Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Dengan Menggunakan Media Buku Cerita Bergambar.

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Dengan Menggunakan Media Buku Cerita Bergambar

RadarJateng.com, Pendidikan Bahasa merupakan sarana komunikasi yang sangat vital di kehidupan manusia. Tujuan komunikasi itu sendiri untuk menyampaikan pikiran atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Berkomunikasi dapat dilakukan dalam bentuk bahasa lisan, bahasa tulis, bahasa isyarat tangan dan sebagainya. Bagi anak normal hal ini perlu latihan untuk menguasainya, terlebih bagi anak Tunarungu yang memiliki banyak kekurangan. Anak Tunarungu memiliki kekurangan salah satu kemampuan yang sangat penting yaitu untuk mengembangkan keterampilan berbicara dan berbahasa. Untuk meningkatkan keterampilan berbicara dapat ditempuh dengan menceritakan kembali sebuah cerita. Di sisi lain, untuk meningkatkan keterampilan berbicara dengan menceritakan kembali terutama bahasa Inggris dibutuhkan suatu media. Mengutip pemikiran Azhar Arsyad (2018:3), mengemukakan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.

Melihat kenyataan yang ada di sekolah SLB Negeri Mandiraja, bahwa pembelajaran bahasa Ingris khususnya berbicara untuk anak siswa Tunarungu masih rendah. Hal ini terlihat dari berbagai aspek bicaranya antara lain, nada bicara anak tidak beraturan, ucapan bicara anak masih terputus-putus, terjadi penghilangan beberapa kata dalam bicaranya, dan susunan kata dalam kalimat bicaranya masih kacau atau dibolak balik.

Sebagian ahli berpendapat bahwa anak Tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan bahasa dan wicara. Gangguan bahasa merupakan kelainan dalam sistem atau kode komunikasi seperti kekurangan reseptif bahasa secara nyata. Sedangkan gangguan wicara merupakan masalah dalam produksi bahasa yang dapat diketahui dengan jelas dan merupakan pengubahan karakteristik atau perilaku khusus yang merintangi produksi vocal (Abdul Hadis 2019:19).

Read More

Beberapa karakteristik atau ciri yang ditunjukkan oleh anak yang mengalami kehilangan pendengaran tidak semuanya muncul dan dialami oleh anak yang mengalami pendengaran. Boothroyd (dalam Abdul Hadis 2019:21) berpendapat bahwa anak yang mengalami kehilangan pendengaran dicirikan oleh adanya masalah sensorik yang dialami oleh anak yang ditandai dengan adanya gangguan perceptual, wicara, komunikasi, kognitif, sosial, emosional, pendidikan, intelektual dan vokasional.

Keterampilan berbicara pada anak Tunarungu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulis, mempertajam kepekaan perasaan, meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar, serta kemampuan memperluas wawasan. Dengan kemampuan itu, siswa Tunarungu diharapkan tidak hanya mampu memaharni informasi yang disampaikan secara langsung, tetapi juga memaharni informasi yang disampaikan secara tidak langsung. Keterampilan berbicara juga diperlukan anak Tunarungu dalam menunjang keberhasilan pekerjaan. Hal ini memerlukan beberapa teknik yang diterapkan dalam pengajaran berbicara, yaitu merangkum/ meringkas dan menceritakan kembali.

Vero dan widyamartaya (2017:11) mengemukakan bahwa meringkas bacaan bertujuan menguji kemampuan siswa untuk menemukan butir-butir penting dalam sebuah bacaan dan menyusunnya kembali menjadi sebuah ringkasan yang baik. Dengan begitu apa yang akan disampaikan oleh anak tunarungu akan lebih tertata. Dan lawan bicara baik yang mendengar maupun sesama tunarungu akan lebih memahami apa yang ingin disampaikan.

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Dengan Menggunakan Media Buku Cerita Bergambar

Menceritkan kembali menurut Poerwadarminta (2017:202), adalah menuturkan sesuatu cerita. Dengan menuturkan kembali cerita atau informasi yang di serap oleh anak tunarungu kepada lawan bicara akan menimbulkan komunikasi dua arah. Dimana informasi yang disampaikan akan menjadi pemancing timbal balik dari lawan bicara.

