RadarJateng.com, Pendidikan – Kohlberg, Menekankan pada pendidikan moral yang menggunakan system “ kurikulum tersama “, dimana dia menekankan bahwa pengajar atau guru dalam hal ini mampu mewujudkan suatu kondisi pribadi yang mencerminkan moral terhadap peserta didik. Dalam proses penelitiannya Kohlberg, dkk mengambil sampel anak – anak dan remaja. Taman Kanak – kanak merupakan Lembaga Pendidikan yang pertama, keberadaannya sangat strategis untuk menumbuhkan jiwa keagamaan kepada anak- anak agar mereka menjadi orang – orang yang taat, terbiasa, dan perduli terhadap segala aturan agama yang diajarkan kepadanya. Dewey, mengatakan bahwa moral adalah hal – hal yang berhubungan dengan nilai – nilai social.
Ada beberapa landasan pengembangan nilai – nilai moral keagamaan bagi anak Taman Kanak – kanak.
- Landasan filosofis – anak dilahirkan kedunia tak satu pun yang dilahirkan berada dalam kesempurnaan, baik dalam pandangan fisik maupun rohani. Ketidak sempurnaan ini merupakan tanda bahwa betapa manusia memerlukan bantuan orang lain, Pendidikan, aturan hidup, dan kelengkapan hidup lainnya.
- Landasan yuridis – Menurut undang – undangsistem Pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 Bab II pasal 3. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa , yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. ( Sisdiknas, 2003 : 6 ).
- Landasan social – Indonesia adalah suatu negara yang memiliki keanekaragaman dalam berbagai aspek kehidupan. Dimulai dari adat istiadat, suku bangsa, Bahasa, sampai pada masalah agama.
Agama sebagai sumber moral – Berbicara tentang moral, akan tertuju kepada penentuan baik dan buruk sesuatu. Dengan apakah seseorang menentukan sesuatu itu baik atau buruk? Dengan rasio atau tradisi atau yang lainnya. Nilai – nilai Agama – akan tumbuh dan berkembang pada jiwa melalui proses Pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya sejak kecil. Seorang anak yang tidak memperoleh Pendidikan dan pengetahuan nilai – nilai keagamaan sebagai pengalaman belajarnya, akan dimungkinkan menimbulkan ketidak perdulian yang cukup tinggi dalam menghayati apa yang telah dipelajarinya seperti tidak merasa butuh, kurang tertarik, dan tidak serius dalam mempelajarinya.
Ada beberapa inovasi dalam pendekatan pembelajaran, termasuk dalam mengembangkan nilai – nilai agama bagi anak usia Taman Kanak– kanak.
Inovasi yang dimaksud di atas meliputi :
- Pengalaman Belajar – Kegiatan mengunjungi masjid atau gereja, mungkin bagi anak yang belum pernah mengunjunginya, bisa menjadi pengalaman belajar yang luar biasa hebatnya yang dapat memotivasi anak untuk mengetahuai lebih lanjut tentang tempat ibadah tersebut, dan bisa jadi hal itu merupakan pengetahuan yang sangat kuat melekatnya dan sangat kuat diingat dalam kehidupannya.
- Belajar Aktif –Dengan perkataan lain, anak perlu diberi peluang dan kesempatan sebesar – besarnya untuk aktif ambil bagian, berperan serta sampai mereka betul – betul dapat merasakan manfaat dari pengalaman belajarnya.
- Belajar Proses – berbagai cara yang berkaitan dengan peroleh pengetahuan, seperti proses pada pengambilan keputusan, mengevaluasi akibat dari suatu Tindakan, dan sebagainya.
Aktivitas dalam mengembangkan nilai moral agama dalam kegiatan sehari – hari :
- Berdo’a di setiap kegiatan – kegiatan ini bertujuan untik membiasakan anak – anak membaca do’a baik sebelum dan sesudah aktivitas. Mulai dari makan, kekamar mandi, hendak tidur dll. Dengan berdo’a mereka akan selalu ingat pada sang penciptanya.
- Bergiliran – Membiasakan anak untuk sabar / antri menunggu giliran . hal ini dapat dilakukan dalam mencuci tangan. Hal ini melatih anak untuk sabar serta dapat menghormati.
- Media bermain – pada dasrnya anak lebih suka bermain sambal belajar. Untuk memilih permainan yang edukatif
- Mengajak anak ketempat pengajian – aktivitas ini untuk mengembangkan nilai hormat kepada orang yang lebih tua, serta mengenal tempat – tempat ibadah.
- Bacakan buku cerita – aktivitas ini merupakan strategi pembelajaran untuk membentuk perilaku moral agama pada anak.
Oleh, Muslikayanti, S.Pd. Guru TKM NU Al Masyithoh 6 Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur