Peran Penting Motorik Kasar Untuk Anak Usia Dini..

Peran Penting Motorik Kasar Untuk Anak Usia Dini.

RadarJateng.com, Pendidikan Motorik bukanlah kata-kata sepele yang  hanya sekedar muncul di raport anak kita yang masih TK. Kita mungkin anggap itu adalah kata-kata yang biasa saja. Para orangtua mungkin masih ada yang menganggap itu berkembang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Mungkin itu berlaku untuk jaman dulu, karena yang mematangkan motorik kita adalah alam, lingkungan dan kebiasaan kita jaman dulu.

Tapi lihatlah alam kita jaman sekarang. Tidak ada lahan bermain untuk anak, semakin sempit, yang ada gedung-gedung pencakar langit. Tidak ada pohon untuk dipanjat, yang ada perumahan-perumahan padat penduduk, tidak ada juga sungai dan sawah tempat yang kita susuri, yang ada selokan kotor penuh sampah yang sesekali meluap banjir kala musim hujan tiba. Tidak ada jalan kaki karena semua orang naik mobil/motor meskipun hanya  jarak 500 meter. Tidak ada mainan bentengan, gobak sodor, patil lele yang menstimulasi motorik karena sudah tergantikan oleh gadget/gawai yang membuat anak asik dengan game online. Maka jangan heran banyak anak yang bermasalah dengan motoriknya bahkan jika tidak tertangani cepat akan terbawa sampai dewasa.

Perkembangan jaman telah menghadirkan kemudahan hidup di satu sisi, dan ternyata mendatangkan masalah baru di sisi lain. Begitu pentingnya pendidikan di usia pra sekolah, karena fondasi kehidupan anak dibangun di usia ini. Dan di sekolah inilah anak akan lebih banyak terstimulus kegiatan-kegiatan motoriknya dan juga lingkungan sosialnya.

Read More

Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.

Mengapa perkembangan motorik sangat penting? Kesiapan untuk belajar salah satunya disumbang oleh kesiapan aspek fisik-motorik. Dua yang lainnya adalah kesiapan kognitif dan emosi. Anak-anak yang tidak tuntas motoriknya, akan tidak nyaman dengan tubuhnya, sulit fokus belajar, dan kemudian menjadi kurang motivasi dalam menggunakan daya pikirnya. Sedangkan anak yang tuntas dengan motoriknya, akan nyaman dengan tubuhnya, mudah fokus belajar, sehingga mudah dimotivasi untuk menggunakan daya pikirnya.

Setidaknya ada beberapa alasan mengapa perkembangan motorik ini sangat penting, diantaranya:

  1. Mampu meningkatkan perkembangan kognitif (kecerdasan) anak.
  2. Membangun rasa percaya diri dan kemandirian pada anak.
  3. Meningkatkan tingkat fokus anak terhadap suatu objek.
  4. Mampu merangsang kreativitas dan imajinasi yang luas.
  5. Membantu mempererat hubungan orangtua dan anak.

Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua, yaitu motorik kasar dan halus.

Motorik kasar adalah gerakan yang dilakukan anak dengan melibatkan kelompok otot-otot besar, seperti lengan, kaki, betis, atau seluruh tubuh anak, yang meliputi:  kelenturan, keseimbangan, kelincahan dan kekuatan. Contoh gerakan motorik kasar anak adalah berlari langsung menendang bola, melambungkan bola tenis dengan satu tangan dan menangkapnya dengan dua tangan, berjalan pada garis yang telah ditentukan, berjinjit dengan tangan dipinggul, menyentuh jari kaki tanpa menekuk lutut, mengayunkan satu kaki ke depan atau ke belakang tanpa kehilangan keseimbangan.

Sementara itu, motorik halus adalah gerakan yang melibatkan otot-otot kecil dalam tubuh anak, seperti tangan, jari, dan pergelangan tangan. Contoh gerakan motorik halus anak adalah mencoret kertas, menggambar, menggoyangkan jempol, dan menyusun balok menjadi menara, mengikat tali sepatu, memasukan surat ke dalam amplop, mengoleskan selai di atas roti, membentuk objek dengan tanah liat, mencuci dan mengeringkan muka tanpa membasahi baju, memasukan benang ke dalam lubang jarum, dsb.

Fungsi pengembangan motorik kasar pada anak TK (Anonim, 2008: 2), sebagai berikut:

  1. Melatih kelenturan dan koordinasi otot jari dan tangan.
  2. Memacu pertumbuhan dan pengembangan fisik/motorik, rohani dan kesehatan anak.
  3. Membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh anak.
  4. Melatih keterampilan/ketangkasan gerak dan berpikir anak.
  5. Meningkatkan perkembangan emosional anak.
  6. Meningkatkan perkembangan sosial anak.
  7. Menumbuhkan perasaan menyenangi dan memahami manfaat kesehatan pribadi.

