RadarJateng.com, Pendidikan – Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan yang ditunjukan bagi anak sejak lahir hingga usia enam tahun yang dilakukan dengan pemberian stimulus pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan baik rohani dan jasmani (Madyawati, 2017). Usia dini merupakan usia dimana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut dengan usia emas (golden age). Masitoh (dalam Devana, 2017) menyatakan sekelompok anak usia dini yang sedang proses pertumbuhan dan perkembangan, dimana dalam pertumbuhan dan perkembangan memiliki karakteristik berupa fisik motorik, kognitif atau intelektual (daya fikir, daya cipta), sosial emosional, serta bahasa.
Perkembangan fisik sangat penting bagi anak dan akan mempengaruhi perilaku anak dalam kegiatan sehari-hari. Menurut Jahja (2012) perkembangan fisik pada anak ditandai dengan adanya perkembangan motorik, baik motorik kasar maupun motorik halus. Motorik kasar meliputi melompat, berlari, menangkap, menyeimbangkan badan diatas satu kaki. Motorik kasar merupakan kemampuan untuk menggunakan otot-otot besar pada tubuh yang digunakan antara lain untuk berjalan, berlari dan melompat. Motorik kasar sering digunakan dalam kegiatan sehari-hari karena dalam motorik kasar ada kemampuan gerak yang membutuhkan koordinasi otot-otot besar (Yuniantika, 2019).
Kemampuan motorik anak perlu untuk dikembangkan agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, untuk melatih motorik anak perlu dilakukan stimulus dengan model pembelajaran yang ada. Salah satu upaya untuk mengoptimalkan hasil belajar pengembangan fisik motorik dapat melakukan dengan pendekatan bermain sambil belajar. Melalui bermain anak memiliki kesempatan bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan. Selain itu dengan bermain dapat membantu anak mengendalikan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
Salah satu permainan yang dapat dilakukan adalah melalui permainan tradisional engklek. Permainan engklek merupakan permainan tradisional lompat-lompatan pada bidang datar dengan membuat gambar kotak-kotak di atas tanah atau pelataran semen yang kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu ke kotak berikutnya. Cara bermainnya sederhana saja, cukup melompat menggunakan satu kaki disetiap petak – petak yang telah digambarkan sebelumnya di tanah. Untuk dapat bermain setiap anak harus mempunyai gacuk yang biasanya berupa pecahan genting, keramik lantai atau batu yang datar. Gacuk dilempar kesalah satu petak yang tergambar di tanah, petak yang ada gacuknya tidak boleh diinjak/ditempati oleh setiap pemain, jadi para pemain harus melompat ke petak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak-petak yang ada. Melalui permainan ini dapat membantu melatih kemampuan anak menggerakkan tubuh, melatih ketangkasan dan kelincahan anak.
Manfaat yang diperoleh dari permainan engklek yaitu :
- Kemampuan fisik anak menjadi kuat karena dalam permainan engklek ini anak diharuskan untuk melompat-lompat.
- Melatih kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dan mengajarkan kebersamaan.
- Mengembangkan kecerdasan logika anak. Permainan engklek melatih anak untuk berhitung dan menentukan langkah-langkah yang harus dilewatinya.
- Melatih Keseimbangan. Permainan tradisional ini menggunakan satu kaki untuk melompat dari satu kotak ke kotak berikutnya.
- Anak dapat mentaati aturan-aturan permainan yang telah disepakati bersama.
Aspek lainnya yang dapat dikembangkan pada permainan engklek (Muslimah, 2018) :
- Aspek kognitif. Anak belajar mengenal angka dan berhitung, dimana anak dapat mengenali jumlah setiap langkah yang dilakukan sehingga anak tahu berapa langkah dia ketika bermain permainan Engklek.
- Sosial emosional. Anak dilatih untuk mengikuti aturan yang ada dalam permainan tersebut, serta belajar mengambil giliran sesuai dengan urutan dalam beberapa permainan dan kekompakkan.
- Perkembangan fisik. Anak dilatih untuk menggerakkan seluruh tubuhnya, menjaga keseimbangan, dan dapat meninggkatkan kekuatan serta kelenturan otot–otot mereka agar otot mereka tidak kaku dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
- Bahasa. Anak dapat melatih bahasanya ketika bersorak dan berdiskusi pada saat menentukan melompat dari satu kotak ke kotak lainnya saat menunggu giliran.
Berdasarkan paparan diatas, dapat diketahui bahwa melalui permainan engklek dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak karena dengan permainan ini anak mampu melakukan gerak fisik secara koordinasi, melompat dengan satu atau dengan dua kaki dengan seimbang, membangun kreativitas, komunikasi dan melatih anak belajar berkelompok. Melalui permainan ini, anak akan juga akan terlihat aktif dalam pembelajaran pengembangan fisik motorik dan mempunyai minat dan motivasi untuk melakukan permainan tersebut dengan hati yang menyenangkan.
Penulis, Nova Muryani,S.Pd AUD Guru TKN Pembina, Delta Pawan Ketapang – Kalbar