RadarJateng.com, Pendidikan – Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 1 butir 14 Pendidikan Anak Usia Dini yakni, “Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Sebab itu pendidikan anak sedini mungkin dianggap perlu dilakukan, termasuk dibidang agama dan moral khususnya pembelajaran Al-Quran.
Usia prasekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak. Salah satu kemampuan anak yang perlu dikembangkan adalah kemampuan dasar bahasa Arab sebagai bahasa dalam Al-Quran. Pada anak usia prasekolah kemampuan bahasa Arab ditekankan pada pengenalan huruf-huruf hijaiyah, dengan menggunakan media yang tepat agar stimulasi yang diberikan dapat terekam pada ingatan anak.
Pengenalan huruf hijaiyah merupakan kunci dasar mampu mebaca Al-Quran dan hadist. Huruf itu bagi umat muslim menjadi dasar dalam memahami kedua pokok kehidupannya. Hijaiyah atau sering dikenal sebagai huruf arab yang berjumlah 29 huruf.
Bagi muslim di Indonesia, keharusan terhadap mengenal huruf hijaiyah tak berbeda dengan yang lainnya. Kenyataan, penguasaan terhadapnya masih perlu disebarluaskan secara merata, maka anak usia dini hendaknya diajarkan bagaimana cara mengenal huruf hijaiyah dengan menggunakan metode ataupun media yang tepat, karena berkaitan dengan makna yang terkandung dalam bacaan Al-Quran. Pendidikan Al-Quran yang dilakukan sejak dini secara baik dan benar, akan menghasilkan bacaan Al-Quran yang berkualitas, bahkan menjadi model untuk memahami isi dari Al-Quran secara benar.
Pada awalnya di lembaga kami kemampuan anak dalam mengenal huruf hijaiyah masih rendah, sebab guru masih menerapkan metode privat iqro, baca simak dengan cara anak mengantre, sesuai dengan halaman jilid anak, hal ini cenderung membuat anak pasif dan kurang tertarik.
Oleh karena itu kami mencoba menggunakan media Busy Book sebagai salah satu upaya dalam mengenalkan huruf hijaiyah pada anak. Busy book adalah media yang terbuat dari kain flanel yang dibentuk menjadi buku dengan warna-warna yang cerah, berisi aktivitas permainan sederhana yang disesuaikan dengan anak serta mampu merangsang kemampuan motorik halus anak.
Beberapa pertimbangan yang mendasari pemilihan busy book dalam pembelajaran mengenal huruf hijaiyah adalah: 1) Busy book dapat meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak, 2) Merangsang rasa ingin tahu anak dengan cara menghibur,3) Mendorong kemampuan motorik, keterampilan serta emosional anak, 4) Dapat menstimulasi motorik anak misalnya mampu mencocokkan gambar, bentuk, atau membedakan permukaan kasar/halus, 5) Melatih kesabaran anak dan membuat emosi anak menjadi stabil, 6) Serta yang paling utama yaitu anak akan menjadi sibuk dengan media busy book hal ini dikarenakan dapat mengalihkan anak dari televisi maupun ketergantungan pada gadget.
Dengan adanya media busy book ini mampu meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal huruf hijaiyah, sebab media ini menjadi sesuatu hal yang baru, anak lebih antusias, aktif, tidak cepat bosan, lebih tenang karena sibuk bermain busy book hijaiyah ketika bermain dan belajar.
Penulis, Diyah Kusmawati, S.Kep, S.Pd TK ABA 4 Jayan Borobudur, Kabupaten Magelang – Jateng
