RadarJateng.com, Pendidikan – Budi pekerti adalah tingkah laku, akhlak, perangai, atau watak (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sementara menurut Ki Hajar Dewantara, budi pekerti adalah perpaduan antara gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Jika diberikan gambaran sederhana, sosok orang yang berbudi pekerti adalah seseorang yang menunjukkan perilaku baik terhadap orang lainnya.
Seberapa penting budi pekerti ditanamkan pada sanubari anak didik, sehingga kelak akan menjadi manusia-manusia cerdas yang berkepribadian luhur?. Ternyata sangat penting, maka Kemdikbud sendiri telah menetapkan bahwa penerapan budi pekerti harus dimulai dari tingkat PAUD hingga SMA/SMK.
Perkembangan Anak Usia Dini
Anak usia dini adalah kelompok anak yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, yaitu memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.
Secara umum anak usia dini terbagi dalam tiga tahapan perkembangan, yaitu : tahap bayi lahir sampai usia 12 bulan, tahap Batita, usia 1-3 tahun, tahap pra sekolah usia 3-6 tahun, tahap kelas awal Sekolah Dasar 6-8 tahun.
Perkembangan anak mengalami peningkatan memahami sesuatu yang semula bersifat konkrit kemudian menjadi bersifat abstrak. Bahwa untuk membentuk manusia yang utuh perlu dibentuk sejak anak usia dini. Pembentukan karakter pada usia dewasa akan mengalami kesulitan karena pada usia dewasa telah terbentuk karakter yang dipengaruhi oleh perjalanan hidupnya.
Penanaman Budi Pekerti
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengawali penanaman budi pekerti pada anak usia dini adalah :
Membimbing hati nurani anak berkembang lebih positif secara bertahap dan berkesinambungan, dengan harapan hati nurani anak yang semula egosentris menjadi memahami dan mempertimbangkan kepentingan orang lain (tidak terlalu mementingkan diri sendiri). Memupuk, mengembangkan, menanamkan nilai-nilai dan sifat-sifat positif terkait budi pekerti ke dalam pribadi anak. Bahwa budi pekerti akan bermanfaat mengikis dan menjauhkan anak dari sifat-sifat dan nilai-nilai buruk. Membantu anak-anak mengenal dan memahami nilai-nilai yang mengatur kehidupan berkeluarga, bertetangga, bermasyarakat dan mampu melaksanakannya secara bertahap.
Menumbuhkan Budi Pekerti Pada Anak Usia Dini
Untuk menumbuhkan budi pekerti pada anak usia dini sebaiknya dilakukan secara sistematis mulai dari pengenalan nilai nilai positif dalam kategori budi pekerti dengan cara cara yang mudah dipahami, memberikan contoh, menjadi panutan, menunjukannya yang terjadi di masyarakat dan lingkungan, dan sedikit demi sedikit menunjukkan manfaat bagi dirinya.
10 contoh dalam menumbuhkan budi pekerti pada anak usia dini; antara lain :
1) Menjalankan Perintah Agama; dapat dilakukan dengan cara antara lain :
- Mengenalkan anak dengan ibadah dan artinya.
- Memberikan anak contoh menjalankan ibadah.
- Mengajak anak menjalankan ibadah bersama baik di rumah maupun di tempat ibadah.
2) Berpamitan Ketika Pergi; menjelaskan tentang etika berpamitan jika akan pergi ke suatu tempat. Orangtua sebaiknya menghindari pergi tanpa pamit agar tidak ditiru anak. Manfaat berpamitan sebelum bepergian yang dapat dijelaskan pada anak :
- Orang yang ditinggalkan akan merasa dihargai keberadaannya.
- Orang yang bebergian bisa memperoleh doa dan restu dari orang yang dipamiti.
- Mempererat hubungan emosional di antara anggota keluarga.
- Orang yang tinggal di rumah mengetahui kemana anak pergi; sehingga jika ada sesuatu hal mudah mencarinya.
3) Membawa Barangnya Sendiri, hal ini memilki manfaat bagi anak, antara lain :
Dengan membawa tasnya sendiri anak akan belajar pentingnya tanggung jawab dan mandiri. Anak juga akan menjadi lebih kuat kondisi fisiknya ketika dia sudah terlatih membawa tasnya sendiri. Bermanfaat untuk menimbulkan kebanggaan dan kepercayaan diri.
4) MANDIRI seperti belajar Makan Sendiri mandi sendiri.
Membiasakan anak makan sendiri akan melatih kemandirian dan motorik halusnya. Mendampngi anak agar terlatih makan dengan benar dan makanan tidak terlalu berantakan. Mandi sendiri {toilet training}dalam arti perlu pengawasan mengajari anak menggosok gigi,cara memakai sabun,pakai handuk , melepas baju,belajar mengkancing baju Anak bisa dilatih semenjak dia bisa memegang sesuatu, misalnya memegang benda yang pipih seperti sendok.melatih koordinasi otot jri dan tangan
5) Membantu Pekerjaan di Rumah.
Dengan membantu orang tua melakukan pekerjaan di rumah, anak akan merasa keberadaannya diakui, merasa dia berguna karena bisa membantu ayah dan bunda, dan belajar berempati. Ayah dan bunda harus memastikan pekerjaan yang diberikan sesuai dengan usianya, aman, dan menyenangkan.
6) Senyum, Sapa, Salam.
Menjelaskan tentang pentingnya memberikan senyum, salam dan sapa. Memberikan contoh dalam memberikan salam dan membalas salam. Dengan memberikan senyum, sapa dan salam maka memiliki manfaat bahwa dia akan dikenal dan diingat oleh orang yang diberikan salam.
7) Berperilaku Sopan dan Santun.
Menjelaskan dan memberikan contoh tentang perilaku santun, menjelaskan manfaat antara lain bahwa orang lain akan memperlakkukan dia seperti itu sopan dan santun.
8) Meminta Maaf Ketika Salah
Menjelaskan cara meminta maaf, serta menjelaskan bahwa berbuat kesalahan kepada orang lain memiliki dampak terhadap kepercayaan, dll. dan dengan meminta maaf akan memperbaiki hubungannya dengan orang lain serta menunjukkan sebagai orang yang bertanggung jawab.
9)Tidak memotong pembicaraan orang lain
Menjelaskan bagai man cara berbicara dengan orang lain seprti kepada ayah ,bunda,kakek,nenek,dan mendengarkan perintah atau nasehat orang tua dan ketika ayah atau bunda sedang bebicara tidak boleh langsug menyela atau memotong pembicaraan mereka
10) Terbiasa mengggunakan 4 kata ajaib yaitu minta maaf,minta tolong,terimakasih,dan permisi.Yaitu minta maaf apabila berbuat salah kepada siapa saja dan berani meminta maaf.Minta tolong apabila kita memerlukan bantuan.Terimakasih apabila mendapat hadiah.Dan Permisi ketika kita berjalan di depan orang atau mau keluar kelas
Oleh, Erna Kurniawati, SPd.I Guru TK DWP Tlasih, Tulangan – Sidoarjo – Jawa Timur