RadarJateng.com, Pendidikan – Pada anak usia dini perkembangan motorik merupakan hal yang penting menurut Dini P Daeng Sari (1996 : 121) menyatakan bahwa motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan otot-otot kecil yang menuntut koordinasi mata dan tangan serta pengendalian gerak yang memungkinkannya melakukan ketepatan dan kecepatan dalam gerak.
Sejalan dengan pendapat diatas, Sumantri (2005 : 143) menyatakan bahwa keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan. Dan menurut Magill A. Richard (Sumantri 2015 : 143) keterampilan ini melibtkan koordinasi neurumusculer (Syaraf otot) yang memerlukan ketepatan derajat tinggi untuk berhasilnya keterampilan ini. Keterampilan jenis ini sering disebut sebagai keterampilan yang memerlukan koordinasi mata dan tangan (hand eye coordination) menulis, menggambar, membentuk, bermain piano adalah contoh keterampilan tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan motorik halus adalah penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jari jemari dan tangan yang membutuhkan kecermatan, ketepatan, kerapian dan koordinasi mata dan tangan yang membutuhkan ketepatan dan kerapian.
Dengan belajar sambil bermain dengan media tanah liat, sangat tepat untuk langkah awal pembentukan kreativitas karena diawali dengan proses melemaskan tanah liat dengan meremas, merasakan, menggulung, memipihkan dan lain-lain menggunakan jari jemari anak. Dan saat menggunakan media tanah liat dalam pembelajaran anak diberikan kesempatan untuk bereksperimen dan bereksplorasi secara luas terhadap media tersebut.
Fungsi Tanah Liat sebagai media pembelajaran:
- Membangun daya imajinasi, koordinasi dan keseimbangan motorik anak
- Melatih kreativitas pada anak usia dini
- Membuat karya seni merupakan keriangan dengan proses yang menarik
- Melatih ketekunan, kerapihan dan kesabaran.
Membutsir dengan tanah liat dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak karena sifat bahan tanah liat yang elastis sangat memungkinkan digunakakan untuk mengeksplorasi bentuk-bentuk spontan yang dbuat. Tanah liat merupakan bahan yang sederhana dan mudah didapat, selain itu tanah liat juga mudah dibentuk artinya kita dapat berkreasi menggunakan tanah liat. Dan tanah liat adalah bahan alam yang telah dijadikan adonan yang lentur atau siap digunakan untuk membentuk. Kelenturan dan kepadatan adonannya akan mempengaruhi hasil yang sudah dibuat yaitu tidak mudah retak atau pecah pada saat proses pengeringan.
Sifat elastis memudahkan pembetukan, misalnya dengan hanya digenggam, dipijit, ditekan dan seterusnya ; sentuhan rasa tekstur bahan yang lunak dan dingin dapat dirasakan ditangan menjadikan akrab untuk dijadikan “mainan” yang kreatif.
Sebelum dibentuk, tanah liat sebaiknya dibersihkan dahulu dari butiran batu atau pasir yang kasar, lembutkan adonannya dengan tangan jika terlalu lembek biarkan (diangin-anginkan) hingga kadar airnya berkurang, dan jika dipegang tanah tidak lengket pada tangan kita. Sebagai ppermulaan guru menunjukkan benda konkrit untuk diperlihatkan pada anak misalnya gelas dan piring, guru menyiapkan bahan tanah liat yang sudah berupa balok atau bulatan agak besar dan diberikan pada anak. Kemudian guru membuat gelas dan piring sesuai dengan contoh yang ada, kemudian anak diajarkan untuk membuat bentuk yang sama dengan contoh atau membuat bentuk lain sesuka anak.
Guru membebaskan apapun yang dibuat anak sesuai sub tema, guru tidak boleh membatasi atau menyalahkan apapun yang dibuat anak agar kreatif mereka dapat berkembang. Setiap tahapan yang sudah dibuat oleh anak hendaknya diberikan penguatan oleh guru misalnya rapikan, haluskan dan sebagainya. Untuk mengatasi kotornya tanah liat, meja atau media apapun itu dialasi oleh plastik atau Koran dan disediakan tempat cuci tangan beserta lap agar suatu pembelajaran selesai anak dengan mudah dapat segera membersihkan tangannya. Dengan stimulus yang diberikan guru, anak dapat terpacu untuk membuat kreativitas sesuai dengan idenya, dan diluar dugaan anak-anak dapat mengeksplorasikan karyanya melalui jari jemari mereka sehingga hasil yang didapat anak dapat membentuk tanah liat tersebut menjadi bentuk piring, cangkir, mangkuk, vas bunga, membuat nama sendiri, bentuk bulatan-bulatan, bentuk hati dan yang lainnya dalam bentuk miniatur.
Selain itu, melalui media tanah liat, anak dapat mencetak bentuk-bentuk binatang, sebelum dicetak anak dapat mengepal-ngepalkan dan memipihkan tanah liat tersebut dengan jari jemari seperti membuat adonan kue setelah itu dipipihkan hingga merata kemudian dicetak sesuai bentuk cetakan-cetakan. Semua karya yang dihasilkan, anak membuatnya dengan rasa senang dan bahagia.
Dengan penggunaan media tanah liat, tidak hanya aspek motorik halus saja yang berkembang namun ada beberapa aspek juga yang ikut berkembang contohnya seperti perkembangan seni anak dapat menghasilkan karya, secara sosial emosional anak dapat sabar menyelesaikan karyanya, dalam aspek kognitif anak dapat mencetak bentuk besar dan kecil, dalam perkembangan bahasa anak dapat menceritakan hasil karyanya dan dalam aspek nilai agama dan moral anak dapat mengetahui bahwa tanah liat adalah ciptaan Tuhan.
Semoga info ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Penulis : Yohana Suharti Paskahriyani, S.Pd. Guru TK Yos Sudarso Purwakarta, Kelurahan Nagri Tengah, Kec. Purwakarta, Jawa Barat.