RadarJateng.com, Pendidikan – Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki Pendidikan lebih lanjut. Dalam rangka kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut, maka di dunia Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diadakan suatu pembelajaran yang bersifat menstimulasi/memberikan rangsangan pendidikan.
Di dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ada 6 (enam) aspek perkembangan yang harus mendapatkan stimulasi dari lingkungan sekitar diantaranya yaitu nilai agama dan moral, fisik motorik (yang mencakup 2 hal yaitu motorik halus dan motorik kasar), kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni. (Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini).
Lingkup perkembangan kognitif anak uisa 4-6 tahun pada Standar Tingkat Pencapian Perkembangan Anak (STTPA) diantaranya yaitu mengenai pengenalan lambang huruf yang disampaikan melalui belajar sambal bermain atau bermain sambal belajar guna menumbuhkan minat belajar anak dan agar anak merasa bahwa dirinya tidak sedang belajar namun sedang bermain. Bermain bagi anak usia dini adalah seperti layaknya bekerja bagi orang dewasa. Yang mana orang/anak tersebut mengeluarkan segala tenaga dan juga pikirannya untuk meluapkan segala energinya agar tersalurkan dengan baik.
Howard Gardner, Co-Director of Project Zero juga seorang Profesor dari Pendidikan di Universitas Harvard, telah bertahun-tahun membuat suatu penelitian tentang perkembangan kapasitas kognitif manusia. Beliau yang telah mendobrak tradisi umum tentang teori kecerdasan manusia yang mencakup dua asumsi dasar, yaitu kognisi manusia itu bersifat dasar dan bahwa setiap individu dapat dijelaskan sebagai makhluk yang memiliki kecerdasan yang dapat diukur dan disatukan. Dengan kata lain setiap kecerdasan itu memiliki ciri perkembangan yang dapat diamati seperti halnya kecerdasan kognitif ini. Ini menjadi penting karena hampir seluruh kegiatan manusia selalu berhubungan dengan masalah pemikiran/kognitif. Ini diharapkan kedepannya anak akan dapat menyesaian sendiri permasalahan yang dihadapinya kelak.
Salah satu cara yang dapat digunakan dalam mengembangkan kecerdasan kognitif pada anak usia dini adalah dengan mengenalkan lambang-lambang huruf. Lambang huruf ini dapat dirangkai dalam mengenalkan nama-nama anak diatas kertas bergambar atau bahkan gambar/foto anak itu sendiri. Agar terlihat menarik dan anak akan antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Adapun cara bermain/menyusun nama-nama anak tersebut adalah dengan
cara:
- Pengambilan foto anak melalui kamera HP
- Kemudian diprint out menggunakan kertas HVS
- Hasil print nya
- Setelah itu, foto ditempel pada kertas asturo (satu asturo bisa digunakan untuk 2 foto/gambar anak beserta nama anak).
- Potong kertas asturo warna-warni membentuk balon.
- Tempelkan nama-nama anak sesuai susunan namanya (menggunakan alfabet transparan) lalu perkenalkan lambang huruf-lambang huruf itu satu kesatuan sesuai susunannya
- Mintalah anak untuk menyusun namanya sendiri diatas huruf transparan itu. Dan inipun dapat digunakan untuk pembelajaran yang lainnya terkait pengenalan lambang
- Setelah selesai dapat dipajang di dinding kelas dan anak-anak dipastikan akan senang dan anak akan merasa bangga dengan hasil karyanya yang dipajang di dinding sekolah. Dan anak akan dengan mudah mengenal lambang huruf yang telah di susunnya dengan melihat setiap hari di ruang
Harapan kami, anak-anak akan tertarik dan dapat mengenal lambang huruf dengan baik dan mudah, sehingga anak dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri terkait nama anak itu dan dapat meningkatkan perkembangan kognitifnya dengan baik sesuai tingkat usianya.
Penulis : Mulyani, S.Pd. TK Islam Al-Husna Tambun Selatan Bekasi