktif.
Antusiasme tinggi ini dapat dilihat dari partisipasi aktif peserta didik dalam setiap tahap pembelajaran. Mulai dari orientasi pada masalah, pengorganisasian kelompok, hingga penyajian hasil karya, peserta didik terlibat penuh dan menunjukkan semangat untuk mencari solusi dari permasalahan matematika yang dihadapi. Dalam suasana yang penuh semangat ini, tercipta lingkungan pembelajaran yang dinamis dan positif. Salah satu ciri khas dari model PBL adalah penekanannya pada diskusi kelompok. Inovasi ini secara khusus menciptakan lingkungan di mana peserta didik tidak hanya mendengarkan, tetapi juga berkontribusi aktif dalam mencari solusi dan pemahaman bersama. Peserta didik di SDS Pahoa terlihat berdiskusi dengan antusias, saling bertukar ide, dan berkolaborasi dalam menyelesaikan permasalahan matematika yang diberikan.
Diskusi kelompok ini membawa manfaat ganda. Pertama, peserta didik dapat melibatkan diri dalam proses pembelajaran dengan lebih mendalam. Keterlibatan aktif ini memberikan mereka pengalaman langsung dalam menerapkan konsep-konsep matematika dalam konteks nyata. Kedua, diskusi kelompok menciptakan suasana belajar yang inklusif, di mana setiap siswa memiliki peran penting dalam mencapai pemahaman bersama. Salah satu langkah penting dalam model PBL adalah penyajian hasil diskusi di depan kelas. Proses ini tidak hanya menantang peserta didik untuk menyampaikan pemahaman mereka, tetapi juga melatih keterampilan komunikasi dan presentasi. Di SDS Pahoa, peserta didik berhasil menyampaikan hasil diskusi mereka dengan jelas dan percaya diri di depan kelas.
Kemampuan menyampaikan pemahaman dengan baik adalah indikator keberhasilan pembelajaran. Peserta didik tidak hanya mampu menjelaskan solusi dari permasalahan matematika yang dihadapi, tetapi juga dapat mengkomunikasikan proses berpikir mereka dengan lugas. Hal ini menunjukkan bahwa model PBL dengan media kertas lipat tidak hanya menciptakan pemahaman yang dalam, tetapi juga mengasah keterampilan berbicara siswa.
Evaluasi post-test menjadi landasan kuat untuk mengukur sejauh mana inovasi ini berhasil meningkatkan pemahaman materi matematika. Data menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan, dengan 88% peserta didik mencapai Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP). Angka ini mencerminkan kesuksesan inovasi dalam mencapai tujuan utama, yakni meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Peningkatan pemahaman ini tidak hanya bersifat kuantitatif, tetapi juga berkaitan dengan pemahaman yang lebih mendalam. Peserta didik tidak hanya menyelesaikan soal-soal uji dengan baik, tetapi mereka juga mampu menjelaskan konsep-konsep matematika dengan lebih terperinci. PBL pada materi pecahan senilai dengan media kertas lipat tidak hanya memberikan jawaban, tetapi juga membantu peserta didik untuk memahami alur berpikir dan konsep-konsep dasar yang terkandung dalam materi. Berdasarkan hasil analisis, inovasi pembelajaran di SDS Pahoa dapat disimpulkan sebagai langkah maju yang signifikan. Model PBL dan penggunaan media kertas lipat berhasil menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna, meningkatkan pemahaman siswa, dan memberikan kontribusi positif terhadap kualitas pendidikan di SDS Pahoa.
Penulis, Putri Setiyarini, S.Pd. Guru Matematika SDS Pahoa Gading Serpong – Serpong Tangerang