RadarJateng.com, Pendidikan – Pendidikan memegang peranan penting dalam hidup dan kehidupan manusia. Manusia sebagai makhuk yang paling sempurna karena dibekali dengan akal dan pikiran, memerlukan Pendidikan yang baik untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang luas guna menentukan arah hidup dan masa depannya. Melalui Pendidikan bakat dan keahlian seseorang akan terbentuk dan terarah. Tidak jarang Pendidikan juga dijadikan tolak ukur kwalitas seorang manusia dan bahkan suatu bangsa karena kemajuan sebuah negara sangat bergantung pada kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki.
Penanaman dan pengembangan nilai-nilai universal suatu bangsa beserta pengembangan karakternya dimulai sejak usia dini. Pendidikan dimulai sejak usia dini karena masa kanak-kanak merupakan masa emas (Golden Age), dimana pada masa ini aspek-aspek perkembangan anak berkembang sangat pesat. Menurut Gardner (1998) sebagaimana dikutip Mulyasa (2012) menyebutkan bahwa anak usia dini memegang peranan yang sangat penting karena perkembangan otak manusia mengalami lompatan dan berkembang sangat pesat, yaitu mencapai 80%. Ketika dilahirkan ke dunia anak manusia telah mencapai perkembangan otak 25%, sampai usia 4 tahun perkembangannya mencapai 50%, dan sampai 8 tahun mencapai 80%, selebihnya berkembang sampai usia 18 tahun.
Mengingat begitu pentingnya peran Pendidikan, pengertian Pendidikan itu sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang ataupun kelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui sebuah pengajaran maupun pelatihan. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan ialah Tuntunan tumbuh dan berkembangnya anak. Lebih lanjut M. J. Langeveld (1980) dalam bukunya yang berjudul “Pedagogik Teoretis Sistematis” menyebutkan bahwa Pendidikan adalah upaya manusia yang dilakukan untuk membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan.
Pemberian Pendidikan dilakukan dengan cara menolong peserta didik untuk melaksanakan tugas hidupnya agar bisa mandiri dan bertanggung jawab secara Susila. Dari beberapa pengertian Pendidikan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan ialah Sebuah usaha yang sengaja dilakukan oleh manusia dewasa untuk mendewasakan manusia lainnya yang belum dewasa (masih anak-anak) melalui sebuah tuntunan dan pengajaran sehingga menjadi pribadi yang mandiri dan mampu melaksanakan tugas hidupnya dengan baik dan bertanggung jawab. Tujuan akhir dari Pendidikan adalah diharapkan adanya perubahan nilai, sikap, pengetahuan, dan ketrampilan bagi setiap individu.
Dalam Pendidikan ada beberapa komponen yang saling mengisi sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh dari sistem proses pendidikan. Menurut Hidayat dan Abdillah (2019:28) komponen Pendidikan terdiri atas: pendidik, peserta didik, metode Pendidikan, materi Pendidikan, lingkungan Pendidikan, alat dan fasilitas Pendidikan, dan evaluasi Pendidikan. Salah satu komponen yang berperan penting dalam mencapai tujuan Pendidikan adalah alat dan fasilitas Pendidikan. Alat Pendidikan adalah segala sesuatu baik tindakan, situasi atau media yang sengaja diadakan untuk mencapai tujuan Pendidikan tertentu.
Tujuan penggunaan alat pendidikan berupa media pembelajaran adalah sebagai sarana yang digunakan oleh seorang pendidik (guru) untuk membantu penyampaikan suatu ilmu pengetahuan (materi pelajaran) kepada peserta didik supaya lebih mudah dimengerti, lebih menarik, dan lebih menyenangkan bagi peserta didik. Lebih lanjut Situmorang (2009) menjelaskan tujuan khusus penggunaan media pembelajaran adalah : Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga merangsang minat siswa untuk belajar, Menumbuhkan sikap dan ketrampilan tertentu dalam bidang teknologi, menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan oleh siswa, untuk menciptakan situasi belajar yang efektif, dan untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa.
Seorang pendidik (guru) dituntut untuk bisa melakukan segala daya dan upaya untuk bisa memberikan bimbingan pendidikan yang layak dan dapat menunjang peserta didik agar mampu bersaing di dunia modern. Pentingnya landasan kreativitas dalam bidang Pendidikan di Indonesia pada saat ini tidak dapat diabaikan oleh para pendidik. Dengan landasan kreativitas diharapkan peserta didik nantinya mampu menyelesaikan segala permasalahan yang timbul dalam hidupnya kelak ketika sudah menjadi manusia dewasa dan mandiri yang harus hidup di tengah-tengah masyarakat.
