Radarjateng.com,SUKOHARJO – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunjungi perajin lukis kulit kambing Kelompok Tatah Sungging di Desa Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (11/7/2023).
Ganjar mengatakan, siap untuk memfasilitasi para perajin dengan membuka kembali pasar ekspor yang sempat mati, lantaran pandemi Covid-19.
“Banyak sekali warga kita memiliki keahlian ya. Jadi ini bagian dari ekonomi kreatif, memanfaatkan limbah, dan limbahnya ini lebih banyak dari kulit kambing ya. Kulit kambing terus kemudian mereka punya keahlian bisa dibikin wayang, lukisan, kaligrafi,” kata Ganjar.
Ditambahkan, hasil kerajinan kelompok Tatah Sungging tersebut pernah dipamerkan hingga ke Dubai. Bahkan, di pameran itu kerajinan lukis kulit kambing menjadi produk yang paling laku. Sebelum pandemi Covid-19, hasil kerajinan Kelompok Tatah Sungging Sukoharjo juga pernah menembus pasar ekspor ke Malaysia, Turki, dan Iran.
“Hanya memang karena terjadi pandemi, mereka tidak bisa menjual sehebat sebelumnya. Sempat ekspor ke Malaysia, Turki, Iran, tapi sekarang belum ada order lagi. Artinya, ada potensi yang kita bisa bantu untuk meningkatkan kembali,” jelasnya.
Melihat potensi yang dimiliki itu, Ganjar mencoba mendorong agar pasar ekspor di beberapa negara itu kembali dibuka. Ia juga siap memfasilitasi, dengan menjalin komunikasi ke negara-negara tersebut, dan menyiapkan sumber daya.
“Nanti coba kami dampingi dan coba komunikasi dengan Malaysia, Turki, dan Iran, untuk kami buka kembali. Kami bisa ngomong dengan duta besarnya. Nanti kami menyiapkan ada berapa perajin, kesulitannya apa, terus kami latih,” papar gubernur.
Dorongan untuk kembali merambah pasar luar negeri itu tentu bukan tanpa alasan. Ganjar melihat, dari sisi kualitas produktivitas, para perajin sudah dapat menghasilkan produk sesuai klasifikasi pasar.
“Tadi membuat wayang saja ada dua. Ini yang kualitas bagus, ini yang grade di bawahnya. Jadi sebenarnya mereka sudah bisa membuat klasifikasi itu. Mereka juga sudah belajar untuk menjual di marketplace,” jelasnya.
Bekal itu, menurut Ganjar, menjadi sebuah kemajuan yang dapat meyakinkan pasar. Pertama dari sisi kualitas, kedua dari sisi produktivitas.
“Ketika nanti kita buka kembali pasar itu, teman-teman ini menyiapkan dengan baik. Mulai dari supply chance-nya, bahan bakunya, siapa yang mengerjakan, siapa yang finishing, siapa yang mesti berdagang, sampai pada nagihnya,” bebernya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menyerahkan bantuan modal usaha kepada anggota Kelompok Tatah Sungging. Penerima bantuan tersebut adalah Nuryadi, seorang disabilitas perajin lukis kukut kambing.
Ketua Kelompok Tatah Sungging, Mulyono, mengatakan kelompok perajin lukis kulit kambing ini sudah berdiri sejak 2001, dan saat ini beranggotakan 30 orang. Ia kembali menegaskan, pandemi lalu telah menutup keran ekspor produk hasil perajin, di mana permintaan menurun dari sebelum pandemi.
“Kemarin bulan Juni ada yang mau order tapi permasalahan kita pada figura yang minta pakai tatah. Jadi kita agak kesulitan karena yang menatah sudah terbatas sekarang. Jadi kita permasalahan di situ. Harapannya, nanti bisa difasilitasi oleh pemerintah untuk pelatihan atau untuk pemasaran yang perlu ditambah lagi,” ujarnya.