Keefektifan Penerapan Model Dua Tinggal Dua Tamu Dalam Pembelajaran Membedakan Fakta Dan Opini Teks Editorial Pada Siswa Kelas XII SMK N 4 Pati Tahun Ajaran 2022/2023.

Suasana Kegiatan Belajar Mengajar di SMK Negeri 4 Pati, Pati – Jawa Tengah

RadarJateng.com, Pendidikan Pembelajaran membedakan fakta dan opini pada teks editorial merupakan salah satu bagian dari pembelajaran bahasa untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SMK. Pembelajaran membedakan fakta dan opini pada teks editorial di SMK Negeri 4 Pati tersebut ternyata hanya menggunakan metode ceramah yang mengakibatkan siswa pasif dalam mengikutinya. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh guru Bahasa Indonesia kelas XII di sekolah tersebut. Guru menyatakan bahwa siswa pasif dan tidak ada semangat belajar selama guru sedang berceramah menyampaikan materi. Dengan sikap yang pasif tersebut siswa tidak mampu mengeksplorasi materi yang harus dikuasai. Sehingga, pembelajaran pun menjadi tidak efektif dan efisien.

Guru Bahasa Indonesia kelas XII SMK Negeri 4 Pati menyatakan bahwa selama ini pembelajaran membedakan fakta dan opini pada teks editorial di sekolah tersebut tidak menggunakan model apapun dan hanya memanfaatkan metode sederhana seperti ceramah dan tanya jawab. Ketika guru tengah bersemangat memberikan ceramah, siswa justru sibuk dengan kegiatan masing-masing yang tidak ada kaitannya dengan pembelajaran. Ini terjadi karena metode pembelajaran yang sederhana dan tidak melibatkan keberadaan siswa. Dengan metode sederhana tersebut, siswa kurang termotivasi dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar, sehingga tujuannya pun akan sulit dicapai.

Untuk pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SMK, terdapat empat kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Keempat kompetensi tersebut adalah kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan.

Read More

Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien, guru harus memilih dan melakukan suatu strategi pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Ngatmini (2012:83) yang menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran yang dipilih guru yang memberi kemudahan siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Strategi pembelajaran berkaitan dengan pendekatan, metode, dan teknik. Salah satu pendekatan yang dikembangkan pada saat sekarang ini adalah pendekatan pembelajaran kooperatif. Menurut Ngatmini (2012:84), pembelajaran kooperatif mendorong interaksi antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa dan mendorong penggalian atau eksplorasi ide oleh siswa. Salah satu jenis model pembelajaran dengan pendekatan kooperatif adalah model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu. Dengan menggunakan model tersebut, proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien, termasuk dalam pembelajaran membedakan fakta dan opini pada teks editorial.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMK Negeri 4 Pati, diperoleh keterangan bahwa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia siswa enggan untuk memperhatikan penjelasan dari guru. Siswa baru akan memberikan perhatiannya terhadap guru setelah guru tersebut menyampaikan peringatan bahkan sanksi tegas. Sikap siswa sangat bertolak belakang dengan guru yang mengajar. Guru dengan penuh semangat menyampaikan materi, sementara siswa bersikap tidak peduli dan terlihat bosan. Partisipasi siswa dalam proses kegiatan pembelajaran tersebut sangat kurang. Proses kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII tersebut lebih didominasi oleh aktivitas guru. Bahkan, kreativitas siswa cenderung tidak ada. Proses pembelajaran tersebut mencerminkan suatu pembelajaran yang sangat tidak efektif.

Ketidakefektifan proses pembelajaran dapat diatasi dengan cara menerapkan salah satu model dengan pendekatan kooperatif yang telah disampaikan sebelumnya yaitu model Dua Tinggal Dua Tamu. Karena, pada dasarnya pembelajaran kooperatif mendorong interaksi antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa. Dengan model Dua Tinggal Dua Tamu diharapkan siswa dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien, termasuk dalam pembelajaran membedakan fakta dan opini pada teks editorial.

