Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Permainan Lego Di TK Swasta Ambukha Hiliwa’ele, Kecamatan Moro’o, Kabupaten Nias Barat

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Permainan Lego Di TK Swasta Ambukha Hiliwa'ele, Kecamatan Moro'o, Kabupaten Nias Barat

RadarJateng.com, Pendidikan Ada beberapa cara yang menyenangkan dan menarik untuk memfasilitasi pengembangan kemampuan motorik halus anak. Salah satunya adalah permainan lego. Lego adalah salah satu mainan favorit anak-anak yang sangat menyenangkan bagi mereka. Permainan lego sangat baik untuk melatih keterampilan motorik halus saat mengembangkan genggaman bersama dengan kekuatan tangan intrinsik yang harus mendorong dan memisahkannya.

Menggunakan potongan-potongan lego adalah peluang sempurna untuk membangun keterampilan motorik halus. Potongan-potongan lego adalah manipulatif yang bagus untuk melatih jari saat anak-anak membangun dan bahkan mengambil potongan lego. Anak-anak menyukai sensasi membangun dan bahkan mereka dapat melakukannya selama berjam-jam. Kegiatan ini dapat membentuk otot-otot kecil yang kuat di tangan mereka, yang akan membantu mereka melakukan keterampilan lain, seperti belajar menulis. Sifat dasar perkembangan anak adalah anak-anak terus belajar. Mereka memiliki indra yang selalu mengamati dan menerima segala sesuatu di sekitar mereka. Itulah sebabnya permainan lego sangat penting dalam perkembangan fisik, kognitif, dan emosional mereka. Cara untuk menegakkan pengetahuan mereka adalah melalui pengalaman pribadi.

Apa itu Kemampuan Motorik Halus?

Read More

Alangkah lebih baik untuk mengenal apa itu keterampilan motorik halus sebelum melihat apa itu permainan lego. Khadijah dan Nurul Amelia mengaakan bahwa kemampuan motorik halus mengacu pada kemampuan anak untuk mengontrol otot-otot kecil tubuh mereka untuk melakukan fungsi-fungsi tertentu, seperti menulis atau mengikat tali sepatu. Ini juga termasuk otot-otot kecil di tangan, jari tangan, mata, lidah, dan jari kaki. Selain itu, Khadijah dan Nurul Amelia menuliskan bahwa dalam melatih kemampuan motorik halus anak dibutuhkan konsentrasi yang penuh antara mata dan tangan.

Keterampilan motorik halus sangat penting karena beberapa alasan.

Anak-anak harus mengembangkan koordinasi motorik halus untuk belajar melakukan tugas-tugas dasar sehari-hari seperti berpakaian, mengikat tali sepatu, menyiapkan makanan, dan tugas perawatan diri lainnya. Di sekolah, mereka perlu memotong, menempel, dan menggambar. Juga, keterampilan motorik halus sangat penting untuk anak-anak di masa TK untuk belajar menulis.

Sebelum anak-anak dapat belajar menulis huruf dan memiliki kekuatan jari dan kontrol pensil yang diperlukan untuk membentuknya, mereka harus mengembangkan otot-otot kecil mereka. Ini melibatkan kemampuan motorik halus anak. Karenanya, selama tahun-tahun awal, guru tidak harus memaksakan anak untuk menulis atau pada usia yang masih begitu muda: masa balita dan anak-anak di masa TK. Otot-otot mereka belum cukup berkembang untuk mengontrol pensil.

Tahun-tahun awal adalah waktu untuk mengembangkan keterampilan pra-menulis, terutama dengan melakukan kegiatan yang mengembangkan otot jari. Perkembangan fisik adalah salah satu dari empat bidang utama pertumbuhan anak Anda, bersama dengan perkembangan sosial, emosional, dan intelektual.

