Radarjateng.com,SEMARANG – SD Negeri Bringin 01 Ngaliyan Kota Semarang meluncurkan logo dan slogan “Super”, yang dilaksanakan bersamaan dengan Gelar Karya dan Perkemahan Satu Hari (Persari), di halaman sekolah setempat, Kamis (15/12/2022).
Dalam acara tersebut dimeriahkan dengan karnaval, pentas seni, fashion show, dan market day yang menjadi pertunjukan hasil belajar siswa dalam proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) selama satu semester.
Kepala SDN Bringin 01 Muh Hasan Rifai, menyampaikan, logo dan slogan baru sebagai refleksi harapan ke depan menjadi sekolah yang super atau istimewa. “Slogan baru kami adalah Super, yakni sehat, unggul, peduli, dan relegius,” katanya.
Ia menjelaskan, Super bisa diartikan istimewa. Maksudnya adalah sekolah memiliki kualitas dalam pelayanan pendidikan dan keunggulan dalam prestasi.
“Anak-anak kami juga selalu menunjukkan sikap relegius sebagai insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia,” terang dia.
Sedangkan gelar karya merupakan pertunjukan hasil karya anak-anak terhadap perwujudan dari proyek P5 yang telah dipelajari selama satu semester.
“Anak-anak diminta untuk menunjukan hasil karyanya setelah mereka belajar P5 selama satu semester yang kita kemas dengan kegiatan perkemahan satu hari atau Persari,” kata dia.
Adapun tema yang diangkat, menurut Hasan, adalah mengenai kewirausahaan dengan dimensi gotong royong, kreatif, dan mandiri. “Harapan kami pada semester satu ini, kelak anak-anak mampu berwira usaha yang memiliki semangat kegotongrayongan dan siap berkolaborasi dengan siapa saja, mandiri serta kreatif,” terang dia.
Peran Masyarakat
Sementara itu, Kasi Kurikulum dan Penilaian Dinas Pendidikan Kota Semarang Agus Sutrisno, menyampaikan, peluncuran logo dan slogan baru merupakan wewenang satuan pendidikan sekolah.
“Logo dan slogan disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan dengan melihat potensi sekitar,” kata dia.
Dalam kesempatan tersebut Agus, mengatakan, penguatan profil pelajaran Pancasila adalah salah satu bukti, kurikulum merdeka memberikan kewenangan sekolah untuk mendesain dalam pengembangannya.
Karena itu, menurut dia, bentuknya boleh beragam. Ada yang didesain dalam bentuk perkemahan. Namun ada pula didesain dengan bentuk panen karya.
“Bentuk itu silakan, tapi pada prinsipnya kembali pada subtansi bahwa kegiatan ini adalah kolaborasi antara peran serta masyarakat, orang tua, komite, dan sekolah,” katanya.