Di dalam pembelajaran setidaknya terdapat model yang digunakan oleh para pembelajarnya. Salah satu model yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran adalah model Dua Tinggal Dua Tamu. Model pembelajaran kooperatif tipe Dua Tinggal Dua Tamu merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1990. Model ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran termasuk  mata pelajaran Bahasa Indonesia. Model Dua Tinggal Dua Tamu dapat digunakan untuk semua tingkatan peserta didik. Menurut Huda (2013:207), model  Dua Tinggal Dua Tamu merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu antar anggota kelompok dalam memecahkan masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi. Metode ini juga melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik. Lie (2002:61) dalam bukunya yang berjudul Cooperative Learning menambahkan bahwa model Dua Tinggal Dua Tamu memberi kesempatan kepada suatu kelompok  untuk membagikan hasil dan informasinya dengan kelompok yang lain.

Suasana Kegiatan Belajar Mengajar di SMK Negeri 4 Pati, Pati – Jawa Tengah

Model Dua Tinggal Dua Tamu dapat diterapkan pada salah satu pembelajaran untuk siswa SMK kelas XII yaitu pembelajaran membedakan fakta dan opini pada teks editorial. Fakta adalah pernyataan apa adanya, apa yang terjadi, berdasarkan apa yang dilihat dan disaksikan atau dari narasumber yang dapat dipercaya. Menurut Kosasih dan Heuken (dalam Isti’anah 2013:15), fakta adalah hal, keadaan atau peristiwa yang merupakan kenyataan atau sesuatu yang benar-benar terjadi. Fakta berarti sesuatu yang nyata, benar-benar terjadi. Menurut Isti’anah sendiri (2013:15) fakta adalah hal-hal yang merupakan kenyataan, sesuatu yang benar-benar terjadi, peristiwa yang sudah terjadi dan ada buktinya. Menurut Priyatni dkk (2008:142), fakta adalah peristiwa atau hal yang benar-benar ada atau terjadi dan dapat dibuktikan kebenarannya. Sastromiharjo (2007:32) menambahakan bahwa fakta dilakukan bila ingin memberitahukan kepada orang lain tentang keadaan yang sebenarnya dari sesuatu atau memberitahukan laporan tentang sesuatu yang diselidiki. Penyampaian fakta harus dengan sebenarnya dan selengkapnya. Sementara itu, opini merupakan pendapat atau pikiran mengenai suatu hal, pertimbangan, atau saran. Opini menurut Kosasih (dalam Isti’anah 2013:15) adalah pendapat, pikiran, atau pendirian. Opini merupaka pendapat, pikiran dan anggapan seseorang tentang sesuatu dan belum tentu kebenarannya karena masih bersifat subjektif. Menurut Priyatni dkk (2008:142) opini adalah pernyataan yang belum tentu kebenarannya, berdasarkan pendapat pribadi seseorang atau cara pandang seseorang.

Penelitian “Keefektifan Penerapan Model Dua Tinggal Dua Tamu dalam Pembelajaran Membedakan Fakta dan Opini Teks Editorial pada Siswa Kelas XII SMK N 4 Pati Tahun Ajaran 2022/2023” ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

Variabel yang ada dalam penelitian  “Keefektifan Penerapan Model Dua Tinggal Dua Tamu Dalam Pembelajaran Membedakan Fakta dan Opini Teks Editorial pada Siswa Kelas XII SMK N 4 Pati Tahun Ajaran 2022/2023” ini adalah ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model Dua Tinggal Dua Tamu. Sementara itu, variabel terikatnya adalah pembelajaran membedakan fakta dan opini teks editorial pada siswa kelas XII SMK N 4 Pati. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMK N 4 Pati yang melakukan pembelajaran membedakan fakta dan opini teks editorial.

Dari analisis data hasil penelitian diketahui bahwa Model Dua Tinggal Dua Tamu memberikan efek atau pengaruh yang baik dalam pembelajaran membedakan fakta dan opini teks editorial bagi siswa kelas XII SMK N 4 Pati. Pengaruh baik tersebut ditunjukkan dengan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil tes siswa yang menerima pembelajaran melalui model tersebut dengan hasil tes siswa yang menerima pembelajaran dengan metode ceramah.

Sebelum menerima perlakuan berupa pembelajaran, kedua kelompok tersebut masing-masing mendapatkan tes awal yang disebut dengan pre test. Tes awal antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sama yaitu dua puluh butir tes pilihan ganda. Setelah mendapatkan tes awal yang sama, baru kemudian kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan yang berbeda. Perlakuan tersebut berupa pembelajaran membedakan fakta dan opini pada teks editorial dengan model Dua Tinggal Dua Tamu bagi siswa kelas eksperimen dan pembelajaran membedakan fakta dan opini dengan metode ceramah bagi siswa kelas kontrol. Setelah diberi perlakuan yang berbeda, kedua kelompok tersebut kembali mendapatkan tes yang disebut tes akhir atau post test. Baik tes awal maupun tes akhir keduanya merupakan satu bentuk tes yang sama.

