RadarJateng.com, Pendidikan – Bisa jadi anak anda tergolong batita yang suka membantah. Bagaimana menghadapi anak yang sering bilang tidak ? Berikut ulasannya. Apakah anak bilang “ tidak “ terlalu sering saat anda memberikan suatu instruksi ? jika ya mungkin anak anda sedang berada dalam fase “melawan” tenang,, kebiasaan anak selalu bilang “tidak” tak perlu di khawatirkan yang berlebihan.
Fakta, hal tersebut normal kok. Kondisi ini di sebut toddler refusal syndrome dan merupakan bagian dari fase perkembangan anak. Toddler refusal syndrome termasuk dalam perkembangan sosio-emosional . dimana pada fase ini anak selalu bilang “tidak” karena ia telah menyadari keinginannya sendiri, sehingga ingin mrngungkapkannya.
Meski tergolong normal. Kebiasaan anak yang selalu bilang “tidak” sebaiknya tetap disiasati agar tidak memicu emosi. Anda tidak ingin berhubungan dengan si kecil mengalami kerenggangan gara gara sering mendapat penolakan bukan ?
Menghadapai anak yang sering bilang “tidak” memang menjadi tantangan tersendiri. Bagaimana kiat-kiat mengatasi anak yang selalu bilang “tidak” kepada orang tuannya ?
Berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan :
Jangan menyuruh, lebih baik berikan pilihan
Ubahlah kebiasaan Anda dari menyuruh anak menjadi memberikan pilihan kepadanya.bUbahlah pernyataan “ Ayo tidur”! menjadi penawaran, Adik mau bermain atau istirahat dengan mama di kamar ? Istirahatnya sambil ibu kasih dongeng yang menarik,, atau adik bermain sendiri di sini ?
Cara itu dapat membantu anda menghindari kata “tidak” dari si kecil sejak awal.bAnda dapat menggunakan cara tersebut untuk mengatasi semua hal terkait rutinintas sehari- hari, mulai dari pemilihan pakaian, makanan, permainan dan sebagainya. Variasikan pilihan yang diberikan agar anda dan anak tidak menemukan kebosanan dalam pelaksanaannya.
Bagaimana jika anak tidak bisa memutuskan ? Anda bisa mengatakan “ ibu hitung ya. Dari 1- 10, setelah itu kamu harus memilih, atau ibu yang pilihkan untuk kamu “ Biasanya anak akn segera membuat keputusan setelah Anda mulai berhitung. Meski cukup efektif, cara ini sebaiknya di gunakan sebagai upaya terakhir bial cara- cara lain susah atau tidak mempan.
Ajarkan si kecil cara merespons
Salah satu alas an anak sering berkata “ tidak”adalah karena dia tidak tahu kata lain untuk menolak hal yang di tawarkan. Oleh sebab itu , bantu dia memperbanyak kosa kata dengan mengajaknya ke dalam sebuah permainan tanya- jawab. Misalnya ,” apa lawan dari kata tidak” dan ya”? jawabannya adalah “mungkin”, “barngkali” dan :bisa jadi” Pertanyaan selanjutnya, “ap acara yang lebih baik untuk mengatakan “tidak” jawabannya “tidak terimakasih”.
Buat anak agar jangan langsung berkata “tidak”
Anda dapat mengurangi respons “tidak” dari anda dengan mengkondisikannya terlebih dahulu. Anda bisa mulai dengan candaan seperti “kalau kucingnya ibu kasih makan nasi dimakan apa tidak Ya”?
Bila si kecil menjawab “ya”, segera lanjutkan dengan bertanya , Nah, kalau kamu mau makan nasi atau tidak ? pada titik ini bisa saja dia kemudian berhenti menolak untuk makan. Namun jika masih mengatakan “tidak” jangan paksakan. Tanyakan kenapa dia tidak mau makan dan ajak diskusi.
Kurangi Penggunaan Kata “tidak”
Alasan lain anak kerap melawan mungkin karena dia sering mendengar kata “tidak” Dalam kesehariannya. Bila ini akar masalahnya, Anda harus mengurangi penggunaan kata teresbut dan gunakan alternatifnya sebisa mungkin. Anda bisa mengganti kata “tidak” dengan frase yang lebih spesifik untuk suatu situasi, misalnya “main ditangga berbahaya, ayo kita mainnya di karpet saja. Disaat anak menolak dengan berteriak, Anda dapat menyampaikan, “ Ayo, bagaimana cara berbicara yang baik “?
Usahakan untuk tidak berjanji, ‘besuk”
Salah satu kebiasaan yang harus Anda hindari adalah berjanji kepada anak dengan kata “besok” misalnya, “Makan es krimnya besok lagi, ya” Mengapa tidak disarankan? Karena, anak – anak belum memiliki kemampuan untuk mengetahui waktu secara pasti. Janji tersebut hanya akan membuat mereka semakin Tantrum. Daripada berjanji dengan kata “besok” coba tawarkanalternatif makanan atau aktifitas yang anak bisa lakukan.
