Penerapan Model Pembelajaran Inovatif Untuk Mengatasi Masalah Siswa Dalam Pembelajaran.

SMP Muhammadiyah Plus Klaten Utara – Jawa Tengah

RadarJateng.com, Pendidikan Peserta didik adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.  Yang tadinya belum bisa menjadi bisa, yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Sehingga terjadi perubahan tingkah laku dan pengetahuan akibat adanya proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan untuk mempersiapkan menjadi manusia yang mampu bersaing di kemajuan zaman, sehingga murid tersebut tidak tergerus oleh zaman. Namun pada perlakasanaanya terdapat beberapa akar masalah yang terdapat dalam pembelajaran. Masalah yang terjadi seperti kurangnya motivasi siswa dalam belajar, rendahnya motoivasi membaca, rendahnya keraktifan peserta didik dalam pembelajaran, kurang terasahnya kemampuan berfikir kritis para peserta peserta didik, belum terlaksananya pembelajaran yang ebrdeferensiasi sehingga belum memaksimalakan kemampuan peserta didik, serta masih banyak lagi.

Adanya beberapa masalah tersebut dapat diatasi dengan penentuan pebeberapa pendekatan, model, metode yang tepat dalam pembelajaran. Pemilihan penggunaan pendekatan, model, metode pembelajaran yang digunakan haruslah inovatif sehingga mampu menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi akar masalah. Lalu apa itu pembelajaran inovatif? Pembelajaran inovatif adalah proses menciptakan lingkungan di mana siswa dapat mempelajari hal-hal baru secara teratur dan berpikir kritis untuk mempertanyakan hal-hal tersebut, atau menemukan ide-ide baru dari pikirannya sendiri.

Pembelajaran inovatif merupakan proses pembelajaran yang di rancang berbeda dengan pembelajaran guru pada umumnya (konvensional). Pembelajaran konvensional akan membuat siswa kurang tertarik dan termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang berakibat pada hasil belajar siswa yang kurang baik dan pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi tidak bermakna. Selanjutnya, pengetahuan yang di peroleh siswa di kelas cenderung artifisial dan seolah-olah lepas dari masalah kehidupan sehari-hari yang di alami siswa. Pembelajaran inovatif lebih menitikberatkan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Proses pembelajaran di rancang, terstruktur dan di kondisikan agar siswa dapat belajar.

Read More
Antusias Belajar Murid SMP Muhammadiyah Plus Klaten Utara – Jawa Tengah

Kemudian apa saja contoh pembelajaran inovatif tersebut?

Beberapa contoh pembelajaran inovatif antara lain adalah:

Inquiry Based Learning

Inquiry Based Learning merupakan model pembelajaran berbasis pertanyaan. Dalam model pembelajaran ini, guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai fasilitator. Jika pelajaran umumnya di ajarkan dengan gaya pelajaran biasa, dalam Inquiry Based Learning, guru mengajukan pertanyaan, skenario, dan masalah kepada siswa.

Kemudian, siswa akan melakukan penelitian tentang topik yang di tunjukkan secara individu atau kelompok untuk merumuskan jawaban mereka. Siswa dapat mempresentasikan hasil dan bukti pendukungnya di kelas dengan siswa lain. Melalui kegiatan ini di harapkan siswa dapat lebih mengembangkan tanggapannya dengan mendengarkan apa yang telah di temukan siswa lain.

Ibu Padsi Widarsih, S.Pd Guru SMP Muhammadiyah Plus Klaten Utara – Jawa Tengah

Jigsaw

Jigsaw adalah model pembelajaran berbasis penelitian yang di temukan dan di kembangkan pada awal tahun 1970-an oleh Elliot Aronson, seorang profesor di University of California, Amerika Serikat.

Jigsaw merupakan model pembelajaran inovatif yang mendorong pembelajaran aktif. Model pembelajaran ini juga menawarkan kesempatan kepada siswa untuk saling belajar. Model pembelajaran ini telah terbukti mendorong inklusi di dalam kelas.

Lalu bagaimana cara mengaplikasikannya?

Guru dapat membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Kemudian, bagi bahan ajar hari itu menjadi 5-6 segmen dan bagikan setiap segmen materi kepada setiap siswa dalam kelompok untuk di pelajari.

Siswa kemudian di tugaskan ke kelompok yang berbeda di mana mereka akan menjelaskan informasi yang telah mereka pelajari kepada anggota lain. Siswa harus menyelesaikan proses ini sampai setiap kelompok memiliki informasi untuk melengkapi informasi.

Project Based Learning

Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang mendorong keterampilan siswa dalam penelitian, kolaborasi, berpikir kritis dan pemecahan masalah.

Project Based Learning di rancang agar siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka melalui proyek-proyek yang berkaitan dengan masalah kehidupan nyata. Seperti halnya Flipped Classroom, peran guru dalam model pembelajaran ini lebih fokus membimbing siswa.

Probelem Based Learning

Model pembelajaran problem based learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa dimana siswa terlibat untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah. Dengan demikian, siswa akan dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

Model problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang menyajikan masalah sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran ini, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real word).

Tujuan belajar dengan menggunakan problem based learning terkait dengan penguasaan materi pengetahuan, keterampilan menyelesaikan masalah, belajar multidisiplin dan keterampilan hidup. Pembelajaran dengan model problem based learning memungkinkan siswa untuk terlibat dalam mempelajari hal-hal yang terkait dengan Permasalahan dunia nyata, keterampilan berpikir tingkat tinggi, keterampilan menyelesaikan masalah, belajar antardisiplin ilmu, dan sebagainya.

Dalam pembelajaran problem based learning terdapat beberapa sintak yaitu orientasi terhadap masalah, mengorganisasinya siswa untuk belajar, memabntu penyelidikan secara mandiri ataukelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil kerja, menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah.

Penulis : Padsi Widarsih, S.Pd Guru SMP Muhammadiyah Plus Klaten Utara – Jawa Tengah

Related posts