Abdul Wahid (2018), mengartikan media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan peserta didik, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Media digunakan dalam pembelajaran sebagai perantara agar siswa mampu memahami isi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dalam hal ini kita dapat menggunakan media buku cerita bergambar.

Menurut Khissoga, R. H. (2022), media buku cerita bergambar adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yang memberikan pengalaman visual kepada anak dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang komplek  yang  abstrak  menjadi  lebih  sederhana,  konkrit  dan  mudh  dipahami. Buku cerita bergambar akan berhasil dengan efektif, apabila disesuaikan dengan faktor kematangan anak, tujuan yang akan dicapai, dan teknik penggunaan dalam situasi belajar.

Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengajar ketrampilan berbicara  bahasa Inggris dengan media buku cerita bergambar untuk anak Tunarungu:

  1. Guru melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP dan menjelaskan apa yang akan dilakukan pada pembelajaran untuk membangun komunikasi dan memotivasi siswa, Pastikan semua siswa melihat wajah guru.
  2. Menjelaskan tentang isi dari cerita bergambar dan menjelaskan bagaimana cara merangkum dan menceritakan kembali isi cerita, siswa dapat menanyakan kembali yang belum dipahami dari cerita.
  3. Ketika merangkum biarkan anak bereksplorasi dengan menggunakan kamus khusus bahasa inggris baik cetak maupun elektronik, online maupun offline.
  4. Siswa merangkum isi cerita dan menyajikannya di depan kelas, guru memberikan damping kepada siswa ketika mengkomunikasikan hasil kerja mereka,
  5. Guru memberikan revisi apabila siswa masih belum dapat menceritakan kembali isi cerita dengan baik dan masih terdapat kesalahan dalam menjawab soal tentang isi cerita, guru juga dapat memberikan bimbingan kembali secara individu.

Selain langkah-langkah diatas keberhasilan guru untuk meningkatkan ketrampilan anak Tunarungu dalam mengajar bahasa Inggris juga ditentukan oleh beberapa hal antara lain:

  1. Guru menyampaikan materi tentang keterampilan berbicara guru harus menggunakan media yang sesuai dengan materi pengajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
  2. Kreasi dan kreatifitas guru yang mana sangat dibutuhkan dalam penentuan dan penggunaan media pembelajaran agar siswa lebih tertarik, sehingga hasil yang diperoleh lebih optimal.
  3. Guru bekerjasama dengan orangtua murid menyediakan buku cerita bergambar di rumah, dan mengarak siswa untuk menceritakannya kembali, sehingga proses pembelajaran tidak terhenti hanya di kelas saja.
  4. Siswa harus senantias meningkatkan keterampilan berbicara dengan giat berlatih dan lebih percaya diri.

Demikianlah penjelasan tentang cara meningkatkan ketrampilan berbicara siswa Tunarungu dengan menggunkan media buku cerita bergambar, yang dapat diaplikasikan di Sekolah baik Sekolah Inklusi maupun Sekolah luar Biasa.

Penulis : Rima Ramadhani, S.Pd,  SLB Negeri Mandiraja, Banjarnegara – Jawa Tengah

Bahan bacaan:

Arsyad, Azhar. 2018. Media Pembelajaran. Devisi Buku Perguruan tinggi. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada.

Hadis, Abdul. 2019. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus-Autistik. Bandung: Alfiabeta..

Vero Sudiati, A. Widyamartaya, 2017. Terampil Meringkas. Penerbit Kanisius.

Wahid, Abdul. “Pentingnya Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar”. ISTIQRA’: Volume V Nomor 2 Maret 2018.

Khissoga, R. H. (2022). PELATIHAN PENGGUNAAN BUKU CERITA ANAK DWIBAHASA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS DASAR (STUDI KASUS DI RA. AL-HIDAYAH 1 POKAAN SITUBONDO). MIMBAR INTEGRITAS: Jurnal Pengabdian, 1(2), 205-216.

Related posts