Perlu diketahui bahwa perkembangan motorik setiap anak tidak sama, tetapi tergantung pada proses kematangan masing-masing anak. Hal ini penting untuk diperhatikan agar segala keterlambatan atau gangguan pada perkembangan motorik anak bisa segera terdeteksi dan dikoreksi. Keterlambatan yang tidak diperhatikan bisa saja akan berpengaruh ke perkembangan motorik kasar dan halus lainnya.

Diperlukan metode untuk menstimulus perkembangan motorik tersebut. Metode merupakan cara untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Hal-hal yang perlu dilakukan guru dalam pemilihan metode untuk meningkatkan motorik anak TK adalah menciptakan lingkungan yang aman dan kegiatan yang menantang, menyediakan tempat, bahan dan alat yang dipergunakan dalam keadaan baik, serta membimbing anak mengikuti kegiatan tanpa menimbulkan rasa takut dan cemas dalam menggunakannya.  Selain itu, metode yang akan dipilih harus memungkinkan anak bergerak dan bermain lebih leluasa, karena gerak adalah unsur utama pengembangan motorik anak.

Metode bermain bisa menjadi pilihan metode pembelajaran anak usia prasekolah di mana anak-anak diajak untuk melakukan kegiatan bersama yang berupa: kegiatan yang menggunakan alat dan atau melakukan kegiatan (permainan) baik secara sendiri maupun bersama teman-temannya, yang mendatangkan kegembiraan, rasa senang dan asyik bagi anak.

Bermain dapat menjadi cara yang efektif untuk mengoptimalkan perkembangan motorik kasar anak, karena bermain adalah hal yang disukainya. Berikut ini ada enam aktivitas bermain yang bisa coba diterapkan:

Menari

Menari sudah tentu dapat merangsang perkembangan motorik kasar anak. Dengan menari, anak dapat menggerakan tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya secara bersamaan. Meskipun pada awalnya anak tidak menunjukkan gerakan tari yang indah, tetapi ini dapat membantunya melakukan banyak gerakan tubuh. Jika dibiasakan, maka lama kelamaan bisa membuat gerakan anak menjadi lebih luwes dan tidak kaku.

Bermain Peran

Keterampilan motorik kasar anak juga dapat dilatih dengan bermain peran. Saat bermain peran, anak akan menggunakan dan menggerakkan anggota tubuhnya untuk menirukan peran yang ia dapatkan.

Sebagai contoh, kita dapat meminta anak berperan menjadi kangguru yang melompat-lompat, elang yang terbang (berlari sambil mengepakkan kedua tangannya), atau kuda yang berlari (bergerak cepat sambil merangkak).

Melompat di Atas Trampolin

Melompat-lompat di atas trampolin juga bisa menjadi aktivitas menyenangkan yang sekaligus bermanfaat untuk merangsang perkembangan keterampilan motorik kasar anak. Bermain trampolin membutuhkan konsentrasi tertentu karena membutuhkan banyak proses mental dan gerakan yang berbeda. Ini dapat membantu anak-anak (dan orang dewasa) untuk mengurangi tingkat stres mereka dengan memfokuskan pikiran mereka pada sesuatu yang berbeda.

Ini juga cara yang bagus untuk bersenang-senang, dan merangsang tubuh untuk melepaskan endorfin secara alami, yang dapat membantu anak-anak merasa lebih bahagia dan lebih nyaman Saat meloncat di trampolin, anak harus mengontrol anggota tubuh dan otot mereka yang berbeda pada saat yang bersamaan, yang dapat membantu meningkatkan koordinasi mereka secara keseluruhan.

Dalam sebuah penelitian tentang ‘Pengaruh intervensi latihan trampolin pada kinerja motorik dan kemampuan keseimbangan anak-anak dengan cacat intelektual’, ditemukan bahwa anak-anak yang mengikuti dua belas minggu program intervensi menggunakan trampolin menunjukkan peningkatan keseimbangan dan keterampilan motorik, serta manfaat positif lainnya seperti motivasi untuk berolahraga.

Bermain Bola

Bermain dengan bola dapat memberikan banyak manfaat perkembangan bagi anak-anak. Anak dapat membangun keterampilan motorik, keterampilan spasial, dan koordinasi tangan-mata dengan bermain bola. Bisa dengan bola ringan, seperti sepak bola atau bola pantai. Bermain dengan bola yang lebih kecil, seperti bola tenis, dapat memberi mereka kesempatan untuk berlatih memegang dan melempar bola dengan satu tangan.

