RadarJateng.com, Pendidikan – Pendidikan Anak Usia Dini adalah layanan yang berikan pada anak sedini mungkin mulai sejak awal dilahirkan kedunia sampai lebih kurang anak berusia enam sampai delapan tahun. Pada masa-masa ini merupakan masa yang sangat penting bagi anak untuk mendapatkan perhatian dari semua pihak yang bertanggung jawab terhadap tumbuh kembang anak. Karena masa-masa ini adalah masa keemasan bagi anak (Golden Age).
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan layanan pendidikan yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik fisik maupun psikis yang meliputi nilai agama dan moral, sosial , emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, motorik dan seni sebagai wahana untuk siap memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Kemampuan kognitif adalah suatu bentuk perkembangan yang mengacu pada kemampuan untuk memperoleh makna pengetahuan dari pengalaman dan informasi. Kemampuan kognitif sangat dibutuhkan anak untuk bisa mempelajari berbagai hal, termasuk saat ia masuk sekolah nanti. Menurut Susanto (2012:48) kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, mempertimbangkan suatu kejadiaan atau peristiwa.
Berikut adalah hah-hal yang termasuk kemampuan kognitif :
- Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
- Memiliki imajinasi yang diaplikasikan pada bentuk kreativitas
- Mampu berpikir untuk menyelesaikan masalah
- Memiliki nilai akademis yang bagus
Untuk mengembangkan kognitif pada Anak Usia Dini dapat dilakukan dengan melakukan aktivitas melalui media loose part. Media loose part merupakan salah satu media yang dapat disusun , dirangkai, digabungkan, dipindahkan, dan yang lainnya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan anak, sebagai media belajar yang memiliki tekstur dan bentuk yang berbeda-beda. Loose Part menciptakan kemungkinan kreasi tanpa batas dalam aktivitas pembelajaran dan mengundang kreativitas pada anak.
Media pembelajaran loose part dapat dirancang untuk merangsang kemampuan kognitif pada anak dengan diukur melalui :
- Menghitng jumlah bahan yang dibutuhkan untuk membuat bentuk manusia sesuai kreativitas anak
- Mengelompokkan bahan loose part sesuai warna bentuk dan ukuran
- Menggabungkan bahan loose part menjadi sebuah bentuk sesuai kreativitas anak
Aktivitas bermain yang diterapkan dalam kegiatan ini akan berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak ditinjau dari aspek kognitif diantaranya yaitu :
- Anak dapat menghitung jumlah bahan loose part yang dibutuhkan untuk membuat bentuk manusia sesuai kreativitas anak
- Anak dapat mengelompokkan bahan loose part sesuai warna, bentuk dan ukuran
- Anak dapat menggabungkan bahan loose part menjadi sebuah bentuk yang diinginkan sesuai kreativitas anak
Haugkey (2017) menyebutkan bahwa ada 7 tipe dari loose part yaitu: loose part bahan alam, plastic, logam, kayu dan bambu , benang dan kain, kaca dan keramik, bekas kemasan. Adapun tujuan penggunaan media loose part adalah anak-anak akan menjadi lebih kreatif dan senang karena mereka bebas bernain dan berkreasi membongkar pasang bahan loose part yang disediakan sesuai dengan imajinasi mereka.
Penggunaan media loose part dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan juga dapat meningkatkan minat belajar anak, terutama bagi Anak Usia Dini , berlajar dengan benda nyata akan lebih bermakna. Penggunaan media loose part pada masa belajar pada Anak Usia Dini akan lebih meningkatkan kreatvitas, sikap kooperatif, sosialisasi dan ketrampilan komunikasi anak secara optimal. Selain itu juga dapat membantu menstimulasi krativitas Anak Usia Dini dan mampu menciptakan konsep merdeka belajar yaitu dengan memberikan kebebasan dan kemerdekaan dalam belajar, anak diberikan kebebasan dalam belajar dan bermain.
Semoga info diatas bermanfaat bagi kita semua.
Penulis, Kusmiyati, S.Pd Guru TK ABA III Pare – Kediri – Jatim