Bahasa merupakan sistem komunikasi yang digunakan dengan orang lain untuk mencapai suatu kesepakatan dan tujuan pembicaraan. Dengan demikian, bahasa pada manusia merupakan upaya kreatif yang tidak pernah berhenti.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak yaitu kesehatan, intelegensi, status sosial, ekonomi keluarga, jenis kelamin, dan hubungan keluarga. Yusuf (2002:121-122). Metode Bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membacakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan anak TK (Moeslihatoen, 2004: 157).
Bahasa diperoleh dan dipelajari secara alamiah sejak manusia dilahirkan, dan masa anak usia dini adalah masa periode paling cepat dalam perkembangan bahasa. Masa kanak-kanak merupakan periode emas pertumbuhan di mana pada masa itu otak anak berkembang sangat pesat (Santrock, 2007: 174). Masa ini adalah masa paling tepat untuk mengungkit dan mengembangkan semua potensi yang ada pada diri anak. Periode ini menentukan perkembangan seseorang di masa dewasa, oleh karena itu pada masa ini anak harus diberikan rangsangan agar otak anak berkembang dengan optimal.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun 2009 menyatakan bahwa Taman Kanak-kanak harus mengembangkan lima aspek perkembangan. Aspek-aspek tersebut adalah aspek nilai-nilai agama dan moral, aspek sosial-emosional, aspek fisik-motorik, aspek kognitif, dan aspek bahasa. Masing-masing aspek perkembangan harus dikembangkan secara optimal. Salah satu aspek yang penting untuk dikembangkan adalah aspek bahasa.
Bahasa menurut Santrock (2007: 353) adalah bentuk komunikasi yang diucapkan, ditulis, atau dilambangkan berdasarkan sistem simbol. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi. Senada dengan hal tersebut, program pengembangan bahasa di Taman Kanak-kanak bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif, serta membangkitkan minat untuk dapat berbahasa dengan baik dan benar. Aspek pengembangan bahasa anak usia dini meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis
Kemampuan berbahasa yang berkembang setelah kemampuan mendengar adalah kemampuan berbicara. Setelah alat berbicaranya matang maka anak akan mengeluarkan semua informasi berupa kata-kata yang didengarnya. Anak belajar berbicara dari percakapan yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini penulis menitik beratkan pada aspek pengembangan bicara. Bicara merupakan alat yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan atau maksud kepada orang lain.
Mengembangkan keterampilan bicara tidak bisa hanya dengan mengandalkan keaktifan guru atau teacher centered saja tetapi anak harus terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran tersebut. kemampuan bicara belum akan meningkat jika anak belum mengalami bicara itu sendiri. kemampuan bicara akan meningkat jika anak mengalami bicara itu sendiri, dengan kata lain anak belajar saat mengalami. Untuk mengembangkan keterampilan bicara dibutuhkan metode yang menuntut anak untuk terlibat aktif di dalamya. Dalam hal ini penulis menggunakan metode bercerita.
Kemampuan berbahasa setiap anak berbeda. Kenyataan di lapangan menunjukkan saat anak diminta untuk menceritakan pengalaman atau kejadian di depan kelas, sebagian besar anak tidak mampu menceritakan pengalaman/kejadian itu secara urut dan runtut. Hal ini juga terjadi pada peserta didik TK Dharma Wanita Nyawangan kecamatan Sendang. Anak akan menunggu stimulasi berupa pertanyaan dari guru. Selain itu anak juga belum mampu untuk menjawab dan menceritakan kembali isi cerita yang telah disampaikan guru. Anak hanya akan mengucapkan satu atau dua kata saja, bukan berupa kalimat. Hal itu disebabkan karena pada saat menceritakan kembali isi cerita, anak kekurangan bahan yang akan diceritakannya. Selain itu, anak sering lupa dengan kalimat apa yang diucapkan guru saat bercerita. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan bicara anak belum berkembang secara optimal.
Permasalahan tersebut di atas tidak terlepas dari penggunaan metode dan media yang kurang tepat dalam mengembangkan kemampuan berbicara. Metode bercerita yang selama ini diterapkan pada Anak Usia Dini kebanyakan masih menggunakan buku cerita yang berupa tulisan saja dan tidak begitu banyak gambar yang menarik. Anak cenderung merasa cepat bosan karena media yang digunakan tidak dapat dieksplorasi dengan bebas. Media seperti ini biasanya kurang menarik bagi anak. Penggunaan media bercerita akan lebih menarik perhatian dan konsentrasi anak. Pada saat anak menceritakan kembali cerita yang dibawakan guru, dapat merangsang dan dapat membantu mengingat kembali isi cerita. Dengan begitu anak mempunyai bahan yang akan diceritakan kembali. Dengan media yang tepat kemampuan bicara anak akan berkembang dengan baik.
Penulis : LAILATUL MASRUROH,S.Pd, TK Dharma Wanita Nyawangan, Tulungagung, Jawa Timur