Jangan langsung bereaksi
Bila anak sedang mengalami tantrum, hibdari tawar- menawar atau memaksanya berhenti anda hanya perlu diam sesaat untuk meredakan situasi. Memberikan reaksi emosional di saat anak tantrum dan terus menolak untuk di tawari sesuatu biasanya hanya akan memperburuk emosinya.
Oleh karena itu, tunggu hingga anak mengeluarkan semua emosinya, setelah itu segera tinggalkan situasi tersebut dan lanjutkan dengan melakukan aktifitas lain.
Alihkan Perhatiannya
Terus – menerus memintanaya melakukan sesuatu biasanya sulit berhasil, mengingat anak biasanya akan terus menolak apapun yang kita minta. Bila cara- cara lain belum berhasil, alihkan dengan permainan misalnya petak umpet.
Tak perlu malu untuk terlihat konyol di depan anak. Si kecil akan tertawa melihat kekonyolan dan kelucuan Anda dan segera lupa dengan situasi sebelumnya. Adapun pada akhirnya tidak marah atau emosi. Saat kondisi sudah mulai cair , cobalah mulai masuk dengan memberikan anak pilihan untuk melakukan sesuatu.
Biarkan anak membantu anda
Batita ingin sekali menjadi seperti orang dewasa. Untuk memenuhi keinginannya, buat dirinya merasa dianggap penting dengan diberikan tanggungjawab. Dia pun akan merasa senang saat berhasil menyelesaikannya. Anda bisa memberikan tanggungjawab yang ringan dan mudah, seperti membantu memasukan pakaian ke mesin cuci, menjemur baju, atau mencuci piring sendiri.
Nantinya Anda akan sering melihat anak tersenyum lebar dan menyambut baik permintaan tolong yang ditujukan kepadanya. Bantuan yang di berikan si kecil mungkin hanya berlangsung singkat, tetapi itu sudah cukup membuat semuanya senang dan bangga.
Seseskali Penuhi Permintaannya
Untuk hal – hal yang berbahaya yang menyangkut prinsip , Anda tetap harus konsisten mengatakan “tidak”. Namun jika keinginan si kecil bukan sesuatu yang begitu penting seperti tidak mau memakai baju yang anda pilihkan untuknya, biarkan saja.
Dalam kasus tersebut, akan lebih baik jika anda mengijinkan si kecil yang memilih. Dengan demikian dia akan merasa memiliki control terhadap dirinya sendiri sehingga kekesalannyapun akan hilang.
Berikan Contoh Yang baik
Anak akan selalu meniru perilaku orang tua. Jadi , jika anak sering melihat Anda membentak orang lain, tentu saja dia akan melakukan hal yang sama. Karena itu, Anda sebagai orang tua wajib bisa mengendalikan sikap dan memberi contoh perilaku yang baik kepada anak. Sesekali apapun dengan situasi yang dihadapi, tetaplah ingat untuk selalu menjaga wibawa dan otoritas.
Meski begitu, jangan pernah malu untuk meminta maaf kepada anak jika Anda sempat berkata- kata atau berperilaku yang tidak semestinya. Sekarang Anda sudah tidak bingung lagi dalam menangani anak suka membantah, bukan”? Tetap ingat untuk mengendalikan emosi, karena fase anak suka bilang ‘tidak” akan ‘sembuh” dengan sendirinya. Usia “sembuh” anak – anak dari tahapan tersebut berbeda- beda. Hal ini salah satunya di tentukan oleh kemampuan mereka berbicara dan jumlah kosakata yang mereka miliki.
Semakin kosakata yang mereka bisa ebutkan semakin cepat mereka akan berhenti untuk selalu berkata”tidak”.
Anak sering berkata “tidak” biasanya di muai saat usia 2 tahun, saat itu sudah mulai memiliki kehendaknya sendiri namun belum bisa menyatakannya dengan baik. Biasanya periode ini berakhir di usia 3-4 tahun. Ketika anak sudah mampu menyampaikan keinginannya denga lebih jelas. Apabila Anda menemukan kendala dalam menangani anak suka membantah, jangan sungkan untuk berkonsultasi ke dokter anak atau psikolog. (Sumber Artikel dari dr.Muhammad Isman S, 20 Mei 2022)
Tips Beberapa Cara Efektif untuk menghadapi anak nakal
- Tidak mencapnya dengan sebutan anak nakal
- Berikan contoh yang baik
- Hindari membentak anak di depan umum
- Buat aturan dan beri sanksi yang tegas
- Jangan terlalu sering memberi toleransi.
Semoga Artikel ini bermanfaat , Sekian Terimakasih.
Sumber Artikel dari laman klik dokter dr.Muhammad Isman S, 20 Mei 2022
Di salin Oleh, Juwanik, S.Pd Guru TK Dharma Wanita Randuharjo, Pungging – Mojokerto, Jawa Timur.