Pentingnya Layanan Bimbingan Kelompok untuk Menghilangkan Perilaku Membolos Peserta Didik.

Foto : Ibu Niki Pertiwi ,S.Pd, sedang melakukan bimbingan

RadarJateng.com, Pendidikan Sekolah merupakan tempat bagi peserta didik untuk berkembang secara lebih utuh dalam berbagai aspek. Adanya Bimbingan Konseling di sekolah juga turut membekali peserta didik  agar mecapai tujuan-tujuan Pendidikan secara lebih optimal. Pendidikan bukan hanya mencakup bidang akademik saja, Pendidikan juga memuat bidang kognitif, psikomotor dan afektif.  Selain mendapatkan ilmu pengetaun baru, siswa perlu menyesuaikan diri dan sehingga dapat meningkatkan kualitas diri dan menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab.

Proses perbaikan Pendidikan dan perilaku siswa tidak hanya menjadi tanggung jawab wali kelas atau guru bidang studi saja, melainkan seluruh komponen pendidikan yang ada didalamnya tidak terkecuali guru Bimbingan Konseling. Guru bimbingan konseling diharapkan dapat membantu peserta didik dalam permasalahan yang berkaitan dengan aspek pribadi maupun sosialnya. Salah satu permasalahan di lingkungan pendidkan berkenaan dengan aspek pribadi dan sosial adalah terdapat perilaku membolos pada peserta didik.

Prilaku membolos pada peserta didik akan berdampak pada hilangnya sikap disiplin pada siswa, berkurangnya ketaatan pada peraturan sekolah, tidak terkecuali ketertinggalan dalam pelajaran. Dalam mencegah permasalahan ini agar tidak terus berlangsung diperlukannya peranan guru Bimbingan konseling dalam memberikan informasi dan pemahaman mengenai dampak-dampak dan cara-cara menghentikan perilaku membolos pada peserta didik, salah satu upaya yang dapat dilakukan guru Bimbingan Konseling adalah dengan memberikan layanan Bimbingan Kelompok.

Read More
Foto : Ibu Niki Pertiwi, S.Pd. sedang melalukan bimbingan kelompok

Bimbingan kelompok menurut Nurihsan dalam Febrianti, C., & Irmayanti, R (2019) merupakan proses pemberian bantuan kepada sejumlah peserta didik/konseli untuk menyelesaikan permasalahannya dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Bimbingan kelompok dapat diberikan kepada peserta didik atau cara mengidentifikasi kebiasaan bermasalah, memberi label pada kebiasaan tersebut, menggantikan tanggapan atau persepsi diri yang negatif atau irrasional menjadi lebih rasional atau realistis. Menurut Prayitno (1995: 61) Bimbingan kelompok kegiatan yang memanfaatkan dinamika guna mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling, bimbingan kelompok lebih kepada menekankan suatu upaya bimbingan pada individu melalui kelompok.

Prayitno (1995: 179) juga memaparkan tujuan bimbingan kelompok, yaitu agar peserta didik meningkatkan kemampuan berbicara di depan banyak orang, dapat menyampaikan pendapat, ide, saran, tanggapan dan perasaan kepada orang banyak, belajar menghargai pendapat orang lain, bertanggung jawab atas pendapat yang disampaikan, dapat mengendalikan diri dan emosi, memiliki sikap tenggang rasa, adanya keakraban satu dengan yang lain, dan membahas permasalahan atau topik-topik yang menjadi kepentingan proses bimbingan kelompok. Selain itu tujuan yang ingin dicapai dalam bimbingan kelompok menurut Wibowo (2005: 18) yaitu pengembangan pribadi, pembahasan topik-topik atau masalah-masalah umum secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagi para anggota kelompok sehingga terhindar dari permasalahan yang berkaitan dengan topik atau masalah yang dibahas.

Dalam melaksanakan bimbingan kelompok juga diperlukan adanya teknik-teknik bimbingan yang bertujuan untuk membangun suasana yang menyenangkan bagi anggota kelpompok dalam melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok. Romlah (2001: 87) memaparkan beberapa teknik yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu pemberian informasi, diskusi kelompok, pemecahan masalah (problem solving), permainan simulasi simulation games, karya wisata (field trip), penciptaan suasana keluarga (home room), dan permainan peran (role playing).

Bimbingan kelompok merupakan salah satu upaya yang dapat mengurangi perilaku membolos pada peserta didik dimana peserta didik saling mengungkapkan pendapatnya mengenai pandangan atas dampak yang ditimbulkan dari perilaku tersebut dan bersama-sama mengemukakan secara mandiri bagaimana cara mencegah keinginan untuk bolos. Selain membahas masalah umum yang terjadi, bimbingan kelompok juga dapat membangun kedinamikaan, hubungan yang lebih akrab dengan anggota kelompok, meningkatkan rasa lebih percaya diri dalam mengungkapkan pendapat, dan terhidar dari permasalahan yang topik yang dibahas. Pemberian layanan bimbingan kelompok juga merupakan Langkah membangun hubungan keterbukaan antara peserta didik dan guru Bimbingan Konseling.

Pelaksanaan bimbingan kelompok untuk menghilangkan perilaku membolos dapat dilakukan dengan beberapa tahap. Menurut Prayitno (1995:40) bimbingan kelompok umumnya dapat dilakukan dengan empat tahap yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap pelaksanaan, tahap pengahiran. Tahap Pembentukan merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri, tahap memasukan diri kedalam kehidupan suatu kelompok. Setelah tahap pembentukan bimbingan kelompok dapat dilanjutkan ketahap peralihan, dimana tahap ini merupakan pembangunan jembatan antara tahap pembentukan dan tahap pelaksanaan. Tahap pelaksanaan kegiatan adalah tahap untuk pencapaian tujuan layanan, Tahap pengakhiran atau tahap penilaian dan tindak lanjut, dipusatkan pada pembahasan dan penjelajahan tentang apakah para konseli akan mampu menerapkan hal-hal yang telah mereka bahas dalam bimbingan kelompok.

Penulis : Niki Pertiwi,S.Pd Guru SMP Negeri 45 Batam, Kepulauan Riau

Related posts