Dalam proses Pendidikan terdapat sejumlah mata pelajaran yang diajarkan di sekolah yang bisa mengembangkan kreativitas peserta didik, salah satunya adalah Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 13 (K13) Kelas 4 Mata Pelajaran SBdP Tema 8 Subtema 3 tentang Karya Tiga Dimensi memungkinkan peserta didik untuk bisa berkreasi, berinovasi, dan produktif. Dengan media plastisin peserta didik dibimbing untuk praktek langsung menghasilkan sebuah karya tiga dimensi relief sederhana yang dikerjakan secara berkelompok. Dengan pembelajaran tersebut diharapkan adanya perubahan sikap berupa kerjasama, tanggung jawab, mandiri, kreatif, inovatif, dan produktif.
Plastisin merupakan suatu bahan yang sering digunakan oleh anak usia dini untuk bermain sehingga memberikan pengalaman menyenangkan dan meningkatkan imajinasi peserta didik untuk menghasilkan berbagai bentuk tiga dimensi. Dengan menggunakan media plastisin diharapkan dapat meningkatkan kemampuan motorik halus peserta didik. Menurut Moeslihatoen (2004:5) motorik halus ialah merupakan kegiatan yang menggunakan otot-otot halus pada jari dan tangan. Gerakan ini merupakan ketrampilan gerak yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti ketrampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Jadi motorik halus adalah perkembangan individu yang meliputi otot kecil serta koordinasi seimbang antara mata dan tangan.
Gerakan motorik halus ini dilakukan secara bertahap dengan adanya stimulasi oleh orangtua dan pendidik. Menggerakkan jari jemari secara seimbang dengan pemikiran serta koordinasi mata membuat gerakan motorik halus ini menghasilkan keterampilan khusus sehingga seseorang mampu berkreasi menciptakan ragam hiasan mungil, lukisan, atau sekedar lukisan, atau sekedar lukisan tangan yang teratur cantik dan rapi. Fungsi pengembangan ketrampilan motorik halus adalah mendukung aspek lainnya seperti kognitif dan Bahasa sosial karena pada hakekatnya setiap pengembangan tidak dapat terpisahkan satu sama lain. Peningkatan ketrampilan motorik halus dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang melatih penguasaan emosi dan kemampuan koordinasi mata dan tangan.
Kerjasama antar anggota kelompok diharapkan semua anggota kelompok dapat saling tolong menolong bahu membahu menyelesaikan tugas dari awal hingga akhir dengan baik. Selain itu mereka juga berlatih mencari solusi dari perbedaan pendapat/ide antar anggota kelompok hingga mencapai satu kata sepakat untuk menghasilkan suatu karya seni yang indah dan bernilai seni tinggi. Pembuatan karya seni tiga dimensi berupa relief sederhana diharapkan peserta didik bisa bebas berkreasi dan lebih inovatif karena bentuk seperti ini masih jarang diterapkan dan keterbatasan referensi di internet.
Pada dasarnya penggunaan Media Pembelajaran tertentu mempunyai kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Penggunaan media plastisin yang merupakan media tiga dimensi mempunyai kelebihan-kelebihan antara lain yaitu dapat memberika pengalaman secara langsung dan konkrit kepada peserta didik, tidak ada verbalisme, obyek dapat ditunjukkan secara utuh baik konstruksinya atau cara kerjanya dari segi struktur organisasi dan alur proses secara jelas, mudah dibentuk, tidak menyisakan kotoran pada lengan dan baju. Sedangkan kelemahan penggunaan media plastisin adalah membutuhkan ruang yang besar dan membutuhkan perawatan yang rumit, jika sudah tercampur beberapa warna menjadi gelap dan tidak dapat dipisahkan ke warna aslinya, jika sudah digunakan berkali-kali menjadi kehitaman (kotor) oleh tangan dan debu.
Penulis, Nurtiamah, S.Pd Guru SDN 2 Plosokandang, Kec. Kedungwaru, Tulungagung – Jawa Timur
DAFTAR PUSTAKA
- Depdikbud. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
- https://pendidikan.matamu.net/pengertian-pendidikan-menurut-pendapat-ahli-diserta-daftar-pustaka-dan-judul-bukunya/
- https://serupa.id/komponen-pendidikan-pendidikan-peserta-didik-metode-materi-dsb/
- https://sites.google.com/a/students.unnes.ac.id/pus/page-1/tujuan-penggunaan-media-pembelajaran
- Mulyasa. (2012). Manajemen PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya
- Moeslihatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, Jakarta : PT Rineka Cipta