RadarJateng.com, Pendidikan – Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia Dini tertulis pada pasal 28 ayat 1 yang berbunyi, “Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar”. Selanjutnya pada bab I pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, Yuliani Nurani Sujiono (Depdiknas, 2009, hlm. 6).
Selanjutnya pendidik anak usia dini dituntut menjadi ahli atau profesional dalam bidangnya. Agar dapat melaksanakan kewajiban sebagai pendidik yang baik dan bertanggung jawab maka perlu adanya standar yang harus dicapai agar anak-anak terstimulasi dengan maksimal aspek-aspek perkembangannya. Maka dari itu, guru harus kreatif membuat kegiatan-kegiatan yang menarik, saintifik dan mengandung unsur STEAM
Aspek perkembangan anak usia dini yang pertama harus dituntaskan terlebih dahulu yaitu motorik kasar. Motorik kasar adalah pondasi awal anak-anak memulai perkembangannya. Motorik kasar pada pendidikan anak usia dini artinya adalah motorik kasar yang bertujuan. Guru memberikan kegiatan yaitu permainan-permainan seperti berlari, berjalan di papan titian, merangkak, merayap, bergelayut, dll.
Perkembangan selanjutnya adalah motorik halus. Perkembangan motorik halus sangat penting bagi perkembangan anak secara keseluruhan. Banyak anak usia dini yang masih sering mengalami kesulitan dalam menggerakkan jari-jarinya untuk kegiatan seperti menggunting, menggambar, merobek, melipat, menyusun dan mengisi pola dengan menempelkan benda-benda kecil. Hal ini disebabkan karena jari-jarinya belum lentur dan belum terstimulasi dengan maksimal. Selain itu strategi guru yang digunakan masih kurang tepat.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di TKIT Al Uswah Magetan, pengembangan motorik halus dan kreativitas dilakukan dengan kegiatan melukis, menulis, melipat, meronce, kolase dll. Tetapi masih diperlukan media dan kegiatan yang lebih inovatif dan bahan-bahan yang lebih menarik. Kegiatan yang cocok atau sesuai dengan permasalahan yang terjadi dalam pengembangan motorik halus dan kreativitas yaitu melalui kegiatan kolase yang kegiatannya sangat menarik dan inovatif yang memerlukan koordinasi mata dan tangan yang baik. Kegiatan kolase sangat berkaitan dengan perkembangan motorik halus anak, karena keterampilan motorik halus merupakan keterampilan-keterampilan yang memerlukan untuk mengontrol otot-otot kecil/halus untuk mencapai pelaksanaan keterampilan yang berhasil.
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan motorik halus dan kreativitas pada anak usia dini melalui kegiatan kolase. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas pada anak usia 4-5 tahun pada kelompok A berjumlah 14 anak.
Kegiatan Kolase
Kolase merupakan salah satu kegiatan latihan motorik halus dengan cara menyusun dan menempelkan potongan kertas yang berwarna-warni pada sebuah gambar atau pola. Anak-anak merobek kertas menjadi bagian-bagian kecil kemudian ditempelkan pada pola tertentu. Menurut Mayesky (2011:2), kolase merupakan seni dekorasi bidang dengan kepingan bahan kertas berwarna yang disusun serta ditempelkan dengan menggunakan perekat berdasarkan kepada konsep desain dari pola, bentuk, penempatan, dan ukuran.
Dalam hal merobek kertas menjadi bagian kecil ada beberapa anak masih kesulitan, guru perlu memberikan contoh beberapa kali agar anak dapat meniru merobek kertas menjadi bagian kecil. Selanjutnya untuk kegiatan menempel, sebagian besar anak-anak sudah bisa melakukan kegiatan tersebut dengan rapi.
Selain menstimulasi motorik halus anak, kolase merobek kertas juga menstimulasi perkembangan sosial dan emosional anak. Anak akan lebih sabar dan anak akan menjalin hubugan sosial terhadap teman-teman nya.
Penulis : Rohmalia Sanri Khoiriyah., S.Pd Guru TKIT Al Uswah Magetan Jawa Timur