RadarJateng.com, Pendidikan – Bahasa (language) dan bicara (speech) adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Bahasa mencakup setiap bentuk komunikasi yang ditimbulkanolehpikirandan perasaanuntukmenyampaikan makna kepada orang lain(Hurlock,1988). Dalam bahasa tersebut, diperlukan penggunaan tanda-tanda atau simbul ke dalam sebuah tatabahasa yang berada dalam struktur aturan tertentu. Anak akan mengerti ungkapan seseorang karena melalui perbendaharaan kata yang disampaikan. Akan tetapi, apabila tidak dimiliki sejumlah perbendaraan kataatau kosa kata, yang akan digun~an sebagai elemen berbicara, anak tid~ dapat berbicara atau berkata-kata.
Dengan demikian, meskipun sarana lain untuk berbicara terpenuhi, jika tidak memiliki kosakata, seseorang/anak tidak dapat berbicara (Tarmansyah, 1966). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Siti Aisyah, dkk 2014:1.3). Termasuk pembinaan/ pengembangan kemampuan anak dalam berbahasa. Syamsu Yusuf (2007: 118) mengatakan bahwa bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu pengertian.
Salah satu keterampilan bahasa adalah membaca. Membaca bukan sekedar membaca sepintas saja, tetapi membaca harus melibatkan pikiran untuk memaknainya. Membaca memerlukan proses yang panjang, dari mengenal simbol sampai pada memaknai tulisan. Pengembangan minat dan kebiasaan membaca yang baik harus dimulai sedini mungkin pada anak-anak. Orang tua, terutama ibu dan guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan usaha-usaha pengembangan ini. Pengembangan minat dan kemampuan membaca harus dimulai dari rumah dengan alat bantu media. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Azhar Arsyad, 2011:3).
Dalam belajar membaca permulaan pada Anak Usia Dini, orang tua atau pendidik sebaiknya menggunakan media pembelajaran atau media permainan yang menarik seperti media kartu huruf dan media buatan lainnya yang menarik seperti media pembelajaran dari bahan bekas berikut ini yang mudah dibuat.
Alat dan bahan , Kardus bekas, lem, kertas origami, stik es cream, gunting , kertas coklat
Cara membuat :
- Siapkan kardus berkas, kemudian lapisi dengan kain coklat yang sudah tersedia
- Kemudian potong kecil- kecil kertas origami menjadi bentuk persegi
- Kemudian tulis huruf sesuai keinginan
- Selanjutnya siapkan stik es cream . Kemudian lem potongan kertas origami yang telah ditulis huruf pada stik es cream dan kardus yang sudah dilapisi dengan kertas coklat.
Contoh kegiatan :
- Guru menyediakan media APE
- Anakmengambil huruf kemudian memasukan dalam kardus sesuai dengan huruf yang sama
- Anak diminta menyebutkan huruf apa yang diambil
Tujuan penggunaan media ini adalah memberikan stimulasi untuk mengembangkan kemampuan bahasa yang menyenangkan khususnya membaca tahapan awal.
Semoga info diatas bermanfaat bagi kita semua.
Penulis , Siti Purwanti, S.Pd. Guru TK Pertiwi Sidomulyo Desa Sidomulyo , Kec. Gunem Kab. Rembang – Jawa Tengah