Bermain Pasir

Menggali, menyendok, menuangkan, dan menyaring pasir dapat melatih keterampilan motorik kasar. Menurut sebuah studi yang dilakukan di tahun 2021, ada banyak keterampilan fisik, kognitif, dan sosial-emosional yang dapat dipelajari dengan bermain pasir. Ini termasuk motorik halus, kasar, konsep yang berkaitan dengan ilmiah dan matematika, serta kerjasama.

Berenang

Berenang dan bermain air memiliki dampak positif untuk kemampuan motorik kasar, halus, sensorik, dan kognitif. Air dapat mengimbangi tarikan gravitasi yang mengurangi beban yang dibebankan pada sendi, serta bertindak sebagai ‘hambatan’ ketika kita bergerak melewatinya. Untuk dapat bergerak di air, kita membutuhkan kekuatan, koordinasi, daya tahan, dan rentang gerak yang memadai. Semakin sering kita berenang, maka kemampuan-kemampuan tersebut akan semakin terasah.

Peran Penting Motorik Kasar Untuk Anak Usia Dini.

Namun tentu tidak semua anak memiliki pencapaian yang sama dalam hal perkembangan motoriknya. bahwa setiap anak bisa saja memiliki perbedaan dalam mengembangkan keterampilan motoriknya. Bahkan, ada sebagian anak yang dapat mengalami gangguan motorik, sehingga ia mengalami kesulitan untuk melakukan gerakan-gerakan yang terkendali atau terkoordinasi.

Ketika perkembangan motorik anak bermasalah, anak menjadi tidak nyaman dengan tubuhnya, kemudian jadi mudah cemas, resah, dan marah. Hambatan motorik anak bisa disebabkan salah satunya oleh pembiasaan yang salah. Terlalu memanjakan, terlalu cepat membantu.

Sebagian anak mengalami masalah emosi karena memiliki gangguan motorik. Bagaimana caranya mengetahui adanya masalah motorik yang memicu terjadi masalah pada anak. Mari coba perhatikan ketika anak kita main bersama temannya, bisakah dia antre atau bergiliran dengan temannya. Apakah anak kita mampu mengendalikan tubuhnya, atau malah mudah terjatuh, tersandung, atau bahkan mudah menabrak sesuatu? Jika ada kejadian seperti ini saat anak kita bergerak, bisa jadi anak memang mengalami masalah motorik yang berakibat pada labilnya emosi.

Anak merasa kesal ketika gerakan tubuhnya tidak sesuai dengan harapannya sendiri. Misalnya ingin memegang sendok tapi sendoknya terjatuh. Ingin meraih mainan di atas meja kemudian menubruk sesuatu, akhirnya dia jadi kesal dengan dirinya sendiri. Ingin melakukan hal-hal yang temannya lakukan, tapi ‘tidak bisa’ karena terdapat masalah sensorik motorik. Ingin naik sepeda seperti teman-temannya, tapi malah terjatuh terus. Ingin bisa memanjat seperti temannya, tapi ia sangat kesulitan. Ingin menendang bola, tapi selalu tak tepat. Anak-anak seperti ini karena dia merasa berbeda, karena merasa tidak mampu, kemudian merasa malu, dan akhirnya mudah frustasi ketika mencoba. Bahkan jika melakukan suatu percobaan, kemudian tetap tidak bisa, maka muncul perilaku tantrum. Pada anak-anak seperti ini terkadang juga menunjukkan gerakan tidak beraturan atau tanpa tujuan. Semata-mata untuk menunjukkan kekesalannya.

Kita harus melakukan sesuatu untuk membantu anak-anak yang mengalami hambatan seperti ini. Karena jika dibiarkan, sikap emosional dan perilaku labil ini akan terbawa hingga anak dewasa dan tumbuh menjadi bagian dari kepribadiannya. Tentu saja dengan terapi sensorik motorik, rutin melakukan aktivitas fisik yang terstruktur. Aktivitas dan gerakan sensorik motorik merupakan media yang efektif untuk melatih pengendalian diri, mengatasi stres dan menyesuaikan diri dengan aturan.

Untuk itu,perkembangan motorik ini tidak boleh dikesampingkan. Sebisa mungkin orangtua atau pendidik merespons dan memberikan waktu atau kesempatan kepada sang anak dalam melakukan berbagai gerakan yang dapat membantu dalam mengembangkan fisik-motoriknya. Peran orangtua dan pendidik dapat ditunjukkan melalui pemberian motivasi,bimbingan,latihan-latihan gerak sederhana,dan lain sebagainya. Dan yang terpenting adalah semua konsep stimulus motorik itu sering dilakukan. Semua konsep akan percuma jika tidak sering dilakukan.

Penulis, Tetty Setianingsih, S.Pd Guru TK TUNAS CENDEKIA Desa Cikadut Kec Cimenyan Kab. Bandung Jawa barat

Related posts