RadarJateng.com, Pendidikan – Secara umum yang dimaksud dengan anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun. Anak yang berada dalam rentang usia ini sedang dalam tahap masa pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun mental. Laju pertumbuhan dan perkembangan setiap anak tentu berbeda-beda tergantung pada lingkungan, stimulasi dan kepribadian masing-masing. Pertumbuhan artinya mengalami peningkatan atau penambahan secara kuantitatif yang dapat dilihat secara kasat mata seperti bertambahnya tinggi dan berat badan, sedangkan perkembangan secara kualitatif yang meliputi meningkatnya kemampuan secara psikis seperti bertambahnya pandai pengetahuan . Aspek perkembangan anak usia dini umumnya meliputi perkembangan fisik, kognitif, Bahasa, emosi dan social. Masa anak usia dini sering disebut juga dengan istilah golden age atau masa emas yaitu masa dimana seluruh potensi anak tersebut mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan kuat.
Anak usia dini adalah individu yang unik memiliki karekteristik sendiri dan mempunyai multiple intelegensi yang harus di stimulasi dengan baik. (Suwardi et al., 2014) menyatakan bahwa pada tahap pra-operasional pada usia 2-7 tahun anak secara berangsur-angsur dapat memikirkan lebih dari satu benda pada saat yang bersamaan. Mereka mulai menguasai lambang-lambang yang memungkinkan manipulasi secara mental. Akan tetapi penalaran masih sangat dipengaruhi oleh persepsi. Karena itu mereka memandang pendapat orang lain masih terbatas.
Menurut Aisyah dalam (Juita, 2018) karakteristik anak usia dini adalah memiliki rasa ingin tahu yang besar, memiliki pribadi yang unik, suka berfantasi dan berimajinasi, masa paling potensial untuk belajar, menunjukan sifat egosentris, memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek, sebagai bagian dari mahkluk sosial. Menurut (Suryana, 2013) menyatakan bahwa “berhitung merupakan bagian dari matematika”. Kemampuan berhitung sangat diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan anak tentang angka, bilangan, penjumlahan, dan pengurangan. Selain itu, berhitung juga merupakan dasar bagi.
Pada kenyataanya banyak orang tua dan guru mengajarkan angka pada anak hanya sebatas dengan menulis dan membaca dan menghitung saja padahal banyak banyak hal yang bisa di lakukan diantaranya dengan membuat media sederhana atau alat peraga sederhana dengan menggunakan barang barang yang tidak terpakai seperti kardus dll.
Seperti media kartu angka yang sangat mudah di buat ,alat dan bahan nya juga mudah untuk di dapat diantaranya:Tray karton/tempat telur,stik,kertas lipat ,gunting,lem, spidol.
Cara membuat
- Gunting kertas lipat bentuk lingkaran
- Tulis angka menggunakan spidol di atas kertas lipat yang susah di gunting bentuk lingkaran
- Tempel kertas lipat yang sudah ada angkanya pada stik
- Iubangi ujung tempat telur /di iris dengan ujung gunting
- Masukkan stik yang sudah ada angkanya
Contoh kegiatannya adalah guru dan orang tua menjelaskan pada anak tentang macam angka
Cara bermainnya
- Guru /orang tua menunjukkan angka yang di pegang
- Guru dan orang tua menyiapkan tempat telur dan kartu angka
- Guru dan orang tua memberi contoh cara meletakkan kartu angka pada tempat telur
- Anak mencontoh dan maju satu persatu untuk melakukannya
Tujuan media ini adalah untuk mengembangkan kemampuan menghitung anak yang di mulai dari lingkungan terdekat dengan dirinya,sehingga anak tidak terbebani dalam belajar yang mengharuskan mengggunakan buku dan pensil saja
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis : Erhami,S.Pd. Guru TK MNU Sirojul Muttaqin Desa Taro’an Kec.Tlanakan Kab.Pamekasan Prov.Jawa timur