Kegiatan Bermain Permainan Lego

Nah, seperti yang telah disebutkan di atas bahwa permainan lego adalah salah satu permainan konstruktif yang dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Menurut Berniy Gomulya lego adalah sejenis alat permainan berupa kepingan balok plastik. Kepingan balok ini memiliki berbagai macam ukuran, bentuk dan warna. Anak-anak bisa menyusun dan merangkainya menjadi model apa aja, contohnya model mobil, kereta api, menara, patung, kapal terbang, dan lain sebagainya. Permainan ini sangat mudah dan menarik perhatian anak-anak karena permainan ini sejenis permainan bongkar-pasang. Selain meningkatkan kemampuan motorik halus anak, Aziz Alimul Hidayat menyebutkan bahwa permainan ini membantu anak untuk mengenal desain konstruktif dan aspek keteknikan. Berikut ini adalah penjelasan tentang permainan lego dan kegunaannya.

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Permainan Lego Di TK Swasta Ambukha Hiliwa’ele, Kecamatan Moro’o, Kabupaten Nias Barat

Bagaimana Melakukan Kegiatan Ini?

Topik: Permainan LEGO

Usia: Anak-anak usia dini 3-6 tahun

Sasaran: Melalui kegiatan ini, anak-anak akan memperkuat kepercayaan diri mereka sambil mengembangkan keterampilan motorik dan kognitif seperti gerakan jari dan tangan serta kreativitas.

Tingkat kesulitan: Medium (menengah). Kegiatan ini dirancang untuk dilakukan anak-anak secara mandiri dan melatih aspek kreativitas mereka.

Keterampilan: Akurasi dalam gerakan tangan dan jari, koordinasi mata-tangan, kemampuan mengikuti instruksi, kreativitas, konsentrasi, sikap mandiri, sikap kepercayaan diri, dan sikap sopan-santun.

Bahan: Potongan-potongan lego yang berupa kepingan balok lastik dari berbagai warna dan bentuk

Pengembangan Kegiatan:

Anak-anak harus berada di bawah pengawasan guru (atau orangtua) saat melakukan kegiatan keterampilan ini untuk menghindari cedera atau bahaya saat menggunakan potongan-potongan lego.

Langkah 1:

Guru meletakkan potongan-potongan lego di dihadapan anak-anak. (Mereka juga dapat melakukan kegiatan ini sendirian)

Langkah 2:

Guru mengajak anak-anak untuk berkreativitas membangun bentuk rumah, apartemen, robot, pesawat, menara, binatang, dan lain sebagainya.

Langkah 3:

Setelah anak membentuk sebuah gambar melalui potongan-potongan lego, guru memmberi apresiasi dan penilaian.

Hasil Kegiatan: Anak-anak memiliki kreativitas dlam menyusun potongan-potongan lego.

Apakah permainan lego bisa diterapkan pada anak-anak dibawah 3 tahun dan diatas 6 tahun?

Berdasarkan pengalam saya mengajar anak-anak usia dini, guru dapat melakukan aktivitas keterampilan motorik halus ini bersama anak-anak yang lebih kecil (dibawah 3 tahun). Hanya saja, potongan-potongan lego yang mereka susun harus agak lebih besar. Anak-anak dapat menggunakan potongan-potongan lego yang lebih besar untuk memiliki cengkeraman yang lebih baik untuk mengurangi tingkat kesulitan. Sehingga, lebih mudah bagi mereka untuk menyatukan potongan-potongan tersebut. Dengan caranya, anak-anak akan melakukan aktivitas keterampilan motorik yang sesuai dengan perkembangan dan kemampuannya.

Selain itu, guru dapat melakukan aktivitas keterampilan motorik halus ini dengan anak-anak yang lebih besar (diatas 6 tahun). Untuk meningkatkan tingkat kesulitan, anak-anak dapat membuat sosok yang lebih kompleks, membutuhkan lebih banyak fokus, keterampilan tangan dan jari yang lebih baik, pengenalan spasial, dan kepercayaan pada kemampuan mereka.  Dengan caranya, anak-anak akan melakukan latihan yang sesuai dengan perkembangan dan keterampilan mereka.

