RadarJateng.com, Pendidikan – Bimbingan konseling merupakan bagian penting bagi peserta didik, dan sekolah menjadi salah satu yang berperan besar dalam memberikan fasilitas tersebut. Sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang berpotensi besar untuk membantu peserta didik mencapai tugas perkembangan. Sekolah tidak hanya mendidik peserta didik untuk mampu dalam mengikuti setiap mata pelajaran, namun sekolah juga membantu memberikan penguatan mental kepada peserta didik.
Bimbingan konseling di sekolah akan membantu peserta didik menangani masalah atau hal-hal di luar bidang praktik mengajar. Meski begitu, secara tidak langsung bagian ini juga ikut mendukung pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Kegiatan ini dilakukan melalui pengabdian khusus kepada seluruh siswa dalam rangka mengembangkan dan memanfaatkan secara maksimal kemampuan mereka masing-masing.
Salah satu layanan dalam bimbingan konseling yang diperlukan oleh peserta didik adalah konseling individual. Menurut Willis (2010), konseling individu adalah pertemuan konselor dengan klien secara individual, di mana terjadi hubungan konseling yang bernuansa rapport, dan konselor berupaya memberikan bantuan untuk pengembangan pribadi klien serta klien dapat mengantisipasi masalah-masalah yang dihadapinya. Menurut Prayitno (1994), konseling individu adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
Menurut Hartono dan Soedarmadji (2014), kegiatan konseling individu atau perorangan memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut: Fungsi Pemahaman, Fungsi Pencegahan, Fungsi Pengentasan, Fungsi Pemeliharaan dan Fungsi Advokasi. Menurut Willis (2010), teknik-teknik yang biasa digunakan dalam konseling individu antara lain adalah sebagai berikut: Attending, Empati, Refleksi, Eksplorasi, Paraphrasing, Open Question, Closed Question, Dorongan Minimal, Interpretasi, Directing, Summarizing, Leading, Fokus, Konfrontasi, Clarifying, Faciliating, Diam, Mengambil Inisiatif, Memberi Nasihat, Pemberian Informasi, Merencanakan dan Menyimpulkan.
Konseling Individual merupakan salah satu layanan dalam bimbingan konseling yang dapat meningkatkan rasa percaya diri bagi peserta didik. Penting bagi seorang peserta didik untuk memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Dengan memiliki rasa percaya diri yang tinggi seorang peserta didik akan memusatkan perhatian pada kemampuannya sehingga mampu menunjukkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Pemberian layanan individual bagi peserta didik merupakan salah satu langkah untuk merangkul peserta didik.
Pelaksanaan konseling individual untuk meningkatkan rasa percaya diri peserta didik dapat dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap pertama Guru BK akan mengidentifikasi peserta didik yang bermasalah dengan kepercayaan diri selanjutnya mengatur waktu pertemuan dengan peserta didik tersebut dan mempersiapkan fasilitas layanan. Tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan dimana Guru BK memanggil peserta didik dan peserta didik datang ke ruang bk untuk melaksanakan konseling individual. Peserta didik membahas segala permasalahan dan Guru BK akan mendorong pengentasan masalah tersebut serta memantapkan komitmen peserta didik dalam mengentaskan masalahnya, setelah itu konseling berakhir. Tahap ketiga adalah evaluasi yaitu menggunakan evaluasi jangka panjang dan jangka pendek. Tahap keempat yaitu tahap tindak lanjut dengan melakukan pengamatan dan pengawasan baik secara langsung maupun secara tersembunyi. Tahap terakhir adalah tahap laporan, menyusun laporan pelaksanaan layanan konseling individual.
Penulis : Maria Fresa Ompusunggu,S.Pd Guru SMP Negeri 1 Jemaja Timur, Kepulauan Anambas – Kepulauan Riau.