Pentingnya Bermain Sandiwara Boneka Untuk Anak Usia Dini.

Kegiatan bermain sandiwara boneka tangan di TK AL – WITRI, Kec. Kuranji Kota Padang

RadarJateng.com, Pendidikan Pendidikan adalah gerbang bagi peningkatan kualitas individu. Tujuan nasional dari bangsa Indonesia yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjadikan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pendidikan adalah sesuatu yang menjadi prioritas Negara-negara di dunia.Di Indonesia pemerintah sudah mengatur undang-undang terkait pendidikan. Pendidikan itu merupakan hak azazi setiap manusia, disamping jalan bagi menciptakan manusia yang berkualitas. Didalam UUD 1945 versi amandemen dapat kita baca bahwa, Pasal  31, ayat 3 menyebutkan, “  Pemerintahan mengusahan dan menyelenggarakan satu sisitem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang di atur dengan undang-undang

Anak usia dini adalah sosok yang individu yang unik, mereka dilahirkan dengan membawa kemampuan, potensi masing- masing, serta bakat dan minat yang berbeda, masing-masing anak adalah berbeda, mereka memiliki karakteristik yang beragam antara anak satu dengan anak lainya Sujiono (2013:6) mengatakan anak dapat mengembangkan kemampuan, bakat dan potensi yang dimilikinya apabila diberikan suatu simulasi-simulasi yang intensif sejak anak dalam kandungan hingga anak di lahirkan, dengan makanan yang bergizi seimbang maka anak akan berkembang secara optimal

Metode pembelajaran pada anak usia dini adalah bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Dengan metode sandiwara boneka ini  akan mampu meningkatkan bahasa anak karena dunia boneka sangat menyenangkan dan dekat dengan anak usia dini. Ada berbagai cara yang dapat dilakukuan oleh guru  maka dalam meningkatkan hasil belajar. Untuk siswa pada usia Taman Kanak – Kanak atau Pendidikan Anak Usia Dini, yang bcenderung nlebih suka nyata maka metode permainan dengan sandiwara boneka dapat mendukung dalam proses belajar.

Read More

Beberapa ahli sepakat bahwa bahasa mencakup cara untuk berkomunikasi,pikiran dan perasaan individu dinyatakan dalam bentuk lambing atau symbol seperti lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan maupun mimik yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu. Badudu (1989) menyatakan bahwa bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang tediri atas individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan,dan keinginannya. Bahasa sebagain sutu sisitem lambang bunyi yang bersifat arbiter ( mana suka) digunakan masyarakat dalam rangka bekerja sama , berintereaksi dan mengidentivikasikan diri. Bromley (1992) mendefinisikan bahasa sebagai sisitem symbol yang teratur untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri atas symbol-simbol visual maupun vebal.

Bromley (1992) menyebuutkan empat aspek bahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan berbahasa berbeda dengan kemampuan bicara. Bahasa merupakan suatu sisitem tata bahasa yang runit dan bersifat semantic, sedangkan kemampuan berbicara merupakan suatu ungkapan dalam bentuk kata-kata Bahasa Kemampuan berbahasa berbeda dengan kemampuan bicara. Bahasa merupakan suatu sisitem tata bahasa yang runit dan bersifat semantic, sedangkan kemampuan berbicara merupakan suatu ungkapan dalam bentuk kata-kata. Sedangkan terkait dengan media dalam penggunaan bahasa Thaiss dalam Gunarti, ( 2015:1.36) Menyatakan, anak dapat belajar menyimak dan membaca jika mereka mendapatkan kesempatan untuk mengekspresikan pemahaman dengan membicarakanya atau menuliskanya, menggambarkan atau memanipulasinya.

Kesimpulanya, anak dapat meningkatkan kemampuan bahasanya dalam suasana belajar yang mendukung dan menyenangkan yang di dapat secara spontan dari stimulus yang mereka terima akan berdampak positif bagi pematangan kemampuan bahasa mereka Kegiatan pembelajaran dengan metode sandiwara boneka dengan boneka sebagai pemeran tokoh dalam cerita. Boneka yang di gunakan bisa berupa boneka jaridan boneka tangan . Boneka tangan adalah boneka yang lebih besar dari boneka jari  yang terbuat dari berbagai bahan seperi: dari kain, sebuk kayu, botol plastik, kaos kaki

Didalam artikel ini akan dicermati boneka tangan dan boneka jari sebagai media disini peneliti menggunakan 1-4 boneka jari dan boneka tangan. Menurut Montolalu, (2007:10.10 ) bahwa metode sandiwara boneka adalah teknik bercerita dengan menggunakan boneka dan dapat pula dikombinasikan dengan menggunaka panggung. Sedangakan menurut Gunarti, W, dkk ( 2010:5.19 )  bahwa bercerita dengan menggunakan sandiwara boneka  ( sandiwara boneka ) adalah merupakan  “ kegiatan bercerita dengan menggunakan media boneka sebagai pemeran  tokoh dalam cerita dan boneka yang digunakan bisa berupa boneka jari, boneka tangan dan wayang”

MenurutMalpalenisatriana ( 2011 ) bahwa sandiwara boneka adalah guru bercerita dengan menggunakan berbagai macam boneka yang akan dipentaskan dalam suatu cerita. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas maka dsapat disimpulkan bahwa sandiwara boneka adalah merupakan bagian bercerita dngan menggunakan media berupa boneka.dan dapat menggunakan panggung kecil yang dilengkapi dengan panggung penutup.

Sandiwara boneka digunakan sebagai metode pembelajaran yang sangat tepat terutama bagi anak usia taman kanak-kanak. Boneka atau hand puppet menjadi salah satu alat peraga yang edukatif yang efektif untuk mendidik anak sebab boneka merupakan mainan yang sangat di sukai oleh anak usia dini baik anak perempuan maupun anak laki-laki. Dengan menggunakan boneka bisa mempengaruhi prilaku anak dengan melalui cerita yang disampaikan. Dengan menggunakan boneka yang merupakan media untuk menyampaikan pesan moral kepada pendengaran anak, menyampaikan pesan moral yang dikemas dalam bentuk sandiwara boneka sehingga akan menarik perhatian anak untuk menyimak dengan seksama

Program sandiwara boneka yang dilakukan di TK AL – WITRI bertujuan untuk

  1. Meningkatkan kemampuan ekspresif peserta didik
  2. Menyampaikan pesan- pesan moral melalui cerita sandiwara boneka
  3. Melatih keberanian anak untuk bercerita didepan kelas
  4. Melatih anak untuk percaya diri
  5. Merangsang otak anak untuk berfikir kreatif

Penulis, Leni Afrita, S.Pd Guru TK AL – WITRI, Kec. Kuranji Kota Padang

Related posts