RadarJateng.com, PENDIDIKAN – Desa Kembangkuning, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali menyimpan peninggalan sejarah berupa beberapa batu berbentuk “lumpang” yang berada di samping pemakaman umum Desa Kembangkuning yang dikenal dengan nama Situs Watu Lumpang. Lumpang merupakan wadah berbentuk bejana yang terbuat dari kayu atau batu untuk menumbuk padi, kopi, ataupun bahan olahan lainnya. Lumpang batu memiliki fungsi sebagai tempat menumbuk.
Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh beberapa tokoh masyarakat saat berbincang dengan mahasiswa KKN Universitas Boyolali kelompok 13.
“Watu Lumpang ada sebelum saya lahir, jadi sewaktu saya lahir Watu Lumpang sudah ada” ungkap Bapak Herman salah satu tokoh masyarakat yang dikunjungi oleh Mahasiswa KKN Universitas Boyolali kelompok 13
Menurut penuturan dari warga sekitar, Situs Watu Lumpang dikenal dengan suatu lokasi yang dianggap keramat yang membuat warga tidak berani mendekat bahkan mengunjungi sehingga perawatan disekitar Situs Watu Lumpang tersebut sangat terbatas. Di lokasi tersebut tidak ada keterangan atau papan informasi terkait catatan sejarah dari Situs Watu Lumpang tersebut.
Mahasiswa KKN Universitas Boyolali kelompok 13 berinisiasi melakukan gotong royong membersihkan area Situs Watu Lumpang dan membuat papan nama dan penjelasan singkat mengenai Situs Watu Lumpang.
“Kalau niat kita baik, balasan dari leluhur di lokasi tersebut juga baik jadi jangan mikir aneh-aneh” ungkap Bapak Tugi.
Kegiatan ini diawali dengan bersih wilayah Situs Watu Lumpang atas izin tokoh adat dan pemangku kepentingan setempat. Dilanjutkan dengan pemasangan papan catatan sejarah di depan pintu masuk Situs Watu Lumpang.
Mahasiswa KKN Universitas Boyolali kelompok 13 berharap supaya warga Desa Kembangkuning tidak takut untuk mendekati dan melanjutkan pemeliharaan Situs Watu Lumpang, karena Situs Watu Lumpang merupakan salah satu cagar budaya yang perlu dilestarikan keberadaannya dan menjadi salah satu wisata sejarah dan wisata edukasi bagi masyarakat luar Desa Kembangkuning. Selain itu, pemangku kepentingan setempat dapat memfasitilitasi sarana dan prasarana untuk pengembangan Situs Watu Lumpang sebagai wisata sejarah.
Selain itu, KKN Universitas Boyolali kelompok 13 berharap supaya kegiatan yang telah dijalankan dapat menjadi program yang berkelanjutan, sehingga menciptakan inovasi baru dalam hal pengembangan potensi Situs Watu Lumpang sebagai wisata sejarah.