RadarJateng.com, Pendidikan – Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang membahas di dalamnya meliputi keterampilan menyimak, mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan berbicara merupakan salah satu komponen dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang harus dimiliki oleh pendidik dan peserta didik di sekolah. Terampil berbicara menuntut siswa untuk dapat berkomunikasi dengan siswa lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh Supriyadi (2005) bahwa sebagian besar siswa belum lancar berbicara dalam bahasa Indonesia.
Melalui pembelajaran Kemampuan berbicara bahasa Indonesia dalam menyampaikan pidato persuasif, siswa diharapkan mampumengungkapkan gagasan, ide, dan pikiran kepada orang lain. Menurut Saksomo (2009) bahwa tujuan berpidato adalah untuk menyampaikan isi hati atau buah pikiran dengan rangkaian kata-kata dengan harapan agar pendengar tergugah hati nuraninya dan tergerak pikirannya. Kegiatan berpidato juga mampu menumbuhkan rasa percaya diriuntuk berani tampil di depan publik.
Keraf (1997: 314) menyebutkan bahwa “peranan pidato, ceramah, penyajian lisan pada suatu kelompok masa merupakan hal yang sangat penting, baik pada waktu sekarang maupun waktu mendatang”. Materi pembelajaran Kemampuan berbicara bahasa Indonesia dalam menyampaikan pidato persuasif diajarkan mulai dari tingkat SMP. Kemampuan berpidato bagi siswa di SMP diharapkan mampu menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Kemampuan berpidato ini perlu dikembangkan dalam dunia pendidikan mengingat dalam bermasyarakat banyak kegiatan yang melibatkan kemampuan ini, misalnya pada kegiatan organisasi, hari-hari besar, dan lain-lain.
Dari permasalahan tersebut, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mengoptimalkan kemampuan siswa dalam berpidato yaitu dengan menerapkan metode pemodelan (modeling). Menurut Gabri (2011: 33) “pemodelan (modeling) adalah kegiatan pemberian model dengan tujuan agar siswa dapat melihat dan mengamati model yang ditunjukan sehingga dapat mendemonstrasikan model-model yang lain”. Untuk membantu konstruksi yang baru siswa harus membentuk pengetahuan mereka sendiri dan guru membantu sebagai mediator dalam proses pembentukan itu. Pidato persuasif memiliki kecenderungan paling banyak dihapal atau tanpa teks, dan pidato yang disampaikan terfokus pada topik yang dipilih serta tujuan pidato persuasi itu sendiri. Keadaan yang demikian, mengharuskan pembicara untuk dapat menguasai materi.
Kemampuan siswa dalam berpidato persuasif nantinya bisa digunakan dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga memang harus dilatih dan dibiasakan sejak usia muda agar nantinya jika sudah terjun dimasyarakat mentalnya sudah terlatih untuk dapat berbicara di depan orang banyak. Penggunaan metode pemodelan (modeling) dirasa cukup mudah di terapkan pada siswa usia SMP, karena siswa dapat menyaksikan bagaimana pembacaan pidato persuasif dilakukan dengan baik dan benar. Setelah menyaksikan pembacaan pidato siswa bisa dengan cepat menduplikasi dan menerapkan apa yang dilihat dan didengar, kemudian secara bertahap mempraktikannya di depan teman-teman satu kelasnya.
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan ketika berpidato persuasif yaitu:
- Memperhatikan penampilan yang rapi, sikap badan, dan intonasi yang tepat,
- Jelas dalam menyampaikan isi pidato, serta tidak bertele-tele,
- Memperhatikan jeda dan ejaan agar pendengar mudah memahami isi pidato.
Pada proses pelaksanaan pembelajaran siswa lebih bersemangat dan sangat antusias dalam berpidato dengan metode modeling. Peningkatan itu terlihat aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran berpidato. Peningkatan proses berpidato meliputi seluruh kemampuan kebahasaan yang terdiri dari aspek ketepatan ucapan, intonasi, pilihan kata, dan kemampuan nonkebahasaan yang terdiri dari aspek sikap wajar, pandangan, mimik/gerak-gerik, kenyaringan suara, kelancaran.
Penggunaan metode pemodelan (modeling) telah memberikan efek peningkatan pada hasil belajar siswa, selain itu suasana kelas juga menjadi lebih hidup ketika siswa secara bergantian berpidato di depan kelas kemudian siswa yang lain memberikan tanggapan terhadap temannya yang maju. Hal ini akan membantu meningkatkan hasil belajar siswa, selain itu mental dan keberanian siswa menjadi lebih matang.
Penulis, Zunansyah Angga Kurniawan, S.Pd Guru SMP Negeri 1 Pakis Aji, Jepara – Jawa tengah
Daftar Pustaka
- Saksomo, Dwi. 2009. Berbicara Monologis (Wicara Individual). Malang: Universitas Negeri Malang.
- Keraf, Gorys. 1994.Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah.
- Gabri. 2011. Seni Pidato. Yogyakarta: Cemerlang Publising.