RadarJateng.com, Pendidikan – Anak usia dini pada umumnya menyenangi aktivitas gerak yang berirama atau aktivitas ritmik dan dinamis. Mereka senang mengikuti irama lagu atau bernyanyi. Kegiatan ini dapat memberikan dorongan yang baik bagi anak dalam proses membangun dan menemukan daya gerak mereka sehingga dapat mengekspresikan dengan bantuan guru untuk berkreasi sesuai keinginan jiwanya. Perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Kemampuan motorik anak berbeda-beda. Karena itu sejak usia dini aspek perkembangan motorik anak dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan dapat menstimulus perkembangannya secara maksimal dan berdampak pada perkembangan lainnya. Salah satunya dengan menari dan bermain yang menyenangkan. Ketrampilan gerak dasar tari merupakan proses belajar agar bisa konsentrasi, aktif, ekspresif dan kreatif melalui gerakan simbolik sesuai fase perkembangan kinestetiknya. Menurut Sach ( Rahmi, 2008:6.4) “Tari adalah gerak tubuh yang ritmis”. Tari merupakan sebuah seni kolektif terdapat beberapa unsur seni musik, sastra, seni rupa dan drama. Tari memberikan warna dan arah pada pengetahuan, sikap dan ketrampilan gerak dalam dimensi pendidikan. Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran tari bagi anak usia dini: 1. Tari imitatif 2. Karakteristik gerak tari bagi anak usia dini.
Menurut Rachmi (2008:6.7) secara umum karakteristik gerak bagi anak usia dini, yaitu:
- Menirukan
- Manipulasi (perlakuan)
- Bersahaja
Dalam perkembangan motorik kasar dan halus, menurut Pekerti et al.(2007:9.6) mengemukakan:
Motorik halus adalah berbagai gerakan melibatkan fungsi jemari, seperti melipat, menggunting, menjahit, menganyam,menari dan menggambar. Motorik kasar melibatkan sendi-sendi dan otot besar, seperti meloncat, memanjat dan melempar.
Adapun desain pembelajaran tari yang harus diajarkan pada anak, diantaranya:
- Eksplorasi
- Improvisasi
- Penyusunan dan penggabungan gerak
Manfaat atau fungsi pendidikan tari untuk anak usia dini :
- Mengembangkan kompetensi intelektual. Anak harus mampu secara kognitif, memahami, mengerti dan mengevaluasi gerak.
- Wahana sosialisasi. Anak akan lebih sering beriteraksi dengan teman, anak juga dapat melatih emosionalnya dan mampu bekerjasama, sehingga meningkatkan percaya dirinya.
- Wahana cinta lingkungan. Dapat memberikan makna tari yang sedang dilakukan dan mengenal bermacam-macam budaya.
- Pengembangan kreativitas. Anak dapat mengeksplorasi gerak yang akan dilakukan atau diinginkannya.
Musik atau iringan sangat penting fungsinya dalam keberlangsungan suatu tarian. Iringan musik dan tari merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan. Musik selain pengiring tarian juga sebagai penguat tarian. Sesuai karakteristik anak usia dini maka jenis musik harus lebih dinamis agar tidak menimbulkan kesan bosan dan juga harus riang.
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar guna mempersiapkan pendidikan berikutnya. Proses pembelajaran anak usia dini mengupayakn konsep belajar yang bermakna dan menyenangkan. Salah satunya dari pendidikan seni tari merupakan jembatan bagi perkembangan motori anak baik motori kasar dan halus. Ada beberapa stimulus sehingga dapat melakukan geraka tari, seperti: rangsang visual, rangsang auditif, rangsang kinestetik, dan rangsang ide. Ada pula beberapa hal yang dapat mempengaruhi perkembangan motorik anak, selain faktor lingkungan, kesehatan anak, pengendalian emosional, kemandirian, adanya sosialisasi dengan teman merupakan stimulus perkembangan motorik anak.
Penulis, Nikmaturrohmah, S. Pd Guru TKIT Daarussalaam Sangatta Utara Kutai Timur – Kalimantan Timur