RadarJateng.com, Pendidikan – Pendidikan anak usia dini adalah layanan yang diberikan pada anak sedini mungkin mulai sejak awal dilahirkan kedunia sampai lebih kurang anak berusia enam sampai delapan tahun. Pada masa-masa ini merupakan masa yang sangat penting bagi anak untuk mendapatkan perhatian dari semua pihak yang bertanggung jawab terhadap tumbuh kembang anak. Karena masa-masa ini adalah masa keemasan bagi anak (Golden Age).
Aspek perkembangan anak akan terlihat baik dalam aspek nilai agama dan moral, sosial-emosional, kognitif, bahasa, fisik-motorik maupun seni. Salah satu dari aspek perkembangan tersebut yaitu perkembangan kognitif yang harus berkembang sesuai dengan tingkat usianya.
Pengembangan kognitif dalam menyusun pola pada peserta didik cenderung mengalami kejenuhan. Ada indikasi munculnya kejenuhan ini dikarenakan penggunaan media dalam pengenalan konsep urutan pola tidak tepat dan kurang menarik serta kurangnya motivasi dari guru untuk menstimulus kegiatan anak sehingga anak kurang aktif dalam pembelajaran. Untuk itu dibutuhkan media yang baru dalam pembelajaran di bidang pengembangan kognitif. Alternatif yang dipilih adalah dengan menggunakan media bahan alam.
Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (inteligensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide dan belajar (Susanto, 2011:47)
Konsep matematika untuk anak usia dini yang diajarkan salah satunya adalah konsep pola. Sujiono (2007: 11.8) mengemukakan “mengurutkan pola (patterning) adalah menyusun rangkaian warna, bagian-bagian, benda-benda, suara-suara dan gerakan-gerakan yang dapat diulang”. Kemampuan mengurutkan pola dapat meningkatkan kemampuan dasar matematika dalam keterampilan mengidentifikasi, menggolongkan, maupun memahami hubungan antar objek dan dapat mengembangkan keteraturan urutan pola (Seefeldt dan Wasik, 2008: 398).
Patterning adalah menyusun rangkaian warna, bagian-bagian, benda-benda, suara-suara dan gerakan-gerakan yang dapat diulang. Kemampuan mengenal pola pada anak usia dini dimulai dari hal-hal yang sederhana menuju ke hal-hal yang lebih kompleks. Pola yang perlu dikembangkan adalah menyusun sesuatu secara berulang, seperti pola AB-AB dan ABC-ABC pada anak kelompok A. Sedangkan untuk kelompok B adalah pola ABCD-ABCD.
Media pembelajaran merupakan alat (sarana) perantara untuk menyampaikan materi pembelajaran, supaya materi yang diinginkan dapat tersampaikan dengan tepat, mudah, dan diterima serta dipahami sebagaimana mestinya oleh peserta didik (Fadlillah, 2017:197). Menurut Sudjana (dalam Yukananda, Warsiti dan Budi, 2012:2) bahan alam yaitu bahan yang langsung diperoleh dari alam. Bahan-bahan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai media bermain antara lain: batu-batuan, kayu dan ranting, biji-bijian, daun-daun kering, pelepah dan bambu. (Montolalu, dkk, 2007:8.9).
Media bahan alam dapat dirancang untuk merangsang kemampuan kognitif pada anak dengan diukur melalui :
- Mengurutkan pola berdasarkan urutan warna, bentuk, ukuran, bunyi, warna, fungsi, sumber dll
- Mengelompokkan bahan alam sesuai warna , ukuran,
- Menggabungkan bahan alam menjadi sebuah bentuk sesuai kreativitas anak
Pola berpikir anak usia dini masih membutuhkan media konkrit sebagai sarana belajar. Anak belum bisa menangkap materi yang disampaikan secara abstrak, sehingga diperlukan objek nyata untuk membantu proses berpikirnya. Pembelajaran yang menyenangkan memicu anak untuk memusatkan perhatiannya secara penuh, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan sesuai harapan. Dengan demikian maka penerapan media bahan alam dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan kemampuan mengurutkan pola.
Untuk mengembangkan kognitif pada Anak Usia Dini dapat dilakukan dengan melakukan aktivitas melalui penggunaan media bahan alam dapat mengembangkan kemampuan menyusun pola pada anak.
Berdasarkan hal tersebut media bahan alam dapat digunakan sebagai salah satu media untuk mengurutkan pola pada anak. Media bahan alam dalam kegiatan untuk meningkatkan kemampuan mengurukan pola adalah media yang kongkret dan menarik , sehingga anak lebih tertarik dan paham dalam pembelajaran mengurutkan pola.
Berdasarkan simpulan diatas ada beberapa saran dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, antara lain:
- Anak diberi apresiasi dan motivasi agar lebih semangat dalam belajar dan aktif.
- Guru hendaknya lebih melibatkan anak dalam pembelajaran memilih media yang tepat agar anak tertarik
- Pihak sekolah hendaknya memberikan sarana dan prasarana yang memadai untuk kegiatan pembelajaran.
Penulis, Sukarlin, S.Pd Guru TK Dharma Wanita Persatuan 2 Karanganyar, Pasuruan – Jatim