RadarJateng.com, Pendidikan – Menurut RA Kosnan “Anak-anak yaitu manusia muda dalam umur muda dalam jiwa dan perjalanan hidupnya karena mudah mempengaruhi keadaan sekitarnya.” Oleh karena itu anak-anak perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh. Anak Menurut UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak anak berdasarkan Pasal 1 ayat (1) UU No 23 Tahun 2002 tentang Pengertian Perlindungan Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Ada 6 kemampuan yang harus dikembangkan pada diri anak. Seiring perkembangan zaman, cara mendidik dan mengembangkan kemampuan anak juga berbeda caranya. Kita sebagai orang tua harus bisa menyesuaikan dengan era yang sekarang serba digital. Anak-anak yang lahir dizaman digital ini, harus memiliki keterampilan dan kemampuan yang baik. Dari kemampuan itu bisa digunakan anak sebagai bekal di masa depannya.
- Mengenali dirinya sendiri. Hal pertama yang harus diajarkan dan diterapkan pada anak adalah mengenali dirinya sendiri. Mengenal hal yang disukai dan bakat yang dimiliki, mendorong anak untuk menjadi seorang yang unggul dalam bidang yang benar-benar disukai. Dari hal yang disukainya, anak akan tekuni dan jalani hal yang benar-benar disukainya. Disitulah anak sudah mengenali dirinya.
- Mengajarkan disiplin pada anak sangatlah penting. Dari disiplin itu membuat seseorang mampu meraih masa depan yang cerah. Karena hal yang dia lakukan tertata dengan baik dan tidak pernah menyia-nyiakan sedikit waktu pun.
- Memiliki literasi yang cukup banyak dapat membantu anak dalam mengetahui dan menambahkan ilmu yang lebih luas lagi. Apalagi di Indonesia minat baca sangatlah sedikit. Maka membuka dan menumbuhkan dalam diri anak bahwa membaca buku itu menyenangkan. Jika anak sulit memahami suatu hal dengan membaca, bisa dengan metode auditori.
- Memiliki jiwa sosial yang tinggi sangatlah diperlukan di masa depan anak. Dengan jiwa sosial yang tinggi, membuat anak memiliki hubungan yang cukup banyak. Apalagi zaman sekarang untuk mensukseskan suatu keinginan selain memiliki bakat juga harus bekerja sama dengan orang lain. Maka sosialisasi yang tinggi sangatlah penting dimiliki anak.
- Mengontrol emosi. Salah satu kunci orang sukses ialah yang bisa menahan dan mengendalikan emosinya. Emosi bukan hanya rasa marah melainkan juga rasa lelah dan kecewa yang dirasakan karena sebuah kegagalan. Orang yang mampu mengendalikan emosinya dan menjadikan kegagalan itu sebaagai pembelajaran bukan malah melampiaskan emosinya.
- Menjaga Budaya. Zaman memang semakin canggih, namun yang namanya budaya tidak boleh dilupakan begitu saja. mempertimbangkan, semakin berkembangnya zaman, semakin berkembang juga kualitas budaya. Apalagi di Indonesia budaya yang ada banyak sekali dan beragam macamnya.
Pengertian sosialisasi menurut beberapa ahli. Hasan Shadily berpendapat bahwa sosialisasi adalah proses di mana seseorang mulai menerima dan menyesuaikan diri terhadap adat istiadat suatu golongan. Hal ini lama-kelamaan membuat seseorang tersebut akan merasa menjadi bagian dari golongan tersebut. Sedangkan menurut David Gaslin, sosialisasi adalah proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan, nilai, dan norma, agar seseorang dapat berpartisipasi sebagai anggota kelompok masyarakat.
Memiliki kemampuan dalam bersosialisasi sangat diperlukan oleh anak. Terlebih lagi ketika mereka dihadapkan pada lingkungan baru. Anak yang pandai bersosialisasi tentunya akan mudah menempatkan dirinya di lingkungan sekitarnya, mudah berteman dengan orang-orang baru, dan mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap segala hal yang terjadi di lingkungannya. Sayangnya hal ini tidak berlaku bagi anak yang pemalu dan tertutup. Tipe kedua tersebut cenderung sulit bersosialisasi dengan orang lain. Dampaknya, saat ditempatkan di lingkungan baru, mereka membutuhkan waktu yang lebih lama dalam beradaptasi.
Lalu bagaimana cara meningkatkan kemampuan sosialisasi anak? Berikut ulasannya.
1. Interaksi dan Bermain . Ajak buah hati untuk keluar bermain bersama kawan-kawannya, sekedar berkumpul dengan tetangga. Apabila anak Anda masih kecil, biarkan dia bermain dan mengenal teman-teman di kawasan baru tapi tetap dalam pengawasan Anda. memilih memilih teman yang berusia lebih muda dari buah hati Anda atau sebaya. Hal ini bertujuan agar anak tidak merasa terasing dan terkucil. Sering mengajak buah hati berkunjung ke rumah saudara dan kerabat pun dapat menjadi terapi agar anak tidak merasa canggung dalam pergaulan di luar rumah.
2. Masukkan ke Grup atau Komunitas. Jangan ragu untuk memasukkan anak yang masih kecil ke kelompok bermain. Awalnya memang tidak mudah. Kebanyakan anak akan merasa takut melihat begitu banyak orang serta anak-anak lain ketika bergabung dalam kelompok bermain. Biarkan buah hati belajar beradaptasi di lingkungan baru. Lama kelamaan anak akan terbiasa. Apabila anak sudah remaja, biarkan mereka ikut serta dalam komunitas yang sesuai dengan hobinya. Dengan bergabung dalam komunitas, selain bisa memperluas pergaulan anak, juga dapat mengasah serta mengembangkan bakatnya.
Kegiatan bersosialisasi di Kelompok Bermain An Nuur dilakukan dengan cara melakukan kegiatan stimulasi fisik motorik yang dilakukan secara kelompok agar anak saling bertemu dan bertatap muka dengan teman lainnya serta berinteraksi dengan yang lain. Kegiatan permainan fisik motorik tersebut diantaranya adalah kegiatan bermain melempar tangkap bola dan estafet hoolahop.
Tak hanya membuat anak tidak lagi takut saat bertemu banyak orang, melatih bersosialisasi juga punya banyak manfaat untuk tumbuh kembang anak, di antaranya: lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru., membuat nnak lebih percaya diri, melatih kemampuan berkomunikasi, mau berbagi, dan mengajarkan satu sama lain menghargai.
Jangan pernah berkecil hati dan putus asa apabila anak masih enggan bersosialisasi dengan orang lain. Tetap semangat dengan selalu memberikan dukungan pada anak untuk mengawalinya dari lingkungan dan orang terdekat terlebih dahulu. Anda juga bisa mengajak anak bergabung Kelompok Bermain terdekat untuk mendukung tumbuh kembang anak terutama dalam hal sosialisasi.
Penulis, Siti Muntowiyah, S.Pd Guru TK Al I’dad An Nuur, Ngangkrik , Triharjo, Sleman – DIY.