RadarJateng.com, Pendidikan – Seorang guru di abad 21 dituntut untuk selalu melakukan akselerasi terhadap perkembangan informasi dan juga komunikasi. Teknologi yang semakin maju perlahan tapi pasti masuk ke dunia pendidikan. Hal tersebut memicu seorang guru untuk terus belajar menjadi kreatif dan inovatif, sehingga dapat tampil prima dalam menjalankan perannya di dalam kelas.
Pekerjaan seorang guru kerap disamakan dengan dalang dalam sebuah pertunjukan wayang. Keduanya sama-sama mempunyai peran penting dalam menghidupkan suasana dan memainkan tokoh yang dimainkan. Dalam membimbing, mengarahkan, dan sekaligus mendidik, aksi seorang guru menjadi sangat vital dalam mendesain pembelajaran karena hal tersebut sangat berpengaruh pada outcome yang akan dimiliki peserta didiknya.
Namun mengajar bukanlah satu-satunya tugas yang harus dilaksanakan seorang guru. Banyak pekerjaan yang menanti setelah jam pembelajaran berakhir, salah satunya adalah beban administrasi. Kelengkapan administrasi juga sangat berkaitan erat dengan keprofesionalitasan seorang guru. Namun apakah mungkin seorang guru menciptakan kegiatan pembelajaran yang maksimal dan memenuhi kriteria disamping harus menyelesaikan tugas administrasi yang se-abreg?
Untuk menjawab pertanyaan diatas, seorang guru perlu mencari cara untuk membantu meringankan pekerjaannya. Salah satunya dengan menggunakan sistem yang dirancang untuk pembelajaran dan sekaligus mengerjakan administrasi dalam satu tempat. LMS atau Learning Management System merupakan salah satu aplikasi e-learning yang memudahkan seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran secara daring, luring maupun hybrid. Tak hanya itu, software tersebut dikenal dapat membantu para guru dalam merencanakan dan membuat silabus, mengelola bahan pembelajaran, mengelola aktivitas belajar peserta didik, mengelola nilai, merekapitulasi absensi peserta didik, hingga menampilkan transkrip nilai sebagai kelengkapan administrasi.
Hingga saat ini, ada banyak LMS yang sudah tersedia dan dapat digunakan bahkan dikembangkan oleh para guru. Beberapa contoh LMS yang kerap digunakan dalam bidang pendidikan, misalnya Schoology, Atutor, Moodle, Docebo, dan Chamilo. Guru dan peserta didik dapat menggunakannya secara cuma-cuma namun dengan fasilitas yang terbatas atau berbayar apabila ingin menggunakan fitur-fitur unggulan.
Beberapa keunggulan dari penggunaan LMS yang dapat dirasakan oleh guru dan peserta didik diantaranya adalah :
- Guru dan peserta didik dapat mengakses pembelajaran dimanapun dengan hanya menggunakan gawai mereka,
- Menciptakan pembelajaran yang minim kertas (paperless), biaya cetak dan photocopy,
- Mempermudah pekerjaan guru dalam menganalisis hasil belajar peserta didik,
- Mendesain pembelajaran yang menarik sesuai dengan kebutuhan peserta didik,
- Pembelajaran tidak hanya berisi teks tulisan namun dapat ditambahkan dengan media gambar, suara, animasi, video dan lainnya,
- Melatih kemandirian dan rasa tanggungjawab peserta didik,
- Setiap kegiatan pembelajaran dapat didokumentasikan dengan baik,
- Mempermudah interaksi guru dan peserta didik dalam pembelajaran jarak jauh.
Demikianlah ulasan seputar Learning Management System yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar dan membantu pekerjaan guru dalam memenuhi tuntutan administrasinya. Para guru dapat memilih jenis LMS mana yang sekiranya sesuai dengan kebutuhan di dalam kelas dan kemudahannya untuk digunakan. Semoga artikel ini bisa membawa kebermanfaatan untuk para guru cerdas abad 21 di Indonesia.
Penulis : Kisworo, S.Pd ( Guru Bahasa Inggris ) SMP Negeri 2 Ajibarang, Kabupaten Banyumas – Jawa Tengah