RadarJateng.com, Pendidikan – Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu lembaga pendidikan yang berperan sebagai wadah untuk menciptakan generasi masyarakat cerdas dan berkarakter di masa yang akan datang. Masyarakatmulai menyadari akan pentingnya pendidikan sejak dini untuk diberikan kepada anak, hingga akhirnyakeberadaan PAUD saat ini penting dan diakui ditengah masyarakat. Orang tua menyadari anak merupakan aset penting yang harus mendapatkan stimulasi yang tepat sejak dini, mengingat pentingnya usia dini, stimulasi yang tepat akan sangat membantu mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Salah satu stimulasi yang dapat orang tua berikan adalah pendidikan sejak dini melalui pendidikan formal, informal dan nonformal yaitu lembaga PAUD.(Novitaria,dkk 2022)
Berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab 1 ayat 14 menyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Dalam hal ini orang tua harus mengetahui dan memperhatikan tentang pentingnya aspek perkembangan dan pertumbuhan serta masa depan seorang anak secara keseluruhan. Selain orang tua dan lingkungan sekitar anak, lembaga pendidikan anak usia dini juga perlu menyediakan berbagai bentuk kegiatan untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak.
Salah satu aspek perkembangan adalah aspek perkembangan bahasa yang sangat penting dikembangkan pada anak usia dini. Pengertian Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini (PAUD) adalah salah satu aspek dari tahapan perkembangan anak yang diekspresikan melalui pemikiran anak dengan menggunakan kata-kata yang menandai meningkatnya kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi, dapat digunakan untuk berfikir, mengekspresikan perasaan dan melalui bahasa dapat menerima pikiran dan perasaan orang lain. Pengembangan kemampuan berbahasa bagi Anak Usia Dini bertujuan agar anak mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya.Konteks pengembangan bahasa meliputi: mendengarkan , berbicara, membaca, dan menulis dini. Dalam mengembangkan kemampuan bahas anak, guru/tutor dapat memilih strategi dan metoda secara bervarias
Fakta yang terlihat masih banyak anak usia 5-6 tahun kurang memahami konsep huruf yang disebabkan pembelajaran lebih diwarnai dengan metode bernyanyi, ceramah dan pemberian tugas melalui lembar kerja siswa. Hal ini sesuai anggapan bahwa anak hanya
mengandalkan kemampuan auditifnya ketika guru menjelaskan materi pembelajaran memalui metode bernyanyi dan ceramah menggunakan bahasa verbal. Sedangkan permasalahan masing-masing anak memiliki kemampuan yang berbeda dalam menangkap materi pembelajaran hanya melalui pendengaran.
Permasalahan yang menyangkut aktivitas anak dalam proses pembelajaran mengenal bentuk bentuk huruf, dapat dilihat dari sebagian besar anak yang tidak tertarik dan tidak senang dalam pembelajaran. Hal tersebut ditunjukkan dengan tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan di depan kelas. Sebagian besar anak terlihat bersikap pasif terhadap kegiatan pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran di TK adalah bermain. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak secara spontan karena disenangi, dan sering tanpa tujuan tertentu. Bermain merupakan proses belajar yang menyenangkan. Ia membantu anak mengenal dunianya, mengembangkan konsep-konsep baru, mengambil resiko, meningkatkan keterampilan sosial, dan membentuk
perilaku.
Bermain membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak usia prasekolah usia 4-6 tahun mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik fisik, intelektual, bahasa, sosial, dan emosional mereka tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang berbeda-beda
(Montolalu dkk, 2009:10). Penjelajahan lingkungan melalui kegiatan bermaian yang mengasikkan perlu dilakukan agar anak dapat menstimulasi tumbuh kembangnya, oleh karena itu penataan lingkungan bermain yang aman dan nyaman serta kondusif perlu dilakukan oleh orangtua di rumah dan guru di sekolah. (Elfiadi, 2016)
Permainan yang sesuai untuk mengenalkan konsep huruf pada anak usia dini adalah permainan Kincir huruf. Anak usia dini pada
dasarnya lebih suka bermain, dimana segala permainan yang dimainkannya dapat mempengaruhi memori ingatan dan sangat membantu mengembangkan seluruh bagian dalam otak. Permainan Kincir huruf ini menurut penulis dapat mendukung, meningkatkan dan memudahkan anak dalam meningkatkan kemampuan Bahasa dengan mampu mengenal bentuk-bentuk huruf sudah di mainkan atau disediakan.
Alat dan bahan yang digunakan untuk permainan Kincir huruf antara lain : kalender bekas (kalender duduk), lem fox, cutter, gunting, kardus bekas, , dan kertas origami, spidol, gambar buah, kertas laminating, stik es.
Cara membuatnya :
- Bukak kalender duduk yang sudah di siapkan
- Membuat lobaang pada bagian bawah kalender
- Meembuat pola huruf pada kertas origami
- Menempelkan huruf pada stik es
- Merakit huruf-huruf stik es pada lingkaran kecil
- Memasang lingkaran huruf yang sudah di berikan stik pada pola kalender bekas
- Memberi penyangga pada bagian belakang kalender duduk
- Gambar buah-buahan yang di laminating
- Sterofom bekas untuk di tempel pada bagian bawah kincir huruf
Cara penggunaan:
- Anak mengambil gambar buah-buahan yang di suakainnya dan menepelkan pada kincir huruf
- Anak mmemutar kincir huruf dan mencari huruf awal pada gambar yang telah dipilihnya
- Misalnya anak mengambil dan menempel gambar pisang jadi anak harus mencari huruf awal pisang yaitu huruf “p” dengan ini anak akan mudah untuk mengingat huruf dan mengerti konsep huruf
- Begitu seterusnya
Manfaat permainan kincir huruf yaitu melatih daya ingatg anak. Ketika anak mengambil salah satu gambar buah-buahan anak akan berpikir menyesuaikan dan mencari huruf awal dari gambar tersebut. Permainan ini juga menyenangkan bagi anak karena anak tidak hanya bernyanyi huruf yang sudah dilakukan sebelumnya tetapi anak terlibat untuk bermain.
Sangat aman digunakan untuk anak usia dini karena bahannya tidak berbahaya bagi anak
- Menarik anak untuk melakukan permainan dengan bebas memilih gambar yang ia sukai
- Permainan kincir huruf menggunakan bahan dari bahan bekas
- Anak terbiasa sabar menunggu giliran karena permainan ini dilakukan secara bergantian
Semoga info diatas bermanfaat bagi kita semua.
Penulis Indah Purnama Sari, S.Pd Guru TK Al Furqon, Kec Airpura, Kab Pesisir Selatan – Sumatra Barat
