RadarJateng.com, Pendidikan – Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia. Pada masa ini ditandai oleh berbagai periode penting yang fundamen dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir perkembangannya. Salah satu periode yang menjadi penciri masa usia dini adalah the Golden Age atau periode keemasan. Banyak konsep dan fakta yang ditemukan memberikan penjelasan periode keemasan pada masa usia dini, di mana semua potensi anak berkembang paling cepat. Beberapa konsep yang disandingkan untuk masa anak usia dini adalah masa eksplorasi, masa identifikasi/imitasi, masa peka, dan masa bermain.
Ada berbagai macam permainan yang dapat meningkatkan kreativitas, salah satunya adalah permainan tradisional. Permainan tradisional merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan dibaliknya Permainan tradisional merupakan hasil budaya yang besar nilainya bagi anak- anak dalam rangka berfantasi, berekreasi, berkreasi, berolah raga yang sekaligus sebagai sarana berlatih untuk hidup bermasyarakat, keterampilan, kesopanan serta ketangkasan.
Permainan tradisional merupakan salah satu aset budaya yang mempunyai ciri khas kebudayaan suatu bangsa maka, pendidikan karakter bisa dibentuk melalui permainan tradisonal sejak usia dini. Karena selama ini pendidikan karakter kurang mendapat penekanan dalam sistem pendidikan di Negara kita. Pendidikan budi pekerti hanyalah sebatas teori tanpa adanya refleksi dari pendidikan tersebut. Dampaknya, anak-anak tumbuh menjadi manusia yang tidak memiliki karakter, bahkan lebih kepada bertingkah laku mengikuti perkembangan zaman namun tanpa filter.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan satu lembaga dalam membentuk karakter anak. Slogan “ Belajar sambil bermain, bermain seraya belajar” merupakan salah satu prinsip yang diterapkan di PAUD. Dengan bermain, anak-anak akan bisa belajar. Oleh karena itu dalam pemaparan ini penulis akan mencoba memaparkan tentang manfaat permainan tradisional dalam membentuk karakter anak usia dini.
Bagi anak-anak, bermain memiliki manfaat yang sangat penting, bermain bukan hanya untuk kesenangan tetapi juga suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Melalui kegiatan bermain, anak dapat belajar tentang diri mereka sendiri, orang lain dan lingkungannya. Anak-anak biasanya mengalami masa-masa peka, di mana anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya pengembangan seluruh potensi. Masa ini adalah masa yang sangat bagus dan cocok untuk meletakkan dasar pertumbuhan dalam mengembangkan kemampuan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, seni, moral, dan nilai-nilai agama.
Pendidikan tidaklah sekedar persiapan kehidupan anak di masa depan, tetapi pendidikan adalah kehidupan itu sendiri. Sebuah ungkapan yang bermakna dalam sekali tentang esensi dari pranala pendidikan. Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat krusial dan urgen untuk selalu dibicarakan. Karena hanya melalui pendidikan yang bermutu peradaban suatu masyarakat dan bangsa akan terus maju (progress). Akhir-akhir ini perbincangan tentang pentingnya pendidikan karakter semakin menguat, bahkan Kementrian Pendidikan Nasional menegaskan kebijakannya tentang pencanangan pendidikan yang lebih mengutamakan pembentukan karakter.
Pengaruh dan manfaat permainan tradisonal terhadap perkembangan jiwa anak adalah :
- Anak menjadi lebih kreatif. Permainan tradisonal biasanya dibuat lansung oleh para Mereka menggunakan barang-barang atau benda-benda bahkan tumbuhan yang ada di sekitar para pemain. Hal ini mendorong mereka lebih kreatif menciptakan alat permainan.
- Bisa digunakan sebagai terapi terhadap Saaat bermain anak-anak akan melepaskan emosinya. Merka berteriak, tertawa dan bergerak. Kegiatan semacam ini bisa digunakan sebagai terapi untuk anak-anak yang memerlukan kondisi tersebut.
- Mengembangkan kecerdasan majemuk anak yaitu :
- Mengembangkan kecerdasan natural
- Mengembangkan kecerdasan spasial
- Mengembangkan kecerdasan musikal
- Mengembangkan kecerdasan spritual anak
Penulis, Atik Tarbiyah,S.Pd Guru TK Negeri Pembina Gondang , Tulungagung – Jawa Timur