RadarJateng.com, Pendidikan – Secara umum yang dimaksud dengan anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun. Anak yang berada dalam rentang usia ini sedang dalam tahap masa pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun mental. Laju pertumbuhan dan perkembangan setiap anak tentu berbeda-beda tergantung pada lingkungan, stimulasi dan kepribadian masing-masing. Pertumbuhan artinya mengalami peningkatan atau penambahan secara kuantitatif yang dapat dilihat secara kasat mata seperti bertambahnya tinggi dan berat badan, sedangkan perkembangan secara kualitatif yang meliputi meningkatnya kemampuan secara psikis seperti bertambahnya pandai pengetahuan . Aspek perkembangan anak usia dini umumnya meliputi perkembangan fisik, kognitif, Bahasa, emosi dan social. Masa anak usia dini sering disebut juga dengan istilah golden age atau masa emas yaitu masa dimana seluruh potensi anak tersebut mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan kuat. 6 Aspek perkembangan anak usia dini tersebut yang selalu kita harapkan tumbuh dan berkembang dengan baik yaitu terdiri dari :
- Aspek perkembangan nilai agama dan moral.
- Aspek perkembangan Fisik anak usia dini
- Aspek perkembangan Kognitif anak usia dini.
- Aspek perkembangan Bahasa anak usia dini.
- Aspek perkembangan sosio emosional anak usia dini.
- Aspek perkembangan seni.
Salah satu perkembangan yang dioptimalkan adalah perkembangan kognitif , Perkembangan kogniitif adalah sebuah istilah yang digunakan oleh para psikolog untuk menjelaskan segala aktifitas mental yang saling berhubungan antara persepsi,pikiran,ingatan,dan pengolahan informasi. Aspek Perkembangan kognitif berhubungan erat dengan akal dan pikiran sehingga jangan heran jika pertumbuhan pada area ini memiliki jangkauan yang sangat luas . Banyak Pelajaran penting yang akan di dapatkan oleh sikecil, beberapa diantara mampu berfikir logisdengan mengenal perbedaan ,klasifikasi, perencanaan, pola, sebab akibat dan inisiatif. Pada masa ini si kecil dapat menyebutkan , mengenal, dan juga menggaunakan lambing-lambang seperti abjad dan angka. Tidak hanya itu, tahap ini juga akan membantu anak untuk menggambarkan ulang banyak hal yang pernah nereka lihat. Dalam hal ini pembelajaran yang paling penting adalah anak dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan fleksibel, praktis, dan juga dapat diterima secarasosial. Anak juga dapat menerapkan pengetahuan dan pengalaman baru yang mereka dapatkan baik disekolah maupun dirumah.
Kegiatan membilang bagi anak usia dini merupakan salah satu perkembangan kognitif dimana anak berada pada tahap pra-operasional beberapa simbol dan benda termasuk bahasa dan gambar. Kemampuan membilang merupakan interpetasi manusia dalam menyatakan anggota himpunan ( Negoro dan B.Harahap 1998 :17).
Menurut Joko Untoro (2008:1) kemampuan membilang adalah satuan dalam sistem matematis yang abstrak dan dapat diunitkan ditambah atau dikalikan. Sejalan dengan pendapat tersebut menurut Ruslani (Tajudin,2008) kemampuan membilang adalah suatu pengertian yang mana membilang yaitu mewakili suatu jumlah yang diwujudkan dalam lambang bilangan. Menurut Copley (Tajudin, 2008)membilang adalah suatu lambang atau simbol yang merupakan suatu objek yang terdiri dari angka-angka. Sebagai contoh bilangan 10, dapat di tulis 2 buah angka (double digits) yaitu angka 1 dan angka 0.
Dalam pengenalan konsep membilang ini tidak lepas dari konsep tentang angka-angka. Pengenalan konsep angka melibatkan pemikiran tentang beberapa jumlah suatu benda atau beberapa banyak benda. Pengenalan konsep angka ini pada akhirnya akan memberikan bekal awal kepada anak untuk mempelajari berhitung dan operasi penjumlahan.
Kemampuan membilang merupakan tindakan matematika untuk menentukan berapa banyak jumlah benda yang ada serta untuk mengukur kapasitas seseorang dalam berhitung dengan menyebut jumlah benda yang ada. Membilang di TK dipergunakan untuk menunjukkan pengetahuan tentang, nama angka, bilangan, dan nomor.
Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan membilang adalah dengan menggunakan media gambar. Fungsi media itu sendiri pada mulanya kita mengenal media sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni yang memberikan pengalaman visual pada anak dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkret, mudah dipahami. Dewasa ini dengan perkembangan teknologi serta pengetahuan, maka media pengajar berfungsi sebagai berikut:
- Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan pengajaran bagi guru.
- Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi konkret).
- Menarik perhatia siswa lebih besar (jalanya tidak membosankan).
- Semua indra murid dapat diaktifkan.
- Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
- Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.
Media gambar ini dapat mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Tidak hanya semata – mata untuk mendapat kesenangan dalam permainan melainkan untuk mempermudah pemahaman siswa dalam belajar. Proses : memperkenalkan pada anak cara bermainnya, setelah anak mengerti, ajak anak untuk bermain. Urutkan dahulu gambar – gambar tersebut, biarkan anak mengenal angka – angka tersebut dan menyebutkan nama angka tersebut ciptakan permainan dengan variasi, misalnya media gambar dikocok secara acak, kemudian dibuka dan anak di arahkan untuk menebak angka berapa. Dapat juga menyebar gambar – gambar tersebut kemudian guru menyebutkan satu angka dan anak diminta untuk mencari angka yang diminta oleh guru.
Penulis, Siti Sangadatul Khasanah, S.Pd Guru TK Wismasari Putra, Ngaliyan – Semarang