Cooperative Learning Tingkatkan Kerukunan Antar Siswa .

SD Negeri Plumutan, Kec. Bancak, Kab. Semarang - Jawa Tengah

RadarJateng.com, Pendidikan Hidup rukun merupakan suatu pola kehidupan yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok untuk saling menghargai, menghormati, serta menyayangi sesama manusia. Penerapan hidup rukun akan menciptakan suatu lingkungan yang nyaman, aman, dan damai. Pentingnya hidup rukun, harus diajarkan sejak dini agar siswa terbiasa untuk bersikap saling menghormati dengan orang lain.

Dalam pembelajaran tematik di kelas II, sudah diajarkan materi Hidup Rukun. Guru menyampaikan materi dengan ceramah dan tanya jawab kepada siswa. Akan tetapi, metode tersebut belum mampu memberikan pemahaman yang baik untuk siswa. Akibatnya, setelah dilakukan evaluasi siswa memperoleh rata-rata kelas sebesar 65. Sebanyak 9 siswa (64%) mencapai nilai di atas KKM, sisanya 5 siswa (36%) nilainya masih di bawah KKM.

Oleh sebab itu, guru harus segera menyelesaikan permasalahan tersebut dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar. Model pembelajaran yang sesuai dengan materi Hidup Rukun yaitu Cooperative Learning.

Read More

Pembelajaran menggunakan model Cooperative Learning sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki ketergantungan dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan tugas-tugas tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam hal ini, model pembelajaran Cooperative Learning mengutamakan adanya kerja sama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Cooperative Learning Tingkatkan Kerukunan Antar Siswa

Fathurrohman (2015) mengartikan model pembelajaran Cooperative Learning sebagai suatu proses pembelajaran yang didesain untuk membantu siswa agar dapat berinteraksi dan bekerja sama secara kolektif melalui tugas-tugas terstruktur guna mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan Shoimin (2016) menyatakan bahwa model pembelajaran Cooperative Learning adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengontruksi konsep dan menyelesaikan persoalan. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5 orang, ada kontrol dan fasilitas, serta memberi tanggung jawab atas hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.

Model pembelajaran Cooperative Learning membuat siswa lebih aktif karena mereka terlibat langsung dalam pembelajaran, bekerja sama dalam kelompok dan tentunya pembelajaran lebih menyenangkan. Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning disesuaikan dengan syntax yang terdiri dari 6 tahap. Tahapan-tahapan tersebut adalah menyampaikan tujuan pembelajaran, menyajikan informasi, membentuk kelompok, mengerjakan tugas kelompok, evaluasi, memberikan penghargaan.

Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning dalam pembelajaran tematik materi Hidup Rukun, mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari perolehan rata-rata kelas yang meningkat menjadi 82 dengan ketuntasan belajar sebesar 100% pada 14 siswa.

Penulis : Diah Purniawati, S.Pd Guru SD Negeri Plumutan, Kec. Bancak, Kab. Semarang – Jawa Tengah

Related posts