Penutup

Saat ini, kebanyakan orang, bahkan anak-anak, menghabiskan waktu mereka di depan komputer, TV, atau ponsel, kehilangan kesempatan untuk bermain, belajar, bersosialisasi, dan mengembangkan keterampilan motorik mereka. Dalam hal ini, permainan lego adalah salah satu solusinya. Permainan lego membawa begitu banyak manfaat bagi perkembangan integral anak-anak. Dan yang pasti, anak-anak menyukainya. Bagi guru, permainan konstruksi seperti lego adalah pilihan yang sangat baik untuk membantu mereka meningkatkan kemampuan motorik halus. Sedangkan, bagi orang tua, permainan ini adalah sangat baik untuk menghabiskan waktu bersama anak-anak. Dalam permainan ini, mereka dapat melihat bahwa kreativitas mereka tumbuh ketika mengumpulkan objek atau sosok yang berbeda. Juga, anak-anak mengembangkan pemikiran logis mereka karena mengklasifikasikan berdasarkan warna, fungsi, atau ukuran.Bahkan mereka bisa memperkuat kemampuan mereka untuk memecahkan berbagai masalah yang dapat muncul.

Demikian juga, permainan ini memperkuat kepercayaan diri anak-anak dan secara langsung mempengaruhi perkembangan mereka. Kepercayaan memungkinkan anak-anak untuk menghadapi tantangan hidup dan untuk bergaul secara memadai dan percaya diri. Kepercayaan diri dihasilkan dari harga diri yang kuat di mana orang tua atau guru pendamping terlibat. Dalam konteks ini, mereka membimbing dan mendukung anak-anak, serta memberi mereka citra positif tentang diri mereka sendiri. Anak-anak harus menerima hadiah untuk setiap prestasi. Mereka harus merasa bahwa orang yang mereka cintai mempercayai mereka. Tapi bagaimana kita memberikan ini kepada anak-anak? Dalam pengalaman saya mengajar dan mendampingi anak-anak, hal yang penting adalah anak-anak harus memahami bahwa kegagalan dan kesulitan terjadi. Mereka harus belajar untuk fokus pada penyelesaian masalah dan guru membantu mereka untuk menyelesaikan masalah. Lebih dari itu, mereka juga harus tahu bahwa mereka mendapat dukungan dari orang yang mereka cintai.

Sebagai kesimpulan dari penjelasan di atas, penulis menyampaikan bahwa ada banyak cara untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Salah satu contoh yang berdaya guna adalah mengajak anak untuk bermain lego. Jenis permainan ini tidak membutuhkan biaya yang sangat besar dan juga energi yang cukup banyak. Guru hanya duduk mendampingi anak-anak ketika merek asedang bermain. Semoga informasi yang terdapat dalam artikel ini dapat beguna bagi para pengajar di dalam jenjang pendidikan anak usia dini.

Penulis: Lidwina Daeli, S.Pd Guru TK Swasta Ambukha Hiliwa’ele, Kecamatan Moro’o, Kabupaten Nias Barat

Daftar Pustaka

  • Khadijah & Nurul Amelia. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini: Teori dan Praktik. Jakarta: KENCANA, 2020.
  • Gomulya, Berny & BussinessGrowth Team. The 5 Principles of Exelennt Execution: 5 Prinsip Rahasia Sukses Agar Setiap Strategi dan Rencana Anda Terwujud. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama & BussinesGrowth, 2015.
  • Aziz, A. Alimul Hidayat. Siapa Bilang Anak Sehat Pasti Cerdas!: 6 Kunci Sukses mempersiapkan anak tumbuh sehat dan cerdas. Jakarta:PT Elex Media Kompitudo Kelompok Gramedia, 2007.

Related posts