Berkaitan dengan hasil tes kemampuan membedakan fakta dan opini teks editorial, siswa yang menerima pembelajaran dengan model Dua Tinggal Dua Tamu mampu memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menerima pembelajaran hanya dengan metode ceramah. Siswa yang menerima pembelajaran dengan metode ceramah memperoleh nilai rata-rata yaitu , sedangkan siswa yang menerima pembelajaran dengan model Dua Tinggal Dua Tamu mampu menghasilkan nilai rata-rata . Sebelum mendapatkan perlakuan, nilai rata-rata masing-masing kelompok adalah  untuk kelompok kontrol dan  untuk kelompok eksperimen.

Nilai rata-rata hasil tes tersebut menunjukkan bahwa perlakuan yang berupa pembelajaran membedakan fakta dan opini teks editorial dengan metode ceramah tidak memberikan pengaruh yang baik bagi siswa. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya peningkatan yang berarti antara sebelum dan sesudah mendapat perlakuan. Sementara itu, model Dua Tinggal Dua Tamu mampu memberikan efek atau pengaruh yang baik bagi siswa dengan meningkatnya hasil tes antara sebelum dan sesudah menerima perlakuan. Hasil tes dari kedua kelompok sebelum mendapat perlakuan adalah cenderung sama, dan hasil tes dari kedua kelompok tersebut memiliki perbedaan yang signifikan setelah mendapat perlakuan. Perbedaan tersebut tentunya dipengaruhi oleh adanya penerapan model Dua Tinggal Dua Tamu dalam pembelajaran membedakan fakta dan opini. Dengan demikian, Ha yang menyatakan bahwa “terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes kemampuan membedakan fakta dan opini di kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diterapkan model Dua Tinggal Dua Tamu” dapat diterima.

Model Dua Tinggal Dua Tamu sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran membedakan fakta dan opini teks editorial pada siswa kelas XII SMK Negeri 4 Pati tahun ajaran 2022/2023. Keefektifan model Dua Tinggal Dua Tamu memberikan pengaruh yang positif bagi siswa kelas XII SMK Negeri 4 Pati tahun ajaran 2022/2023 dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran membedakan fakta dan opini teks editorial. Dengan diterapkannya model Dua Tinggal Dua Tamu dalam pembelajaran membedakan fakta dan opini teks editorial pada siswa kelas XII SMK Negeri 4 Pati tahun ajaran 2022/2023, tujuan pembelajaran dapat dicapai secara lebih mudah tanpa adanya kesulitan yang berarti. Dibandingkan dengan penggunaan metode ceramah, keefektifan model Dua Tinggal Dua Tamu lebih mampu menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kondusif, menyenangkan, dan bermakna.

Penulis : Erlinda Kusuma Wardani, S.Pd Guru di  SMK Negeri 4 Pati, Pati – Jawa Tengah

DAFTAR PUSTAKA

  • Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
  • Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Eko. 2011. Pembelajaran Kooperatif Model Two Stay Two Stray (online). http://www.ras-eko.com/2011/05/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-two.html. Diakses pada 8 April 2014.
  • Hasan, M. Iqbal. 2009. Pokok-Pokok Materi Statistika 1. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Isti’anah, Lina. 2013. Efektifitas Model Think Pair and Share dalam Pembelajaran Membaca Intensif untuk Membedakan Fakta dan Opini pada Siswa Kelas IX SMP N 1 Wanayasa Kabupaten Banjarnegara Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi Sarjana Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra. Semarang: IKIP PGRI Semarang.
  • Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
  • Ngatmini, Ika Septiana, dan Ekie Wulansari. 2012. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Semarang: IKIP PGRI Semarang Press.
  • Priyatni, Endah Tri dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia 2 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Purwanto, M. Ngalim. 2010. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosda
  • Sastromiharjo, Andoyo. 2007. Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas XI. Jakarta: Yudhistira
  • Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
  • Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.
  • Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Syaifurahman dan Tri Ujiati. 2013. Manajemen dalam Pembelajaran. Jakarta: Indeks.
  • Tim. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
  • Tim Edukatif. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
  • Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Related posts