RadarJateng.com, Pendidikan – Pendidikan anak usia dini memegang peranan yang sangat penting karena pendidikan anak usia dini merupakan fondasi dasar pembelajaran yang akan mengembangkan dan mengoptimalkan potensi-potensi yang telah dimiliki oleh anak. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Usia 4-5 tahun merupakan masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Anak akan mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensinya. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi lingkungan dan mengasimilasikan atau menginternalisasikan ke dalam pribadinya. Masa ini merupakan masa awal pengembangan kemampuan fisikmotorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Oleh karena itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangannya tercapai secara optimal. Tanda bahwa anak berkembang optimal terlihat pada perilaku sehari-hari yang pada gilirannya menjadi kebiasaan hidup
Perkembangan kognitif merupakan dasar bagi kemampuan anak untuk berpikir. Hal ini sesuai dengan pendapat Susanto, (2011) bahwa kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Jadi proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide belajar. . Pada tahap ini anak mulai mengenal dan memahami konsep bilangan sederhana. Anak dapat mengenal dan memahami dengan melihat benda-benda secara langsung.
Selanjutnya Witherington, (dalam Sujiono dkk, 2011) mengemukakan bahwa kognitif adalah pikiran. Kognitif (kecerdasan pikiran) dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi untuk memecahkan masalah. Sedangkan perkembangan kognitif adalah perkembangan pikiran. Pada dasarnya pengembangan kognitif dimaksudkan agar anak mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca indranya sehingga dengan pengetahuan yang didapatnya tersebut, anak akan dapat melangsungkan hidupnya dan mampu memberdayakan apa yang ada di dunia ini untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Melalui pengembangan kognitif, fungsi pikir anak dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi dan memecahkan masalah, Bermain dengan benda-benda konkrit bukan saja dapat mengembangkan kognitif anak namun juga dapat memberikan pengaruh terhadap semua aspek fisik motorik, sosial emosional, nilai moral dan bahasa serta asspek seni, namun kecerdasan yang berkembang dalam permainan benda-benda konkrit tersebut lebih dominan pada perkembangan kognitif anak anak sejak dini, dimana bisa kita ketahui bahwa kecerdasan kemampuan membilang adalah kemampuan anak menggunakan angka dengan baik dan melakukan perhitungan dengan benar.
Dalam pendidikan anak usia dini, pendidikan dan pembelajaran yang diberikan kepada anak itu berbeda-beda dengan adanya kegiatan 24 bermain benda-benda konkrit maka pembelajaran anak usia dini tidak akan membosankan. Dalam hal ini penulis menggunakan Media bahan alam yang dipilih dalam bentuk biji-bijian yaitu biji jagung, biji kedelai dan biji asam jawa/klungsu, karena dapat digunakan untuk media berhitung, disamping itu media tersebut sudah tidak asing bagi anak–anak sehingga lebih mudah untuk dieksplorasi. Selain itu kegiatan dengan menggunakan media biji-bijian tidak hanya untuk mengembangkan kemampuan mengenal konsep bilangan tetapi juga dapat melatih kemampuan menjumput dan juga mengklasifikasi biji-bijian.
Contoh kegiatannya sebagai berikut :
- Guru menyediakan beberapa kartu angka 1 – 10
- Guru menyiapkan biji-bijian seperti biji jagung, biji kedelai, dan biji asam jawa / klungsu
Cara bermainnya sebagai berikut :
Anak mengambil salah satu kartu angka contohnya (angka 8) lalu anak disuruh mengambil salah satu biji-bijian tersebut diatas lalu menghitung sebanyak jumlah angka yang di ambil pada kartu angka tersebut.
Penerapan media biji-bijian memberikan hasil kemampuan mengenal konsep bilangan 1-10 anak PAUD. Melalui permainan tersebut anak-anak tidak merasa terbebani dalam belajar yang mengharuskan dengan menggunakan buku dan pensil saja.
Semoga bermanfaat.
Penulis Mardhiyah, S. Pd Guru TK Pertiwi Kadilangu, Kec.Trangkil Kab.Pati – Jawa Tengah